Warung mie ramen.

Part 5

_____

William yang sedang duduk mengulurkan tangan kanannya, " Nama Aku, William."

Meski pun kau sudah jujur siapa dirimu dan nama kamu, tapi aku tetap tidak percaya.

Batin Syahri.

Syahri terus menatap dan menatap William yang kala itu duduk di depannya, seakan tak percaya ini mimpi atau bukan.

William membuyarkan lamunan Syahri, “Kamu tidak kerja?” Tanya William.

Syahri yang masih terus memandang dan memikirkan hal yang tidak perlu di pikirkan spontan menjawab, “Tidak!” Syahri menjawab singkat dengan tidak sadar.

5 Menit kemudian Syahri tersadar, “Eits! tunggu kenapa kamu tahu aku biasanya jam segini kerja.” Tanya Syahri sambil menunjuk wajahnya sendiri.

William mengangkat kedua bahunya secara bersamaan, “Gimana aku tidak tahu, kau kan selalu membawaku kemana-mana.”

Syahri yang heran mengerutkan dahinya sambil menatap tajam William, “Apa! Berarti ketika aku berpakaian dan yang lainnya engkau melihatku juga, termasuk tadi malam ketika aku sedang menangis.” dengan nada yang sedikit terkejut.

William menganggukan kepalanya dengan posisi sudah bangkit dari kursi, “Iya, semuanya sudah aku liat, sekarang kamu sudah tak sendirian lagi jadi jangan bersedih dan cepat mandi.” Sambil menarik tangan Syahri ke kamar mandi.

Syahri menahan tangan William, “Tu tunggu cukup kamu tidak boleh ikut masuk ke dalam, sekarang kamu keluar biarkan aku mandi sendiri.” Syahri berbicara dengan gugup dan melepaskan tangan William.

William hanya tersenyum karena berhasil mengerjai Syahri.

Di dalam kamar mandi.

Dengan mulut yang masih di penuhi busa pasta gigi, “Laki-laki itu katanya sudah melihat semua tentang aku, apakah ketika aku tidak memakai busana ia juga melihatnya. Ah, tidak mungkin, mungkin ia hanya mengerjai aku saja.” Ucap pelan Syahri lanjut menyikat gigi di depan cermin.

“Ah, segarnya, tapi aku malas pergi kerja. Aku malas melihat wajah Mimi.” Ucap Syahri keluar kamar mandi sambil menggosok-gosok rambutnya yang basah. Ia terkejut melihat William sedang duduk di kursi yang berada di dalam kamarnya.

“Ka kamu ngapain di kamarku cepat keluar aku mau ganti baju.” Seru Syahri sambil mendorong William keluar dari kamar.

William duduk santai dengan kedua tangan yang di lipat dan di letakkan di dadanya, “Aku hanya ingin membantumu bersiap-siap pergi kerja.” Jawab William sambil tersenyum jahat.

Syahri melambaikan tangannya seolah berkata, “Tidak perlu aku bisa sendiri.” Ucap Syahri sambil menutup pintu.

10 menit kemudian.

Syahri keluar dari kamar dan berjalan menuju ruang tamu dengan wajah yang bingung. Karena ia masih benar-benar heran semua itu beneran atau tidak. Kenapa gantungan kunci bisa berubah jadi manusia.

“Kenapa kamu berpakaian biasa, apakah kamu tidak bekerja hari ini?” Tanya William.

Syahri menggelengkan kepalanya, “Aku lagi tidak ingin bekerja lagi.” Jawab singkat Syahri.

William yang sedang duduk di sofa ruang tamu mengerutkan dahinya, “Kenapa, apa karena wanita itu yang telah menindas kamu?” Tanya William dengan wajah yang serius.

Syahri berjalan menuju pintu rumah, “Sudahlah aku tidak ingin membahas, aku ingin keluar mencari udara segar.” Jawab Syahri sambil beranjak pergi memakai sandal.

William berdiri, “Tunggu jangan biarkan aku sendiri di rumah, biarkan aku ikut denganmu.” Ucap William sambil menarik tangan Syahri.

Syahri menekuk kedua alisnya menjadi satu, “Aku tidak bisa mengajakmu, lihat pakaianmu bahkan kau juga tidak mempunyai alas kaki. Tapi ya sudah mari kita pergi keluar sambil mencari pakaian yang cocok untukmu.” Jawab Syahri sambil melihat William dari ujung rambut sampai ujung kaki.

Syahri dan William pun keluar berjalan terus mengikuti trotoar, seakan mimpi bagi Syahri sekarang ia mempunyai teman untuk di ajak berbicara bahkan di ajak jalan walau pun kadang membuat diri dia tidak nyaman karena temannya itu adalah seorang pria.

*****

Di pusat pasar.

William dan Syahri terus berjalan, sampai melihat beberapa orang yang berjualan di atas trotoar jalan.

“Obral obral obral obral baju cowoknya yang punya pacar, selingkuhan atau ingin memikat hati wanita silahkan di pilih mari mari mari.” Teriak pedagang kaki lima.

Syahri menghentikan langkah kedua kakinya di samping pedagang kaki lima, “Hei! William kamu mau beli gak atau kita bisa ke Distro di sebrang sana.” Ucap Syahri yang kala itu tidak memperhatikan William ada atau tidak di sampingnya.

William menganggukan kepalanya, “Bajunya bagus-bagus sekali.” Seru William yang terhenti sambil melihat lihat baju obral.

William yang tiba-tiba menghilang dari sudut keramaian membuat Syahri panik, “William! William” Syahri masih mencari William di sudut keramaian pasar.

Syahri terus berjalan dengan wajah yang sedikit suram, “Dimana laki-laki itu, seperti hantu saja yang tiba-tiba menghilang. Oh itu dia.” Ucap Syahri yang menemukan William yang sedang berhenti di tempat jualan baju.

Wajah Syahri memerah menahan amarah, “William kamu kemana saja, ngapain di sana.” Teriak Syahri.

William berteriak, “Lihat bajunya bagus sekali, aku mau beli di sini saja.” Seru William yang berdiri di balik jejeran baju yang di jajakan di atas trotoar.

Syahri berjalan sambil menghela nafas pendek, “Huft, baiklah kau pilih saja. Untung aku sudah gajian!” Gumam Syahri sambil duduk menunggu William memilih baju.

William mengambil beberapa baju yang di gantung, “Aku sudah siap aku beli ini saja, mari kita pergi.” Sambil menarik tangan Syahri. Sedangkan baju belum dibayar.

Pedagang kaki lima berteriak, “Woi, bayar dulu jangan kabur aja.” dengan wajah yang sedikit kesal.

Syahri berbalik badan dengan wajah yang menahan malu, “Eh! maaf Pak.” Mengambil dompet dan membayar belanjaan William.

Selesai berbelanja mereka pun pergi, di sepanjang jalan banyak orang yang menjual dagangannya bukan itu saja, ada juga yang menjual makanan atau prodak olahan lainnya.

“William sebentar, aku ingin beli es krim.” Syahri berhenti di depan gerobak jualan es krim. “Tuan es krimnya dua rasa coklat ya?” Ucap Syahri ke pedagang.

“Ini es krimnya dua rasa coklat.” Pedagang es krim memberikan es krim ke Syahri.

Syahri mengambil es krim yang di berikan oleh pedagang tersebut, “Terimakasih Pak.” Syahri membungkukkan badannya.

Di sepanjang perjalanan menuju taman Kota, William terus memandangi wajah Syahri yang sedang menjilat es krim.

*Semasa hidupku dulu aku jarang bertemu dengan wanita, selain Ibuku. Setelah aku terkurung selama 1000 tahun lamanya di gantungan kunci itu, aku banyak melihat berbagai macam karakter orang dan aku belum pernah bertemu wanita seperti ini.

Apakah aku bisa hidup utuh selamanya? Atau aku hanya menjadi Goblin dan suatu saat aku akan meninggalkannya, seperti aku meninggalkan Ibuku*.

Batin William yang terus menatap wajah Syahri.

Syahri yang sadar sedari tadi di lihatin William menghentikan langkah kedua kakinya, “Hei, kamu kenapa dari tadi menatap aku seperti itu. Ada yang salah dengan gaya pakaianku atau ada yang aneh di wajahku.” Syahri melihat dari dinding kaca pertokoan jalan.

William menggelengkan kepalanya, “Tidak, tidak ada yang salah, kamu sempurna di mataku!” Ucap William dengan tidak sadar.

Syahri mendekatkan wajahnya, “Apa kamu bilang tadi.” Syahri mendekatkan telinganya ke wajah William.

Wanginya! Aduh, dekat sekali dia.

Batin William yang canggung, lalu berlari meninggalkan Syahri.

Syahri pun ikut berlari dan mengejar William hingga ke pusat taman Kota. William yang kala itu merasa dirinya sedang jatuh cinta, ia merasa gugup dan canggung ketika Syahri berbicara dan mendekatinya.

“Kamu mau kemana? Jangan jauh-jauh dari aku. Hei orang aneh.” Teriak Syahri berusaha membuat William berhenti.

Kata-kata itu membuat William terkejut dan berhenti.

Apa? Orang aneh katanya.

Batin William menghentikan langkah kakinya, lalu berbalik badan dan diam berdiri memandangi Syahri.

Syahri yang kelelahan menundukkan sedikit tubuhnya dengan kedua tangan yang menyentuh kedua lututnya. “Ha, capek.” Ucap Syahri sambil kecapean menjatuhkan badannya duduk di trotoar taman Kota.

Kemudian William berjalan cepat menuju Syahri dan mendekatinya lalu mengacak-acak rambut Syahri sambil berkata. “Apa kamu bilang, aku orang aneh, ayo ucapkan lagi lebih jelas di depanku.”

“Hei, hentikan, kau bisa merusak rambutku.” Syahri memperbaiki rambutnya dan menarik tangan William.

Bagaikan anak SMP yang baru mengalami jatuh cinta, William tidak memperdulikan orang-orang yang berada di sekitar taman kota. Mereka pun saling bercanda, tarik menarik tangan hingga William terjatuh di pangkuan Syahri dan mereka saling menatap. Serasa dunia milik berdua.

Deg!

Deg!

Deg!

( Suara jantung William berdetak kuat )

Wajahnya sangat cantik, matanya indah, senyum dan tawanya meluluhkan hatiku.

Batin William sambil menatap wajah Syahri.

Begitu juga sebaliknya dengan Syahri menatap balik William.

*Pria ini sebenarnya sangat tampan, tapi sayang dia hanya seorang Goblin. Tapi apakah aku bisa berpacaran dengan Goblin.

Tidak-tidak apa yang aku pikirkan*.

Batin Syahri sambil mengedipkan matanya.

Ketika mereka masih saling menatap, ada seorang pedagang kaki lima lewat.

“Kincir-kincir, mainan kincir anginnya? 20 ribu saja.” Teriak penjualan mainan dan memecahkan pikiran mereka yang kala itu saling menatap.

William bangkit langsung menghampiri penjual kincir.

“Permisi pak, saya beli dua dan wanita yang di sana yang bayar pak.” Ucap William sambil menunjuk ke arah Syahri dan meninggalkannya sendiri.

Sontak saja perlakuan William membuat Syahri kesal dan berteriak. “Hei, aku tidak mau bayar. Hei jangan pergi.”

“Gimana pun ceritanya anda harus bayar nina.” Tegas pedagang mainan sambil mengulurkan tangannya agar di beri uang.

“Tapi pak.”

“Sudah cepat nona, saya tidak banyak waktu buat hal yang tidak penting.” Jawab pedagang mainan tersebut.

Mau tidak mau Syahri pun membayar pedagang tersebut dan mengejar William. William berjalan terus meninggalkan Syahri hingga William berhenti di tepian kolam ikan.

Syahri kehilangan jejak William, “Dimana lelaki itu ya?” Ucap Syahri sambil mencari-cari William dan ternyata ketemu di tepian kolam ikan.

“Ha, itu dia.” Syahri mendatangi William dan mengagetkannya dari belakang.

“Der..”

Sambil menepuk pundak William.

Syahri mengerutkan dahi.

Aneh, kenapa dia tidak terkejut.

Batin Syahri, kemudian berusaha mengajak William untuk berbicara kembali.

“William, apakah kamu tahu bagaimana cara memainkan kincir ini? Jika belum sini aku minta satu.” Ucap Syahri sambil mengambil salah satu mainan kincir angin dari tangan William, dan menghembus kincir tersebut sambil melepas senyum manis dari bibirnya.

Dan William hanya terdiam memandangi wajah cantik dan senyum indah yang terlepas dari bibir Syahri.

Lagi-lagi wanita ini membuatku jatuh hati kepadanya.

Batin William yang kala itu masih memandangi Syahri.

Hari yang tadinya cerah dan suasana yang begitu ramai pun berubah, matahari mulai tenggelam. Orang-orang yang tadinya ramai kini satu persatu meninggalkan Taman Kota tersebut.

“Ha, sudah jam berapa ini?” William menarik tangan Syahri dan melihat jam di tangan Syahri.

Syahri membulatkan kedua bola matanya, “Ya ampun sudah hampir malam ternyata, mari kita pulang.” Ajak Syahri sambil menggandeng tangan William.

Mereka berjalan dan terus berjalan, suasana malam sangat dingin seperti William dan Syahri yang tiba-tiba canggung satu sama lain.

****

Warung Mie Ramen.

Syahri mengelus perutnya, “Aduh! aku lapar. Kamu mau makan mie ramen?” Tanya Syahri yang kala itu berhenti di depan warung mie ramen.

William mendekatkan wajahnya, “Apa itu mie ramen?” Tanya William dengan nada yang terlihat polos.

Syahri melangkahkan kaki kanannya masuk ke dalam, “Ayo, kita masuk saja! Nantikan kamu bakal tahu.” Sambil menarik tangan William dan mengajaknya masuk ke dalam.

Syahri pun ke kasir dan memesan dua porsi mie ramen. Tak lama kemudian mie ramen pun matang.

Kling!

Kling!

Kling!

( Bunyi lonceng )

“Dua porsi mie ramen pedas sudah matang.” Teriak wanita yang punya warung.

Syahri berdiri, “Wah sudah siap, sebentar aku ambilkan pesanan dulu.” Syahri berjalan menuju kasir.

Setelah mengambil pesanan dan membayar, Syahri kembali ke tempat duduknya.

Dengan tangan kanan yang memegang sumpit, “Ini mie ramen sangat nikmat! Cepat kamu cobain sebelum mie nya dingin.” Ucap Syahri sambil menghembus-hembuskan mie yang masih panas.

Mie apaan ini! Dan ini kayu apaan dan bagaimana cara memakainya.

Batin William sambil terus melihat ke mangkuk dan sumpit yang berada di sebelahnya.

Syahri mendekatkan mangkuk William, “Ayo makan. Oh iya aku lupa kamu 'kan Goblin, begini cara memakannya.” Sambil mengajarkan William.

Syahri pun terus mengajarkan William sampai William bisa memakai dan tahu caranya untuk makan mie ramen. Tawa dan canda terlepas di warung mie tersebut hingga waktu menunjukkan pukul 10:00 malam.

Bersambung...

Terimakasih sudah membaca 😊😉.

Episodes
1 Sebelum kejadian.
2 Masuknya ruh William ke dalam Gantungan Kunci.
3 Tahun 2015
4 Di toko butik
5 Warung mie ramen.
6 Curhat
7 Tertegun
8 Mengetahui lebih dalam.
9 Rakus.
10 Lukisan.
11 Insiden di pagi hari.
12 Dua hari setelah membuka toko
13 Bertemu mantan
14 Ciuman pertama.
15 Cantik kali.
16 Melamar Mimi.
17 Bohongan.
18 Nikah dadakan.
19 Ileran.
20 Beneran.
21 Hiburan malam.
22 Menghilang
23 Bayangan siapa?
24 Roti lapis
25 Buket.
26 Ternyata Martin.
27 Dua pria misterius.
28 Syahri di culik.
29 Ketemu.
30 Rumah sakit.
31 Jangan sentuh aku.
32 1 bulan.
33 Tuan Jacko
34 Pertama berjumpa
35 Arsyad teman masa kecil Syahri.
36 Dokumen apa itu?
37 Singa yang menjelma jadi peri imut.
38 Siapa yang menjual toko aku.
39 Ternyata Mimi dan Andreas.
40 Amplop coklat.
41 Demi mengungkit masa lalu
42 Martin mabuk berat.
43 Aku seperti boneka sawah.
44 Sejak kapan Kamu jadi pacarku.
45 Bibir Syahri terluka.
46 Kembali pada malam pengantaran Dokumen.
47 Di Hotel
48 Butuh 2 jam buat mandi.
49 Teras atap rumah
50 Memaafkan Martin.
51 Warung Teh.
52 Martin dalang nya.
53 3 hari setelah kejadian
54 1 minggu setelah menikah
55 Kamu letih kenapa?
56 Martin cemburu.
57 Di meja makan.
58 Bulan Madu di Vila baru
59 Menatap.
60 Pemindahan Nama Vila.
61 Syahri cemberut.
62 Baju transparan
63 3 tiket ke "NTB"
64 Syahri Hamil.
65 Gagal memberi kabar baik.
66 Arsyad meninggal.
67 Part 67. 9 Bulan
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Sebelum kejadian.
2
Masuknya ruh William ke dalam Gantungan Kunci.
3
Tahun 2015
4
Di toko butik
5
Warung mie ramen.
6
Curhat
7
Tertegun
8
Mengetahui lebih dalam.
9
Rakus.
10
Lukisan.
11
Insiden di pagi hari.
12
Dua hari setelah membuka toko
13
Bertemu mantan
14
Ciuman pertama.
15
Cantik kali.
16
Melamar Mimi.
17
Bohongan.
18
Nikah dadakan.
19
Ileran.
20
Beneran.
21
Hiburan malam.
22
Menghilang
23
Bayangan siapa?
24
Roti lapis
25
Buket.
26
Ternyata Martin.
27
Dua pria misterius.
28
Syahri di culik.
29
Ketemu.
30
Rumah sakit.
31
Jangan sentuh aku.
32
1 bulan.
33
Tuan Jacko
34
Pertama berjumpa
35
Arsyad teman masa kecil Syahri.
36
Dokumen apa itu?
37
Singa yang menjelma jadi peri imut.
38
Siapa yang menjual toko aku.
39
Ternyata Mimi dan Andreas.
40
Amplop coklat.
41
Demi mengungkit masa lalu
42
Martin mabuk berat.
43
Aku seperti boneka sawah.
44
Sejak kapan Kamu jadi pacarku.
45
Bibir Syahri terluka.
46
Kembali pada malam pengantaran Dokumen.
47
Di Hotel
48
Butuh 2 jam buat mandi.
49
Teras atap rumah
50
Memaafkan Martin.
51
Warung Teh.
52
Martin dalang nya.
53
3 hari setelah kejadian
54
1 minggu setelah menikah
55
Kamu letih kenapa?
56
Martin cemburu.
57
Di meja makan.
58
Bulan Madu di Vila baru
59
Menatap.
60
Pemindahan Nama Vila.
61
Syahri cemberut.
62
Baju transparan
63
3 tiket ke "NTB"
64
Syahri Hamil.
65
Gagal memberi kabar baik.
66
Arsyad meninggal.
67
Part 67. 9 Bulan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!