Episode 4 (Insyaf?)

Malam itu hawanya dingin sekali, sedingin sikap dia ke kamu eaaa..

Tania melamun di depan rumah sambil sesekali menyeruput kopi yang dia buat.

Tania memikirkan masa depannya, apakah ia akan terus menjadi copet seperti ini? Kadang Tania merasa jenuh dengan kerjaannya, dia juga takut jika sewaktu-waktu tertangkap oleh warga dan dipukuli.

Sebenarnya Tania ingin berhenti mencopet, tapi dia tidak tega bilangnya ke bang Jordi. Ya karena dia merasa sangat berhutang budi padanya!

Tania juga sudah berjanji untuk terus mengabdi pada Jordi sebagai balasan karena dia sudah merawatnya dulu.

Tapi, sikap Jordi yang seenaknya saja kepadanya membuat Tania mulai berpikir untuk meninggalkan Jordi.

Dia tak tahan karena Jordi sering mabuk-mabukan bersama temannya, apalagi pernah suatu hari dia hampir diperkosa oleh Jordi saat dalam kondisi mabuk.

Untung saja Tania dapat menghindar waktu itu, jadi sampai sekarang dia masih perawan.

Tania meminum kopinya dan menikmati kehangatan yang dibuat olehnya, suasana dingin seperti ini memang enaknya ngopi bray!

Terlihat disekelilingnya sudah sangat sepi, tidak ada satupun orang yang lalu lalang.. Hanya sesekali nampak motor lewat.

Tiana mencoba meyakinkan dirinya untuk mengambil sebuah keputusan yang tepat, apakah ia harus bertahan disini atau pergi dan menatap masa depannya??

"Gue bingung banget, di satu sisi gue udah bosen banget jadi copet apalagi bagian yang gue terima juga gak sebanding dengan usaha gue! Tapi disisi lain gue masih punya utang budi sama bang Jordi, gak mungkin gue ninggalin dia gitu aja!" ujar Tania.

Tak lama kemudian, Jordi pulang ke rumah dengan sempoyongan.. Tania pun langsung membantu Jordi agar tidak jatuh.

"Bang, lu pasti mabuk lagi ya? Udah berapa kali sih gue bilang jangan mabuk terus! Gue capek tau tiap malem harus bopong lu ke kamar!" ujar Tania.

"Yaelah berisik lu! Gue mabuk kan buat ngilangin stres, lu sendiri kenapa belum tidur? Kan tadi gue suruh istirahat!" ujar Jordi.

"Gue belum ngantuk bang, udah ayo gua bantu jalan ke kamar lu!" ucap Tania.

Tania pun membawa Jordi ke kamarnya dan merebahkan tubuh Jordi di atas kasur.

Disaat Tania ingin keluar, Jordi memegang tangan Tania dan mencegahnya.

"Mau kemana?" tanya Jordi.

"Keluar lah bang," jawab Tania.

"Jangan keluar, mending ke kamar lu terus tidur! Ini udah larut takutnya besok lu kesiangan nyopet nya!" ujar Jordi.

"Iya gua mau abisin minum dulu abis tu baru ke kamar," ucap Tania.

"Yaudah,"

Jordi langsung tertidur setelah mengatakan itu, Tania pun keluar dari kamar Jordi dan menutup pintu nya.

"Huh gue pikir tadi dia mau tahan gua di dalem," gumam Tania.

Tania kembali ke tempat dia melamun tadi dan menyeruput kopinya lagi sambil menikmati dinginnya malam.

...•••...

Pagi telah tiba, matahari mulai menyinari dunia seperti kamu yang selalu menyinari duniaku anjay!

Ketika hampir semua orang di dunia merasa senang bila pagi tiba, karena bisa memulai aktivitas lagi setelah semalaman berisitirahat.

Berbeda dengan Rianti, dia justru menangis tersedu-sedu tak bisa berhenti di pinggir jalan.

Terlihat bajunya sobek-sobek dan kondisinya juga tak karuan, rambutnya berantakan juga terdapat banyak luka di sekujur tubuh nya.

Dia terus berjalan sambil menutupi tubuhnya, dia merasa sangat malu dengan kondisinya saat ini.

Lalu, Rianti mengambil handphone nya dan menelpon seseorang..

"Halo kak, lu bisa jemput gue gak?" ucap Rianti ditelpon.

"Bisa bisa emang lu dimana sekarang? Terus kenapa semaleman gak pulang??" ujar seseorang ditelpon.

"Nanti gue shareloc ke lu kak," ucap Rianti.

Rianti langsung memutus telponnya dan mengirimkan alamat dia berada saat ini pada orang ditelpon itu.

Lalu, Rianti mencari tempat untuk duduk agar tidak pegel berdiri..

Ya seperti biasa ketika pagi hari tentunya banyak orang berlalu lalang disana.. Rianti pun merasa malu ketika seseorang disampingnya terus memperhatikan nya.

Rianti coba mengalihkan fokusnya dengan berpura-pura main hp. Begitulah kebiasaan cewek kalo lagi malu pasti scroll-scroll hp padahal mah cuma geser-geser menu doang aowkoawk!

Sekitar 15 menit Rianti menunggu, akhirnya Edo datang dengan motornya.

Dia pun panik ketika melihat kondisi adiknya yang acak-acakan itu seperti orang gila..

"Rianti, lu kenapa?" tanya Edo.

Rianti menangis kembali dan memeluk Edo, dia meluapkan rasa sedihnya di dalam pelukan sang kakak.

Edo coba menenangkan adiknya itu agar tidak terus menangis, karena disana banyak orang.

Edo memegang pipi Rianti dengan kedua tangannya sambil mengelap air mata Rianti..

"Udah udah ya, jangan nangis lagi! Sekarang kita pulang biar lu bisa jelasin apa yang terjadi sama lu!" ujar Edo.

Rianti mengangguk dan Edo pun membantu adiknya untuk berdiri lalu naik ke motornya.

Sesampainya di rumah, Edo kembali bertanya pada Rianti tentang apa penyebab dia menangis.

"Heh sebenarnya lu kenapa sih? Kok bisa jadi gini?" tanya Edo.

"Gu-gue se-se-semalam di..di...diperkosa kak," jawab Rianti gugup.

Edo langsung mengeluarkan ekspresi kaget sambil menutup mulutnya, dia tidak percaya kalau adiknya itu habis diperkosa.

"Kok bisa? Bukannya lu selalu ngasih obat tidur ke korban lu?" tanya Edo.

"I-i-iya kak, tapi semalam korban gue itu bawa 4 temennya.. Jadi gue gabisa ngapa-ngapain kak, mereka paksa gue buat layanin ***** mereka!" ucap Rianti.

"Hah? Jadi lu diperkosa sama 5 orang?? Buset dah gimana rasanya tuh?" ujar Edo.

Rianti langsung mencubit lengan Edo karena kesal.

"Ish kok lu malah nanya gitu sih? Dimana rasa kasihan lu sama gue??" ujar Rianti.

"Yaelah gausah nyubit juga kali sakit tau! Lagian gua cuma becanda.. Yaudah mending sekarang lu bersih-bersih, gua gak tega liat lu begini!" ucap Edo.

"Eh tapi bentar, lu udah ditransfer kan sama cowok yang semalam?" tanya Edo.

Rianti menggelengkan kepalanya..

"Hah lu belum ditransfer?" ujar Edo kaget.

"Iya belum kak itu dia masalahnya! Padahal semalam dia ngajak gua ketemu bukan buat esek-esek, eh tiba-tiba aja disana ada 5 cowok dan mereka langsung bawa gua ke mobil abis itu dibawa ke apartemen gitu!" ucap Rianti.

"Bener-bener ya mereka, gapunya duit aja pake hubungin lu!" ujar Edo.

"Makanya gue kesel kak, terus kayaknya gue mau berhenti deh nipu orang.." ucap Rianti.

"Hah??"

Edo kaget mendengar perkataan Rianti itu..

...•••...

Tania sudah bersiap-siap untuk pergi nyopet, dia kali ini ingin beraksi di pasar karena biasanya pagi-pagi gini pasar lagi rame-rame nya sama ibu-ibu yang belanja.

Lalu, Jordi datang dari luar dan menghampiri nya..

"Lu dah mau berangkat?" tanya Jordi.

"Iya bang, lu darimana?" ujar Tania.

"Abis beli lauk buat sarapan, nih lu makan dulu biar nyopet nya bertenaga!" ucap Jordi.

Jordi menyerahkan sebungkus makanan pada Tania.

"Makasih bang, tapi gue makan di luar aja nanti takutnya gak keburu!" ujar Tania.

"Yaelah ngapain sih buru-buru amat? Udah makan dulu baru nyopet!" ujar Jordi.

"Ya kan-"

Ucapan Tania belum sempat selesai lantaran dipotong oleh Jordi.

"Udah nurut sama gua, makan dulu!" potong Jordi.

"Iya iya gue makan," ucap Tania.

Akhirnya Tania mau sarapan lebih dulu bersama bang Jordi sebelum melakukan aksinya..

...~Bersambung~...

Amanat dari bab ini : Jangan lupa sarapan sebelum memulai aktivitas oke! Karena sarapan itu penting untuk menjaga daya tahan tubuh kita! Apalagi buat yang masih sekolah nih, biar fokus belajarnya sarapan dulu ya adek..!!