Setelah kejadian memalukan yang terjadi di Resto kemarin, Marissa memutuskan untuk menjauhi Marcello. Ia tidak ingin di cap sebagai Pelakor oleh orang-orang.
Marcello berkali-kali mencoba menghubungi Marissa, tetapi Gadis itu tidak menanggapinya sama sekali. Bahkan nomornya sudah di blokir oleh Marissa.
Hari ini adalah hari terakhir Marissa dan Erika berada ditempat itu. Mereka sudah bersiap-siap untuk kembali ke Kota asal mereka. Setelah semua barang yang mereka bawa tersusun rapi di bagasi mobil, Erika pun segera melajukan mobilnya.
Di perjalanan, Marissa hanya menekuk wajahnya. Ia masih sangat kesal atas kejadian yang terjadi kemarin. Ia benar-benar malu sekaligus marah.
"Kenapa juga Om Marcello tidak bilang kalau dia sudah punya kekasih?! Seandainya Om Marcello jujur, mungkin aku tidak akan menerima ajakannya!" gerutu Marissa,
Erika memperhatikan sahabatnya itu sambil terkekeh pelan. "Yang sabar ya, Cha! Nanti kita cari lagi Om-Om tampan dan tajir seperti Om Marcello," ucap Erika sambil menepuk pundak Marissa.
"Hhhh ..." kesal Marissa
Setelah menempuh perjalanan jauh dan melelahkan, akhirnya Marissa tiba di halaman depan rumahnya. Ia bergegas masuk kedalam rumahnya sembari menyeret kopernya. Marissa memperhatikan sebuah mobil yang tidak ia kenali terparkir di halaman depan rumahnya.
"Sepertinya ada tamu, tapi siapa?!" gumam Marissa sambil terus melangkahkan kakinya memasuki rumahnya.
"Eh, Nona Marissa sudah pulang," sapa Pelayan yang bekerja di rumahnya.
"Ehm, Bi ... dimana Mamah?" tanya Marissa.
"Di ruang tengah, Non. Ibu sedang ada tamu," sahut Pelayan.
"Owh, ya sudah. Terima kasih, Bi." Marissa kembali melangkahkan kakinya melewati ruangan demi ruangan. Hingga akhirnya langkah kakinya terhenti diruang tengah ketika sang Ibu memanggil namanya.
"Marissa sayang! Kemarilah," panggil Melinda dengan suara yang terdengar sangat lemah.
Marissa mengernyitkan dahinya sembari menghampiri Melinda. Ia melihat seorang Wanita cantik yang usianya mungkin lebih muda dari Ibunya. Wanita itu tidak sendiri, ia duduk di sofa bersama seorang anak perempuan yang usianya mungkin sekitar 10 tahunan.
Melinda tersenyum hangat menyambut Marissa yang datang menghampirinya sambil menyeret koper.
"Sayang, bagaimana jalan-jalannya?!" tanya Melinda.
"Menyenangkan." Marissa duduk disamping Melinda kemudian memeluk dan menciumi wajah Ibunya itu.
"Ini Marissa?" tanya Wanita itu sembari menunjuk kepada Marissa.
Melinda tersenyum dan dengan bangga memperkenalkan Marissa kepada Wanita itu. "Ya, ini Marissa. Anak perempuanku bersama EL. Oh ya, Marissa. Kenalkan, ini Tante Bella, sahabat Mama dulu," tutur Melinda sambil tersenyum hangat kepada Marissa.
Marissa terkejut bukan main setelah mengetahui siapa yang sedang bertamu ke rumahnya. Ia bangkit dari posisi duduknya kemudian menghampiri Wanita itu.
"Oh, jadi Anda perusak rumah tangga Mama dan Daddy waktu itu?! Anda 'kan yang membuat Mama dan Daddy ku jadi berpisah!"
Wajah Marissa memerah dan ingin segera menyerang Wanita itu. Namun, ia ditahan oleh Ibunya. Melinda bergegas bangkit kemudian memeluk tubuh Marissa yang sudah siap menerkam Bella saat itu.
"Sudah, Nak. Masalah itu sudah berakhir. Mama sudah lama memaafkan kesalahannya," tutur Melinda.
Marissa kesal mendengar penuturan Ibunya. Ia menatap lekat wajah Ibunya dengan wajah memerah. "Apa dengan cara memaafkan Wanita ini, rumah tangga Mamah bisa kembali seperti semula? Apa dengan memaafkan dirinya, Daddy bisa kembali bersama kita? Tidak, 'kan?" kesal Marissa sembari berlari menuju kamarnya.
"Marissa!" panggil Melinda dengan mata berkaca-kaca.
Bella tertunduk lesu sembari memeluk tubuh anak perempuannya yang ketakutan melihat ekspresi Marissa saat itu.
"Marissa benar, Melinda. Aku memang tidak pantas dimaafkan. Kesalahan ku terlalu besar kepada keluarga kalian. Aku benar-benar menyesal, maafkan aku ..." lirih Bella.
"Tidak apa-apa, Bella. Nanti aku akan bicara kepada Marissa agar dia bisa mengerti. Sebaiknya kamu pulang saja dulu, nanti jika Marissa sudah mengerti, kamu bisa berkunjung lagi kesini."
Bella pun segera pamit dan pergi meninggalkan kediaman Melinda.
Melinda berjalan menghampiri kamar Marissa. Ia mengetuk pintu kamar Gadis itu sembari memanggil namanya.
Tok ... tok ... tok ...
"Marissa! Buka pintunya, Nak. Mama ingin bicara padamu," lirih Melinda.
Saat itu Marissa benar-benar kesal. Ia bahkan sampai menitikkan air mata karena saking kesalnya. Padahal masalah seberat apapun, pantang bagi Gadis itu untuk menangis.
Namun, sekesal apapun dia terhadap Melinda, ia tetap tidak bisa marah kepada Ibunya. Marissa menyeka air matanya sembari bangkit dari tempat tidur kemudian membukakan pintu kamarnya untuk Melinda.
"Masuklah, Mah."
Melinda bergegas masuk kemudian menuntun anak gadisnya itu ke tempat tidur. Ia mendudukkan Marissa di tepian tempat tidur bersama dirinya.
"Marissa, dengarkan perkataan Mama. Tante Bella sudah sejak lama meminta maaf atas semua kesalahannya. Bahkan Mama sudah tidak dapat menghitung berapa kali Tante Bella memohon-mohon kepada Mama agar Mama bersedia memaafkan semua kesalahannya," tutur Melinda sambil menatap lekat kedua biji manik Marissa yang sangat indah.
"Tuhan saja Maha Pemaaf, Marissa. Masa Mama yang cuma manusia biasa tidak dapat memaafkan kesalahannya dimasa lalu? Kamu memang benar, dengan memaafkan Tante Bella tidak akan membuat keadaan kembali seperti semula. Namun, dengan saling memaafkan, hidup kita akan menjadi tenang, Marissa. Apalagi diusia Mama yang sudah tidak lama lagi, Mama butuh ketenangan," lirih Melinda dengan mata berkaca-kaca.
"Mamah, kenapa Mamah berkata seperti itu! Jangan katakan itu lagi, Mah! Marissa takut!"
Marissa segera memeluk tubuh Melinda yang semakin hari semakin kurus. Apalagi sekarang penyakit yang selama ini diderita oleh Melinda sudah semakin parah.
...*** ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 310 Episodes
Comments
Matrubin Gompal
Marselo Alexander (El) Dan itu bela selingkuhan El karena melinda tdk bisa berhubungan badan karena penyakit kanker nya
2023-05-23
2
Novika Riyanti
nah looo....
ada apa ini.....
2022-07-26
0
Masnah Ana
penghianatan memang sangat menyakitkan 😔😔😔😔
2022-07-25
0