Di Villa Erika dan Marissa,
Kedua gadis itu sudah selesai mandi kemudian merebahkan tubuh mereka sambil melepaskan penat karena seharian menghabiskan waktu mereka di pantai.
Marissa berbaring sambil memainkan ponselnya, sedangkan Erika berbaring sambil memejamkan matanya dan mencoba untuk tidur.
"Cha! Aku tidur duluan, ya!" ucap Erika tanpa membuka matanya. Icha, panggilan kesayangan Erika kepada Marissa.
"Oke, selamat tidur, Erika. Semoga mimpi indah," ucap Marissa yang masih memainkan ponselnya. Tatapan matanya masih tertuju pada layar ponselnya dan sesekali ia tersenyum sendiri.
Erika yang niatnya ingin segera tidur, tiba-tiba saja membuka matanya kemudian ikut memperhatikan layar ponsel milik Marissa.
"Cha, kamu ngapain sih?" tanya Erika sembari menautkan kedua alisnya menatap kearah layar ponsel Marissa.
"Memandangi foto Om tampan itu," sahut Marissa ringan tanpa beban.
Erika mengernyitkan keningnya sambil menatap dengan serius wajah sahabatnya itu. "Kamu beneran suka sama Om itu?" tanya Erika kebingungan.
"Sepertinya iya, apa kamu tidak lihat isi dompetnya? Ia bahkan punya kartu kredit tanpa limit, itu artinya dia tajir melintir, 'kan?!" sahut Marissa sembari mengetik pesan untuk Marcello.
"Dasar mata duitan! Kamu itu dari dulu gak pernah berubah, ya. Kalo lihat cowok berdompet tebel, silau deh tu mata! Gak peduli udah tua juga," ledek Erika
Marissa hanya bisa nyengir sambil terus memperhatikan layar ponselnya. "Ah, dia online!" pekik Marissa sembari memperlihatkan ponselnya kepada Erika.
"Kenapa gak coba di calling aja?!" Erika memberikan sarannya kepada Marissa.
"Kamu benar, sebaiknya aku calling saja dia." Marissa menekan nomor lelaki itu kemudian meletakkan ponselnya ke samping telinganya.
Sementara itu,
"Ehm ..."
Marcello sedang melakukan permainan panasnya bersama sang kekasih, Sarrah. Dengan lincahnya Sarrah bermain diatas tubuh Marcello sedangkan lelaki itu hanya menikmati permainan panas yang diciptakan oleh Sarrah sambil memainkan aset kembar milik wanita itu.
Disaat mereka masih menikmati permainan panasnya, tiba-tiba ponsel Marcello bergetar. Sebuah pesan chat masuk di ponsel lelaki itu. Marcello penasaran, ia meraih ponselnya yang ia letakkan diatas nakas kemudian mengecek pesan chat tersebut.
"Siapa sih, Sayang! Mengganggu saja!" kesal Sarrah sambil terus memompa tubuhnya diatas tubuh Marcello.
Marcello tersenyum tipis, "Gadis yang tidak sengaja aku tabrak di pantai tadi siang."
Lelaki itu meletakkan kembali ponselnya keatas nakas tanpa membalas pesan dari Marissa. Kedua tangannya kini ia letakkan dipinggang ramping Sarrah sembari membantu Wanita itu agar memompa tubuhnya lebih cepat lagi.
"Ayo, cepat Sarrah! Ehm ..."
Sarrah semakin semangat melakukannya. Sambil mendes*h, Sarra memghentakkan tubuhnya dengan cepat hingga akhirnya Marcello dan Sarrah menegang dan melakukan pelepasan secara bersamaan.
Sarrah menjatuhkan dirinya ke samping tubuh Marcello dengan napas terengah-engah. Ia memeluk tubuh polos lelaki di sampingnya sambil menatap wajah tampannya.
"Marcel, kamu tidak akan meninggalkan aku, 'kan? Dan kapan kamu akan menikahiku? Kita sudah melakukan ini selama dua tahun terakhir, tetapi statusku masih belum jelas. Ya, paling tidak kita bisa tunangan dulu, 'kan?!" rengek Sarrah.
Marcello tersenyum tipis sembari membalas tatapan wanita itu. Ia memiringkan tubuhnya dan kini mereka berbaring dengan posisi saling berhadapan. Marcello merapikan rambut Sarrah sembari mengelus lembut pipi wanita yang sudah menemaninya selama dua tahun ini.
"Sarrah, aku ...." ucapan Marcello terhenti ketika ponselnya kembali bergetar. Namun, kali ini bukan notifikasi pesan chat, tetapi panggilan.
Marcello meraih ponsel itu dan setelah mengetahui siapa yang mencoba menghubunginya, ia segera menerima panggilan itu.
"Hallo,"
["Akhh ..."]
Terdengar suara teriakan dua orang Gadis di seberang telepon. Kedua Gadis itu nampak begitu senang karena panggilan mereka diterima oleh Marcello.
"Siapa? Gadis itu lagi?" kesal Sarrah dengan wajah menekuk menatap Marcello.
"Sshtt! Pelankan suaramu, aku ingin mengerjai para bocah ingusan ini," ucap Marcello sambil terkekeh pelan.
"Hi Girl, apa kabar?" ucap Marcello sambil mengulum senyum.
["Baik, Om ... ehm,"] Marissa bingung harus memanggil Marcello dengan sebutan apa. Walaupun Marcello tampan, tetapi usianya terpaut jauh dari dirinya.
"Erika, aku harus memanggilnya dengan sebutan apa?!" tanya Marissa kepada Erika yang sejak tadi hanya nyengir kuda sambil memperhatikan kekonyolan dirinya.
Erika mengangkat kedua pundaknya, ia sendiri tidak tahu harus memanggil Marcello dengan sebutan apa. "Mungkin, Sayang" sahut Erika sembarang.
"Ish, dasar!" Marissa kesal kemudian memukul lengan sahabatnya itu pelan sambil menekuk wajahnya.
Ternyata Marcello mendengar percakapan Marissa dan Erika. Ia kembali terkekeh kemudian menyambar percakapan kedua Gadis konyol itu, "Panggil Sayang juga tidak apa-apa,"
Kedua sahabat itu kembali berteriak histeris setelah mendengar ucapan Marcello dari seberang ponselnya. Mereka tidak menyangka ternyata Marcello bisa bersikap manis juga.
Sarrah semakin kesal, ia mencubit perut Marcello sambil menekuk wajahnya. "Sayang!!!"
"Tenang saja, aku hanya bermain bersama bocah ingusan itu," sahut Marcello sambil mencubit dagu Sarrah.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 310 Episodes
Comments
Meriana Erna
awalny main lama2 bucin😂😂😂
2023-08-10
4
Eti Alifa
aduh sayang bngt deh klo marissa sama el, el kan jam terbangnya tinggi🤭
2023-02-28
0
Imas Maela
gadis konyol
2022-12-23
0