Gantungan Kunci Tua
Di ceritakan seribu tahun sebelum tahun 2015 hidup lah seorang bangsawan yang sangat dermawan dengan seorang istri yang cantik serta lemah lembut pula tutur katanya. Mereka juga sangat kaya raya, rumah megah bak istana pun berdiri kokoh dengan di kelilingi pelayan-pelayan yang sangat setia dan hidup seperti bak di cerita cerita dongeng.
Setelah penantian lima tahun dari pernikahan mereka di karunia seorang anak kembar yang berjenis kelamin laki laki. Yang satu wajahnya mirip ibunya dan yang satu mirip ayahnya, adiknya diberi nama William dan abangnya diberi nama Darwin. Hidup serasa lengkap bagi sepasang bangsawan muda, seperti Tuhan selalu berpihak kepada mereka.
*****
5 Tahun kemudian.
Seorang pembantu wanita sedang mengejar anak kecil yang sangat tampan berusia 5. “Tuan muda William makan dulu, jangan lari lari terus,” pengasuh William terengah-engah sambil menyuapinya makan.
Ibunya yang cantik dan penuh kehangatan hanya tersenyum melihat kenakalan anaknya yang saat itu sangat menggemaskan. Sedangkan Darwin sosok yang sangat jauh berbeda dengan William, Darwin mempunyai sosok yang sangat pendiam dan patuh.
Seorang wanita yang sangat cantik tengah duduk anggun dengan bibir yang terus tersenyum.
“William! sini nak duduk dekat Ibu.” panggil wanita cantik tersebut.
Wanita muda dan cantik itu melambaikan tangannya sambil berkata, “Bibi sini makanan William biar saya saja yang memberi makan anak yang sangat tampan ini! bibi jaga Darwin saja.” Perintah istri bangsawan terhadap pelayannya yang di panggil bibi.
William berlari ke pangkuan ibunya, sedangkan pelayannya menjaga Darwin yang saat itu tengah bermain.
“Iya ibu!”
William menjawab ibunya sambil berlari dan duduk di pangkuannya.
Wanita yang sedang memangku seorang anak kecil yang tampan dengan tangan yang memegang piring yang berisikan lauk pauk tersenyum dan berkata. “William! William anak yang baikkan?” Tanya ibu nya lembut terhadap William sambil memasukkan satu sendok nasi beserta sayur ke dalam mulut kecil yang saat itu sangat menggemaskan.
William tuan muda tampan yang sedang duduk di pangkuan ibunya hanya mengangguk kepala menatap wajah ibunya dengan tatapan yang sangat imut dengan mulut yang penuh dengan makanan yang sedang di kunyah olehnya.
Wanita muda tersebut membelai lembut rambut bocah tampan, “Kalau gitu habisin makanannya dan jangan bermain dulu, selesai makan baru kita bermain sama kakak Darwin ya?” menatap wajahnya William dengan senyum yang sangat manis.
William mendengarkan perkataan ibunya dan menghabiskan seluruh makanan yang ada di piring.
Ibu William meletakkan piring di meja, “Anak pintar, sekarang kita bermain dengan kakak yuk!” dengan tangan yang lembut memegang pergelangan tangan bocah kecil yang tampan.
Ibunya berbalik badan memandang ke arah seorang pelayan rumah.
“Bibi nanti tolong bereskan ya? Saya dan anak-anak mau ke taman belakang dulu.” Dengan kedua tangan yang masing-masing memegang tangan anak laki-laki yang begitu sangat imut.
Ibu itu pun mengajak ke dua anaknya untuk bermain di taman belakang dan bermain dengan penuh kehangatan, betul-betul bak di cerita dongeng.
Bukan hanya rumah dan seisi rumah saja yang begitu indah dan mewah, di taman belakang rumah juga begitu indah dengan rumput-rumput dan pepohonan hijau.
Kicauan burung yang melantukan suara yang sangat begitu indah. Angin yang sejuk menghempas ke wajah, rambut dan badan, serta suara air yang terus mengalir di sebuah kolam renang seperti suasana di desa dan seakan-akan ingin terus berlama-lama di taman itu.
William dan Darwin terus bermain hingga tiba matahari mulai memancarkan sinarnya di atas kepala mereka yang kala itu sedang asik duduk di taman.
Wanita yang di panggil dengan nama ibu itu melambaikan tangannya ke arah kedua anak kecil yang sangat tampan.
“William! Darwin! mari masuk nak, karena matahari sudah sangat terik dan mari kita makan siang dulu." Terdengar suara yang sangat lembut terlontar dari bibir wanita yang di sebut dengan nama Ibu.
Wanita yang di sebut dengan ibu itu berdiri menatap ke arah wanita yang memakai baju pelayan. “Bibi nanti tolong beresin, mainan anak-anak dan teman bibi yang lain mana?” Tanya istri bangsawan dengan lembut.
“Ada di dalam nyonya, mereka sedang memasak dan lainnya sedang mengerjakan tugasnya masing-masing?” Jawab bibi pertama dengan kepala yang menunduk.
Wanita cantik dengan kedua putra yang tampan pun masuk ke dalam rumah. William yang saat itu super aktif dia tidak ingin menggandeng tangan ibunya ketika sedang berjalan. William terus berlari dan berlari meninggalkan ibu dan kakaknya di belakang.
Sedangkan kakaknya Darwin selalu menggenggam sebelah tangan ibunya ketika berjalan.
Mereka pun masuk ke dalam rumah. Sesampainya di dalam rumah makanan sudah tersaji di atas meja makan.
“Nyonya masakannya sudah matang dan silahkan di makan.” Bibi ke 2 berbicara sambil menyajikan makanan di piring istri bangsawan tersebut, sebut saja nyonya Kayla.
Kayla menarik kursi, “Terima kasih ya bibi, sementara saya makan dulu dan tolong anak-anak di jaga dan tolong suapi mereka makan." dengan tangan yang mengambil satu persatu makanan yang berada di atas meja.
******
Suami nyonya Kayla yaitu tuan Haris, jarang tinggal di rumah. Di sebabkan suaminya itu sering pergi ke tempat-tempat yang di mana tempat itu memiliki suatu benda seperti benda kuno dan antik.
Suaminya Haris hobi mengoleksi benda-benda antik atau menjual beli barang antik pada saat itu. Haris yang kala itu sedang merantau untuk melihat benda-benda antik pun pulang ke rumahnya setelah satu tahun berkelana di luar rumah yang indah dan megah itu.
Pukul 09:30 malam.
Suara kereta kuda pun terhenti di depan rumah, anak-anak yang sedang bermain seketika menghentikan permainannya dan seolah-olah mereka yakin bahwa itu adalah ayahnya yang datang.
Dan benar saja.
Seorang anak kembar sedang bermain bersama ibunya di ruang tamu. Saat mendengar ada suara kereta kuda yang terhenti di depan rumah mereka.
Kedua anak kembar itu melompat-lompat sambil berkata. “Ayah! ayah! ayah!!” Teriak William dan Darwin dari ruang tamu dan berlari ke depan pintu rumah.
Kayla hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya dan mengikuti mereka dari belakang.
William berlari mendekati Kayla.
“Ibu! ibu cepat buka pintu!" terdengar mungil William sambil menarik gaun ibunya.
Kayla membukakan pintu, lalu benar saja kereta kuda yang terhenti itu adalah suaminya yaitu Haris, ayah William dan Darwin. Dengan rasa penuh kebahagian Haris berdiri di depan pintu rumah dan tersenyum ketika melihat istri dan anaknya menyambut di depan pintu rumah.
Kedua anak kembar itu pun berlari, “Ayaaah!” Terdengar suara teriakan dari mulut mungil William dan Darwin sambil memeluk masing-masing kaki Ayahnya.
Haris berjongkok, “Anak-anakku yang tampan.” Terdengar suara lembut Haris sambil memegang dagu ke dua anak laki-lakinya.
Kayla mendekati Haris, “Sayang kamu pasti lelah sini barang-barangnya aku bawa.” ucap lembut Kayla sambil mengambil sebagian barang-barang bawaan Haris.
****
DI RUANG TAMU.
Haris dan kedua anak kembarnya tengah duduk di ruang tamu.“William, Darwin ke sini nak, ayah sangat rindu sama pangeran-pangeran kecil ayah yang tampan ini.” ucap Haris memanggil anak kembarnya.
William dan Darwin pun berlari dan berkata. “Iya ayah.” berlari kecil naik kepangkuan Haris.
Haris membelai lembut rambut kedua anak kembarnya, “Anak ayah sudah besar ya ? Ayah kangen sekali pada kalian.” Haris memeluk ke dua anaknya dan mencium pipi mereka berdua secara bergantian.
Kayla berjalan mendekati Haris dengan tangan yang memegang satu cangkir teh hangat.
“Sayang minum tehnya dulu." Memberikan teh hangat ke Haris.
Kayla duduk di samping Haris, "Apakah tidak sebaiknya kamu mandi dulu biar lebih segar.” sambil menatap wajah letih yang di sembunyikan oleh Haris di depan kedua anak kembarnya.
Haris membelai lembut kedua rambut anak kembarnya, “Tidak perlu sayang, capek aku sudah hilang.” memeluk dan mencium William dan Darwin.
Tawa canda pun terlepas dengan begitu indahnya di keluarga kecil yang hangat itu. Hingga William melihat ada gantungan kunci kuno yang keluar sedikit dari tas ayahnya. William pun memandangi kunci tersebut dan membuat dia bertanya kepada ayahnya.
“Ayah apakah itu.” tunjuk William ke arah tas Haris.
Seketika tawa canda itu terhenti Haris menjawab. “Yang mana nak?” tanya Haris menatap wajah anaknya.
“Itu ayah yang keluar dikit dari tas ayah?” William turun dari pangkuan ayahnya dan mengambil tas ayahnya dan memberikan tas itu ke Haris.
Haris mengeluarkan gantungan kunci tersebut.
“Ini nak! Ini gantungan kunci namanya. Sebenarnya sudah ada yang menginginkannya tapi jika William mau ayah bisa memberikannya kepada kamu.” Jawab lembut Haris sambil mengacak-acak rambut William.
“Mau ayah William mau. Terima kasih ayah” ucap William sambil mengecup pipi Haris dan kemudian pergi meninggalkan mereka yang kala itu masih duduk di ruang tamu.
Haris memalingkan wajahnya menatap wajah anak yang terlihat diam dan berwibawa. “Darwin kamu mau apa nak?” Tanya Haris ke anak yang satunya.
Darwin menggelengkan kepalanya, “Tidak ayah tidak ada.” Sahut Darwin dengan nada yang terdengar begitu menggemaskan.
Kayla menolehkan wajahnya memandang Haris. “Sayang jika sudah ada yang menginginkan gantungan kunci kuno itu kenapa kamu tidak memberikannya saja. Untuk William kan bisa nanti ibu beri penjelasan.” Ucap lembut Kayla ke Haris.
Haris menggelengkan kepalanya, menatap wajah William. “Sudah tidak mengapa sayang, gantungan itu tidak di miliki siapa pun lagi selain anak kita William. Gantungan itu dulunya punya bangsawan kuno dan di tempah sedemikian khusus dari pembuat yang ahli dan tidak sembarangan membuatnya. Meskipun kita kehilangan mendapatkan uang 100 juta dollar aku tidak mengapa. Sudah mulai larut malam, mari tidur kan anak-anak dan aku ingin mandi dulu.” Ucap Haris kemudian bangkit dari duduknya.
Haris berjongkok dengan kedua tangan yang di bentang lebar. “Darwin, William sini cium ayah dulu.”
Haris mengecup hangat satu persatu kening anak kembarnya.
“Muah! muah! Tidur yang nyenyak yang pangeran-pangeran tampan ayah."
Kayla yang sedang berdiri di samping Haris menghampiri William dan Darwin. “Ayo sayang kita ke kamar.” Kayla memegang tangan kedua putra kembarnya kemudian berjalan melangkahkan kakinya menuju kamar putra kembarnya.
Di kamar William dan Darwin.
Kayla yang sedang duduk di tepian ranjang membelai lembut secara bergantian rambut pitra kembarnya.
“Sayang tidur yang nyenyak ya anak-anakku, buat William gantungan itu tak ternilai harganya ibu berharap kamu bisa menjaganya dengan baik ya?” Kayla mengecup kening anaknya kemudian menyelimuti dan pergi keluar dari kamar William dan Darwin.
William yang kala itu masih terpesona melihat gantungan kunci kuno itu pun terus terpanah menatapnya hingga ia tertidur.
******
15 tahun kemudian.
...Ilustrasi William dan Darwin yang sudah tumbuh dewasa....
William dan Darwin pun sudah tumbuh besar menjadi laki laki yang tampan serta gagah berani. Kayla dan Haris semakin tua, masing-masing anak mereka di didik sesuai apa yang anak mereka inginkan.
William dan Darwin memiliki hobi nya masing-masing. William hobinya mengikuti jejak ayahnya seperti pergi ke pertemuan penting untuk membahas dan membeli barang-barang kuno. Bukan itu saja William juga menjual barang itu ke para petinggi lain tertentu dan menjual mahal atas pencariannya.
Sedangkan Darwin, ia membuka toko baju yang menjual desain-desain baju yang sangat mewah untuk para bangsawan.
Toko Butik.
Darwin yang sedang berdiri dengan tangan yang memegang beberapa gantungan baju berkata, “Ibu! William sudah lama tidak pulang, apakah dia tidak rindu kepada ibu dan Darwin.” Tanya Darwin yang kala itu sedang berada di toko baju sambil menyusun pajangan.
Kayla mendekati Darwin. “Darwin! William itu pergi bersama ayah. Kamu jangan kuatir ya nak?” ucap lembut Kayla dengan kulit yang mulai menua mengacak rambut Darwin.
****
Di tempat pertemuan.
Dil!
Dil!
Dil..!
Tap!!
Tap (suara ketukan palu)
Terlihat seorang pria yang sedang berdiri di depan Podium mengangkat tangan. “Oke lukisan ini terjual oleh bapak William dengan harga 50 juta dolar."
Lagi-lagi seperti angin segar dan hoki yang tak pernah putus. William tidak pernah kalah dengan apa yang ia inginkan, hingga membuat dia banyak mempunyai musuh.
Diluar dari gedung itu William berjumpa dengan seorang pria bertopi dengan badan tinggi tak jelas wajahnya karena di tutupin oleh topi.
“Kali ini kamu menang disini, tapi kali ini juga aku tidak akan membebaskan kamu ingat itu.” Ucap lelaki bertopi tinggi itu ke William dan kemudian meninggalkan William.
William hanya tertegun menatap pria yang wajahnya di tutupi dengan topi.
Haris mendekati William. “Sudah nak mari kita pulang sudah setahun kita berkelana. Ibu pasti merindukan kita.” Haris yang berjalan sambil menepuk pundak William.
William dan ayah Haris pun pergi meninggalkan gedung itu untuk kembali ke rumah. Di tengah perjalanan melewati jalan yang seram hutan kanan dan kiri, tiba-tiba kereta kuda mereka di hadang. Supir kuda terpaksa mengerem mendadak.
Nyiiitt! suara kuda rem mendadak.
Wajah William sangat cemas menatap wajah ayahnya.“Ayah tidak apa-apa kan?”
Haris menggelengkan kepalanya, “Tidak apa-apa nak.” dengan tangan yang sudah berkeriput memegang keningnya.
Wajah William langsung berubah menjadi suram dengan tatapan tajam menatap ke arah supir yang mengendarai kuda.
“Ada apa di sana! Kenapa mengerem mendadak.” teriak William.
Supir kuda yang sudah terlihat tua memalingkan wajahnya menatap William. “Tuan lihat ke depan ada beberapa orang membawa senjata tajam dan menghadang kita" Terdengar suara laki-laki separuh baya yang sedang ketakutan.
William memegang tangan ayahnya. “Ayah di sini saja dulu, biar aku bereskan mereka semua.”
BERSAMBUNG..
TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA. 😉😉😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Love You
Jujur aku penasaran ingin membaca ini. Ketika ada note 19+. Dari kemarin aku pernah sempet ingin membuat Novel yang ++ namun aku kembali aka😄😄😄
2022-03-11
1
Nafisah Nayla
imajinasiku, para tokoh & latarnya adl pria" britania dg rambut pirang kecoklatan, bukan wajah eropa..
2022-01-05
2
Yuni Sulistiarsih
cerita nya bagus..aku suka aku suka...💕
2021-12-28
0