Pagi harinya setelah mandi dan meminjam baju Alesha, Naura keluar kamar menuju dapur. Ia mendengar suara sedikit berisik di dapur.
Naura melihat Raffa yang sedang membuat nasi goreng sambil membersihkan dan membereskan dapur yang berserakan.
"Selamat Pagi Raffa ganteng"
"Selamat pagi, kamu udah mandi"
"Udah, kamu mau cium ya. Wangi kok"
"Jangan ngaco Naura"
"Emang kenapa, biasa kali seorang cowok mencium cewek. Kecuali kamu mencium teman cowokmu"
Raffa tak menjawab perkataan Naura, ia menyiapkan sepiring nasi beserta telur ceplok ke piring dan menyodorkan kepada Naura.
"Makanlah"
Naura hanya memandangi nasi goreng itu tanpa menyentuhnya.
"Kenapa, tangannya masih sakit. Tunggu sebentar aku bersihkan ini dulu, baru aku suapin" ujar Raffa
Naura sebenarnya sudah bisa menyuap sendiri. Tapi ia ingin mengerjai Raffa.
Kamu baik banget, andai aja kamu itu kekasihku. Pasti aku wanita yang paling beruntung saat ini. Siapakah wanita yang bertahta dihatimu saat ini, Raffa.
Setelah membersihkan kompor dan piring, Raffa duduk disamping Naura dan menyuapi Naura.
"Raffa, apa kamu punya pacar"
"Apa ada wanita yang mau denganku "
"Kenapa tidak, kamu ganteng dan juga baik"
"Ganteng dan baik tidak cukup bagi wanita zaman sekarang. Uanglah segalanya"
"Tidak semua wanita, aku lebih suka pria kerja keras dari pada mengandalkan warisan dan harta dari orang tuanya"
"Itu hanya pendapatmu saat ini. Ketika telah menjalaninya belum tentu kamu bisa berkata begitu. Karena semua didunia ini dapat diselesaikan hanya dengan uang"
Naura langsung memeluk Raffa, membuat pria itu kaget.
"Raffa, aku tak tau apa yang aku rasakan saat ini padamu. Apakah ini rasa kagum atau simpati. Tapi yang jelas aku menyukaimu. Aku tak berani mengatakan ini cinta, karena mungkin itu terlalu cepat. Aku nyaman bila didekatmu" ujar Naura
"Aku rasa itu hanyalah rasa simpati karena kamu yang kasihan mendengar semua kepahitan hidupku"
Naura melepaskan pelukannya dan memandangi Raffa.
"Apakah ada yang marah jika aku mencintaimu"
"Aku tak punya pacar. Siapa yang akan marah"
"Apakah boleh jika aku mencintaimu "
"Tak ada larangan buat seseorang mencintai. Cinta itu hadir dari perasaan. Jadi semua orang berhak memilikinya"
"Terima kasih, karena mengizinkan aku mencintaimu"
"Udah makannya. Aku harus ke bengkel. Masih banyak motor yang harus aku kerjakan" ujar Raka mengalihkan pembicaraan.
"Aku ikut"
"Nanti kamu bosan, karena aku mungkin tak bisa menemani. Aku harus bekerja"
"Aku tiduran di kamar tempat kamu istirahat kemarin aja"
"Terserah. Aku mandi dulu. Kamu tunggu dulu ya"
"Oke, ganteng"
..........
Hingga sore hari Naura menemani Raffa di bengkel. Semua pekerja mengira jika Naura kekasihnya Raffa.
Sore hari setelah menyelesaikan pekerjaannya, Raffa masuk ke kamar. Ia melihat Naura yang masih tertidur.
Raffa langsung masuk ke kamar mandi buat membersihkan tubuhnya.
Raffa keluar dari kamar mandi dengan bertelanjang dada. Naura yang telah bangaun memandanginya tanpa kedip.
"Kenapa memandangiku begitu" ucap Raffa
"Kamu nggak malu begitu di depan aku"
Raffa berjalan mendekati Naura dan mengukungnya. Ia memandangi wajah Naura dari jarak yang sangat dekat.
"Kalau kamu mau, lebih dari ini aku tak malu. Kamu mau lihat"
"Raffa, kamu mesum juga ya. Aku kira selama ini kamu tuh es batu" ucap Naura
"Tadi pagi kamu bilang, aku boleh menciummu"
"Aku bercanda " ucap Naura gugup karena saat ini tak ada jarak antara mereka.
"Aku juga bercanda" ucap Raffa dan langsung berdiri. Ia mengambil baju kaosnya.
"Aku antar kamu pulang sekarang "
"Tapi besok aku datang lagi ya. Aku bosan dirumah sendiri. Aku tadi udah hubungi Alesha, besok ia nggak kuliah. Aku mau jalan bareng Alesha ke mal. "
"Banyak uang kamu"
"Kenapa ... kamu mau aku beliin apa" ucap Naura
"Aku tak suka dibeliin wanita, aku yang harus beliin"
"Tapikan bukan kamu yang minta. Aku aja yang mau belikan"
"Kalau aku ulang tahun aja kamu belikan kado"
"Kapan kamu ulang tahun"
"Serius amat sih. Aku nggak butuh apapun itu, kamu bisa jadi teman buat Alesha aja bagiku sudah lebih dari cukup. Aku akan senang jika melihat adikku itu bahagia. Alesha sangat menyukaimu" ucap Raffa sambil mengacak rambut Naura.
Naura yang tak pernah pacaran selama ini menjadi gugup diperlakukan begitu sama Raffa. Ia jadi terdiam.
"Alesha saat ini hanya dekat dengan satu teman kampusnya. Dulu ada teman wanita yang begitu dekat dengannya. Yang aku bilang tinggal bersamanya. Tapi wanita itu akhirnya memutuskan meninggalkan kampung untuk mengejar mimpinya. Alesha sangat kehilangan. Sejak saat itu, ia sangat sulit dekat dengan seseorang. Ia takut nanti, saat ia telah sayang dan cocok, orang itu akan meninggalkannya"
"Aku juga tak memiliki teman dekat. Selama ini aku selalu ditemani ibu. Ayah juga tak mengizinkan aku bergaul dengan semarang orang"
"Aku dan Alesha akan menjadi temanmu sekarang"
"Kalau aku ingin lebih dari teman" gumam Naura
"Kamu yakin mau jadikan aku lebih dari teman. Kamu itu cantik, dan juga kaya. Pasti banyak pria yang ingin dekat denganmu. Aku senang aja jika kamu ingin lebih dekat denganku, tapi apa ayahmu mengizinkan. Bukankah kamu bilang, ayahmu melarang kamu berteman dengan sembarang orang"
"Ayah tak bisa melarang aku berteman dengan siapapun. Aku telah dewasa, aku berhak menentukan siapa temanku"
"Kamu yakin telah dewasa"
"Aku udah dua puluh dua tahun"
"Tapi sikapmu belum dewasa. Kamu selalu aja lari dari masalah. Coba kamu bicara baik baik, berdua dengan ayahmu. Kamu sesekali juga harus mendengar ayahmu"
"Aku benci dengan wanita yang menjadi istri mudanya"
"Tapi kamu tak mungkin bisa merubah segalanya. Apa dengan kamu membenci wanita itu semua akan bisa kembali. Cobalah berdamai dengan keadaan. Siapa tau wanita itu tak seburuk yang kamu bayangkan"
"Ia mengatakan jika ibuku yang salah. Ibuku tak bisa memberi kepuasan, dan kenyamanan sehingga ayah lebih betah bersamanya. Bagaimana mungkin aku bisa menerimanya, jika sebulan sebelum ibu meninggal, aku melihat sendiri ibu menangis setiap malam memikirkan ayah. Dulu aku pikir ayah tak pulang karena banyak kerjaan. Jika saja aku tau ayah telah menduakan ibuku, akan aku cari dimanapun ia berada. Aku akan buat perhitungan"
Naura menangis terisak setelah mengucapkan itu. Raffa memeluk tubuhnya dan membawa Naura duduk di tepi ranjang. Ia mengusap punggung Naura dengan lembut untuk membuatnya tenang.
"Maafkan aku. Bukan maksudku membuatmu sedih"
"Kenapa ayah tak bisa mengerti aku. Kenapa ia membawa wanita itu masuk ke dalam rumah kami. Kenapa ayah selalu meminta aku harus bisa menerima wanita itu, kenapa.... "
"Mungkin ayahmu ingin wanita itu bisa menjadi teman buatmu"
"Aku tak mau"
"Ya sudah. Tapi jangan pernah menyakiti dirimu lagi. Jika kamu belum bisa terima kehadiran wanita itu, lebih baik kamu menghindar. Dan jangan bertengkar lagi dengan ayahmu, saat ia tiada nanti kamu akan menyesal"
"Aku akan mencobanya" gumam Naura
"Baiklah, sekarang aku antar kamu pulang ya. Hapus air matamu. Aku tak mau nanti orang salah paham melihatmu menagis"
Naura menghapus sisa air matanya. Setelah itu baru mereka keluar dari kamar.
Bersambung
*********************
Terima kasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Christy Oeki
ceria selalu
2022-08-13
0
Jasmine
blm tentu yg kau pikirkan itu selalu benar naura.
2022-08-05
0
Dien
duh kapan mereka bucin ya kak
2022-06-09
0