Marissa baru saja selesai melakukan ritual mandinya setelah puas bercurhat ria bersama Erika sahabatnya. Marissa mengambil kimono mandi dari dalam lemari kemudian mengenakannya.
Marissa kembali menggerutu setelah ia sadar bahwa dirinya tidak membawa apa-apa termasuk pakaiannya. "Dasar bodoh! Sekarang apa yang harus aku kenakan? Apakah aku harus mengenakan kimono mandi ini saja hingga beberapa hari kedepan!" umpatnya.
Marissa menghampiri sebuah lemari pakaian yang ada di kamarnya. Ia membuka lemari itu, tetapi ia tidak menemukan pakaian apapun yang dapat ia kenakan. "Oh, Tuhan. Kenapa aku begitu bodoh!?" ucap Marissa sambil menggeledah isi lemari tersebut.
"Aha!!!"
Akhirnya Marissa menemukan sebuah lingerie seksi yang entah milik siapa. Lingerie berwarna Pink transparan itu begitu menggoda. Marissa menenteng lingerie tersebut sambil menautkan kedua alisnya.
"Haruskah aku mengenakan lingerie ini?! Tetapi, ini milik siapa? Pasti milik kekasih Daddy, deh! Tidak salah lagi," gumam Marissa.
Marissa mengendus lingerie tersebut dan sepertinya benda itu masih baru dan tidak pernah dipakai sebelumnya. "Sepertinya aku harus mengenakan ini, daripada hanya mengenakan pakaian dal*m saja, 'kan tidak lucu!" gumamnya lagi.
Tak ada pilihan lain untuk Marissa, iapun dengan sangat terpaksa mengenakan lingerie seksi itu. Baru saja Marissa selesai mengenakan lingerie seksinya, tiba-tiba pintu kamarnya di ketuk oleh seseorang dari luar.
Tok ... tok ... tok ...
"Ya?!" teriak Marissa. Gadis itu segera melompat keatas tempat tidur kemudian bersembunyi dibalik selimutnya.
"Ini saya, Nona. Tuan Marcello memerintahkan Anda untuk segera menuju ruang makan. Tuan Marcello ingin makan malam bersama Anda," tutur Pelayan itu.
"Gawat!!! Bagaimana bisa aku makan malam dengan menggunakan lingerie seksi seperti ini?! Bisa-bisa mata Daddy bakal keluar dari pelupuk matanya," gumam Marissa.
"Nona?"
Pelayan itu kembali memanggilnya karena Marissa tidak juga kelihatan batang hidungnya.
"Ah, iya! Baiklah ..."
Marissa meraih kimono mandi dan mengenakannya untuk menutupi lingerie seksi yang sedang ia kenakan. Setelah lingerie seksinya tertutup, perlahan ia melangkah menuju pintu dan membuka pintu tersebut. Pelayan yang bertugas menjemput Marissa sempat terkejut karena saat itu Marissa masih menggunakan kimono mandi.
"Jangan tanya!" seru Marissa ketika Pelayan itu mulai membuka mulutnya untuk menanyakan prihal kimono mandi yang masih melekat ditubuh indahnya.
Pelayan itupun menganggukkan kepalanya kemudian mempersilakan Marissa untuk mengikutinya. Ketika menuju ruang makan, dari kejauhan Marissa sudah memperhatikan ada seorang perempuan yang sedang duduk bersama Marcello di meja makan.
"Siapa itu, Bi?" tanya Marissa kepada Pelayan itu.
"Itu Nona Sarrah, calon istri Tuan Marcello," jawab Pelayan.
"Sarrah?!" Marissa kembali menyeringai.
"Baguslah, ini kesempatanku untuk balas dendam karena dia sudah berani menyiram wajahku dengan jus buah saat itu. Dan hari ini adalah giliranmu, Sarrah! Rasakan pembalasan dariku," gumam Marissa.
"Bi, aku bisa sendiri. Bibi kembalilah ke dapur," ucap Marissa.
"Baiklah, Nona. Saya permisi dulu," sahut Pelayan itu kemudian meninggalkan Marissa sendiri.
Marissa sengaja berjalan dari belakang Sarrah agar Wanita itu tidak menyadari kehadirannya. Ketika ia berdiri tepat dibelakang Sarrah, ia mengambil tempat air minum kemudian menyiramkannya keatas kepala Sarrah.
"Ma ...!" Marcello menyadari kehadiran Marissa dan ingin memperingati Marissa untuk tidak melakukan hal itu, tetapi sudah terlambat, air minum itu sudah meluncur dan membasahi kepala Sarrah.
Byuurr ...
"Aakhhh!!!" jerit Sarrah sembari bangkit dari tempat duduknya.
Marcello kembali menepuk jidatnya. Ia sudah tahu kejadian ini pasti akan terjadi lagi.
"Hallo, Nona Sarrah! Senang bisa bertemu denganmu lagi," ucap Marissa sambil tersenyum puas karena sudah berhasil membalas perbuatan Sarrah saat itu.
"Kamu!!!" pekik Sarrah dengan mata membulat menatap Marissa.
Marissa kembali tersenyum, "Dunia ini benar-benar sempit ya, Nona Sarrah. Akhirnya kita bisa bertemu lagi disini, tetapi dengan status yang berbeda," tutur Marissa.
Sarrah benar-benar tidak mengerti dengan apa yang diucapkan oleh Marissa sedangkan Marcello hanya bisa memijit pelipisnya karena kedua wanita yang sedang berdiri di hadapannya benar-benar membuatnya pusing tujuh keliling. "Ya, Tuhan!" gumamnya.
"Apa maksudmu, Pelakor!" tanya Sarrah dengan wajah emosi menatap Marissa.
"Kenalkan. Namaku Marissa dan aku bukanlah Pelakor! Aku adalah anak dari Tuan Marcello Alexander." Marissa mengulurkan tangannya kepada Sarrah sambil tersenyum hangat.
"Apa?!" pekik Sarrah, "Jadi, kamu adalah Marissa kecilnya Marcel?!" tanya Sarrah.
"Ya!" jawab Marissa.
"Aku tidak bisa terima ini,"
Sarrah melangkah dengan cepat menghampiri Marissa kemudian menyerang Gadis itu.
"Aku akan balas perbuatanmu!" teriak Sarrah sembari menarik rambut Marissa.
Marissa tidak tinggal diam, ia pun melawan dan terjadilah tarik menarik rambut serta cakar mencakar diruangan itu.
Marcello yang sudah pusing, semakin pusing melihat perkelahian dua wanita yang sama-sama penting baginya. Marcello meraih tubuh Sarrah yang sudah mulai kewalahan menghadapi Marissa kemudian berdiri diantara kedua wanita itu.
"Sudah cukup! Tidak bisakah kalian tenang?!" ucap Marcello dengan nada tinggi.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 310 Episodes
Comments
timbuljaya
udah pernah baca...seru cerita nya
2024-03-24
1
⸙ᵍᵏ𝐙⃝🦜Titian Mentari 🦈
hahaha gemez jadi pengen ikutan main Jambak🤣
2023-12-26
0
ita🍓
suka banget klo cerita nya begini 👍👍
2023-10-30
1