Elisa menangis sejadi jadinya.ingin rasanya dia berteriak untuk mengatakan
" tidak mungkin"
tiba-tiba handphone yang ada di tangan nya bergetar,menampilkan nama anak sulungnya"Vania".
"Vania memanggil" batin Elisa. dia segera menjawab telpon dari Vania yang ternyata panggilan Vidio call.
dilihatnya wajah anak bungsunya
"sayang" panggil Elisa pada anak bungsunya yg bernama Felicia.
"mama kapan pulang" tanya Felicia.
"sebentar lagi mama pulang, sayang"
jawab Elisa.
Elisa teringat pada sang suami.
"sayang,sudah dulu ya. tolong jangan menangis,sebentar lagi mama pulang"
ucap Elisa.
"ya ma,aku ga menangis kok, aku kan anak pintar"ucap Felicia.
Felicia memang anak pintar, diusianya yang baru tiga tahun,dia sudah lancar berbicara. Felicia juga lebih suka di panggil Feli dari pada CIA.
Elisa menutup telponnya dan segera berbalik, kemudian berlari menuju ke tempat sang suami. ditatapnya wajah sang suami yang sudah tak bernyawa lagi.
"bang,kenapa secepat ini kamu meninggal aku dan anak-anak kita, apa aku sanggup menjalani ini semua" batin Elisa.
"kenapa kamu pergi tanpa berpesan sedikit pun?. siapa yang akan menjaga aku dan anak-anak kita?." batin Elisa.
"Tuhan apa maksud Mu, dengan semua kejadian ini?. apa yang kau rencana kan pada keluargaku". batin Elisa lagi.
air mata Elisa menetes tiada henti hentinya,sambil terus menatap wajah sang suami.duambilnya tisu, diusapnya wajah suaminya.dipeluk dan di ciumnya
seluruh bagian wajah suami tercinta Daniel.
di hapus nya air matanya dan berkata
"ini tidak mungkin,Tuhan pasti sedang menguji kesabaran ku. aku harus kuat, demi anak-anak ku".
Elisa melihat Daniel sudah siap untuk dimasukkan ke ambulan yang akan mengantar jenazah Daniel pulang.
Elisa teringat bahwa dia belum mengabarkan tentang kematian Daniel pada keluarganya.
Elisa segera menelpon anak sulungnya
Vania. Vania pun menjawab telpon dari Elisa.
"ya ma, ada apa" tanya Vania.
"ma....cepat pulang" terdengar suara Felicia.
"sayang...mama udh mau pulang ni" jawab Elisa.
"Feli sayang,sebentar lagi mama pulang. Feli jangan nangis ya" kata Elisa.
"ya ma" jawab Feli.
"tolong berikan handphone sama kakak Vania ya sayang".pinta Elisa.
"ya ma" jawab Elisa
"ya ma, ada apa" tanya Vania.
"Vania, nenek dimana" tanya Elisa
" mama mau bicara sama nenek" tambah Elisa.
"nek.....mama mau bicara sama nenek" Elisa bisa mendengar dengan jelas suara Vania memanggil neneknya.
"ada apa?" tanya ibu martua Elisa.
"ma....." jawab Elisa. suara lirik hampir tidak terdengar oleh ibu mertuanya.
" ma...bang Daniel sudah meninggal dunia" tambah Elisa.
ibu martua Elisa kaget dan lansung menangis.
"Dewi...paman mu sudah meninggal" suara ibu mertua Elisa berteriak memanggil cucunya Dewi.
Elisa menutup telponnya dan segara memasuki mobil jenazah yang akan mengantar dia dan Daniel pulang.
Daniel sudah tiba dirumah duka. begitu ramai orang yang ingin melihat Daniel untuk terakhir kalinya. semua warga datang dengan silih berganti mengucapkan bela sungkawa pada Elisa dan keluarga.
kedua anak Elisa menangis.mata vania dan Maureen, bengkak karena terlalu lama menangis. mereka terus berteriak memanggil ayah mereka.
dan si bungsu, Feli sibuk bermain, dia terlihat bahagia karena banyak tamu dirumahnya. Feli baru berusia tiga tahun, jadi dia tidak mengerti apa yang sedang terjadi.
Elisa menenangkan dirinya, menghapus air matanya. mencoba tenang. dia tidak sanggup melihat kesedihan anak-anak nya."aku harus kuat" batin Elisa.
dipeluknya ketiga putri nya. lalu berkata
" tenangkan dirimu sayang, ayah berpulang ke rumah Bapa di surga. doakan supaya ayah tenang di sana."
"Amin".jawab Elisa didalam hatinya.
bersambung........
lanjut bab selanjutnya ya ....
maaf ya klu banyak terjadi kesalahan dalam penulisan. maklum ini karya pertama ku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
Rita Bengkawan
sedih
2022-03-21
1
Yeni Kartika Putri Emu
sedih bangat
turut berduka cita
2022-02-01
1
Ilyas Angkai Setiawan
sedih walaupun aku baru nyimak,lanjut
2022-01-14
1