Di rumah kediaman Naura , ayahnya berjalan mondar mandir dengan gelisah. Sebentar-sebentar ia melihat ke arah pintu masuk. Reno melihat jam dinding yang telah menunjukkan pukul dua belas malam.
Santi, istrinya telah tidur dari jam sepuluh tadi. Reno masuk ke kamar putrinya. Dulu Naura tak akan tidur sebelum ia mencium pipinya.
Jika ia keluar kota, Naura akan tidur dengan memeluk pakaian bekas ayahnya. Ia akan mencium pakaian itu sampai tertidur.
Reno duduk di tepi ranjang, dan mengambil boneka yang ada di atas tempat tidur putrinya.
Boneka itu ia beli saat Naura berusia lima tahun. Walau banyak boneka Reno belikan setelah itu, tapi Naura lebih menyukai boneka ini. Boneka itu Reno beli saat pertama kali ia harus pergi keluar kota untuk bisnis.
Maafkan ayah Naura. Ayah hanya ingin melihatmu akur dengan ibumu. Kamu harus tau, kehadiran Santi dihidup ayah membuat hari hari ayah terasa berwarna. Kamu tetap nomor satu di hati ayah. Tapi ayah juga tak bisa pisah dengan Santi. Jangan meminta ayah memilih, nak. Ayah takut nanti keputusan yang ayah pilih salah.
Santi yang terbangun dan melihat suaminya tidak berada di kamar, keluar mencari Reno.
Melihat pintu kamar Naura yang terbuka, Santi melangkah masuk. Ia menghampiri Reno yang termenung sambil memeluk boneka putrinya.
"Mas .... " ucap Santi memegang bahu suaminya.
"Sayang, kamu terbangun"
"Ya, aku tak melihatmu. Aku keluar mencari. Ternyata kamu di sini"
"Kemana, Naura " gumam Reno
"Mungkin menginap ke rumah temannya"
"Ia tak memiliki teman dekat. Anak itu hanya dekat dengan ibunya selama ini. Kemanapun pergi, ibunya yang menemani"
"Mungkin mas yang tak mengenal sahabatnya. Besok kita coba cari.... "
"Apa ia akan kembali"
"Tentu saja, bukankah mas yang mengatakan jika ia sangat menyayangi mas"
"Dulu.... " gumam Reno lagi
"Apa karena kehadiranku yang membuat Naura jadi berubah"
"Sayang, maaf. Aku tak bermaksud menyinggungmu. Kamu tak ada hubungannya. Pasti Naura melakukan ini karena ada yang mempengaruhinya. Ia tak pernah bersuara keras denganku. Bahkan tadi ia berteriak"
"Tak seharusnya mas menamparnya"
"Aku emang salah. Aku terlalu terbawa emosi. Aku harap kamu tak pernah tersinggung dengan perlakuan Naura. Kamu dan Naura adalah hal paling penting dihidupku. Aku tak akan bisa berpisah dari kamu ataupun Naura"
"Mas, aku mengerti bagaimana perasaan Naura. Aku sudah menentang saat mas mengajakku untuk tinggal bersama Naura"
"Aku hanya ingin kalian dekat "
"Tidak mudah bagi Naura menerimaku sebagai ibu penggantinya"
"Terima kasih karena bisa mengerti keadaan ini"
"Aku yang harus berterima kasih, karena sejak kamu hadir dihidupku, kamu telah merubah segalanya. Orang orang tak lagi memandangku sebelah mata. Terutama orang orang dikampungku"
"Sekarang kita tidur lagi" ujar Reno, ia berdiri dan memeluk bahu istrinya berjalan menuju kamar.
"Mas.... " ucap Santi dengan suara yang merayu
"Ada apa, sayang"
"Aku akan membuat mas melupakan semuanya"
Santi membuka seluruh kain yang melekat ditubuhnya. Ia lalu duduk dipangkuan Reno dan membuka kancing baju Reno satu persatu.
Santi membuang kemeja Reno sembarangan. Ia lalu turun dari pangkuan dan membuka seluruh pakaian bagian bawah Reno.
Setelah mereka berdua sama sama polos, Santi kembali naik kepangkuan Reno.
Ia mulai menggoda Reno dengan mengecup bibirnya. Santi kini bermain diseluruh bagian tubuh Reno sebagai pemanasan, sebelum melakukan penyatuan.
Santi selalu bisa membuat Reno puas. Mungkin karena usianya yang masih muda.
Reno dan Santi tidur berpelukan dengan tubuh yang masih sama - sama polos.
..............
Di apartemen Raffa, ia baru saja kembali dari membeli sarapan untuk dirinya dan Naura.
Ia menata diatas meja sarapan itu. Bubur ayam yang menjadi menu pagi ini.
Naura yang baru selesai mandi, menuju dapur. Ia melihat Raffa yang sedang menyeduh teh.
"Selamat pagi, ganteng"
"Kamu udah bangun.... "
"Kalau aku masih tidur, nggak mungkin aku ada disini"
"Apa kamu nggak bisa menjawab pertanyaan dengan serius"
"Hidupku udah terlalu serius. Bisa gila aku kalau semua dibawa serius"
"Sarapanlah, setelah itu aku antar kamu pulang"
"Aku nggak mau pulang"
"Kamu nggak mungkin tinggal di sini selamanya"
"Kenapa tidak"
"Aku tak mungkin bisa menghidupimu dengan baik. Dari penampilanmu aku tau kamu bukanlah dari keluarga biasa. Mungkin mencuci satu piring aja kamu tak bisa"
"Siapa bilang, aku bisa. Nanti biar aku yang mencuci semua piring kotor di dapur. Alesha mana, ya"
"Ia telah berangkat kuliah"
"Kamu nggak kerja"
"Nanti agak siangan"
"Kamu takut tinggalkan aku sendiri. Pasti kamu takut aku membawa pergi barang barang dirumahmu ini"
"Tak ada yang berharga untuk kamu bawa pergi"
"Aku bisa saja mencuri televisi mu"
"Harganya mungkin jauh lebih kecil dari uang jajanmu sehari"
"Jangan sok tau, kamu belum mengenalku. "
"Makanlah, nanti keburu dingin jadi nggak enak"
"Yup.... "
Naura menyuapi bubur ayam dengan lahapnya. Setelah habis ia memandangi Raffa yang sedang meneguk kopinya.
"Kamu hanya tinggal berdua dengan Alesha"
"Ya "
"Orang tua kamu mana"
"Mereka telah tiada"
"Hhmmm... kamu udah punya pacar"
"Belum" jawab Raffa dengan singkat
"Kamu sakit gigi ya"
"Nggak"
"Kenapa jawab pertanyaanku singkat banget. Aku kira kamu sariawan atau sakit gigi."
"Aku akan berangkat kerja satu jam lagi. Kamu bersiaplah."
"Untuk apa bersiap , aku akan tinggal bersamamu"
"Kamu bukan istriku"
"Kalau gitu kita bisa menikah sekarang"
"Kamu pikir pernikahan itu lelucon"
"Nggak ada yang mengatakan pernikahan itu lucu. Kamu aja yang sensitif orangnya"
Raffa berdiri dari duduknya dan menuju wastafel tempat piring kotor menumpuk "
Naura juga ikutan berdiri dari duduknya. Ia mendekati Raffa.
"Biar aku yang mencuci piringnya"ucap Naura
"Apa kamu bisa "
"Jangan terlalu menganggapku lemah"
"Baiklah, aku mau bersiap pergi kerja"
Naura mengambil alih piring. Dengan pelan ia memegang piring. Tapi karena licin dan ia tak terbiasa, piring itupun jatuh kelantai dan pecah.
Naura kaget. Untung pecahan kaca tidak mengenai kakinya.
Naura memungut kaca piring yang berserakan itu. Raffa yang mendengar suara pecahan kaca berlari menuju dapur.
Ia melihat Naura yang berjongkok sedang mengambil pecahan kaca itu. Karena kurang hati- hati kaca mengenai jarinya.
Raffa berjongkok dihadapan Naura dan menarik jarinya dan menghisap darah yang mengalir.
Naura kaget dengan tindakan yang dilakukan Raffa. Ia memandangi Raffa tanpa kedip.
"Lain kali jangan memaksakan diri mengerjakan sesuatu yang tak pernah kamu lakukan. Jujur aja ...."
"Aku malu"
"Malu kenapa"
"Aku sudah menginap dan makan gratis, tapi tak bisa membantu apa - apa"
"Kamu bisa mengerjakan sesuatu yang tidak berbahaya, misalnya menyapu rumah"
Raffa berdiri diikuti Naura. Ia mengambil kotak P3K dan meminta Naura duduk. Raffa memebersihkan dan mengobati luka Naura.
Bersambung
********************
Terima kasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Fay
lanjut
2022-08-18
0
Christy Oeki
sukses selalu
2022-08-13
0
Jasmine
klu soal pekerjaan rmh lambat laun pasti akan bisa dikerjain seiring waktu berjalan dan mau mempelajarinya
2022-08-05
0