Sementara itu tetua Pembantaian telah berdiri tepat ditengah- tengah aula, ia kemudian mengumumkan. “Sidang yang ke 12,754 terdakwa Jou Den dimulai! tidak ada yang diizinkan berbicara sebelum waktunya tanpa terkecuali untuk ketua Sekte, Grand Elder apalagi Master Paviliun.” ucap tetua Pembantaian dengan tegas.
Tiga orang yang sebelumnya berdiri di belakang Master Paviliun bergerak maju, mereka masing- masing berdiri pada posisi yang berbeda. Satu berdiri di depan para master Paviliun, satu berdiri di depan para penonton dan satu nya berdiri di depan Jou Den. Sementara Master Paviliun kembali duduk di tempatnya.
“Kau pasti telah menyadari kekuatan dari 3 orang itu! Selain dari Master Paviliun, ketiganya merupakan Lapisan 9 yang setara dengan Master Paviliun Jou Gi. Mereka adalah 3 serangkai yang juga paling ditakuti di Paviliun Hukum selain Tetua Pembantaian. Masing- masing dari ketiganya menempati posisi yang berbeda di dalam persidang. Satu menjadi Jaksa Penuntut, Satu jadi Pelindung saksi dan Satu menjadi Pencegah. Sementara itu Tetua Pembantaian akan menjadi hakim Sidang”
Segera orang yang berdiri di depan Jou Den berkata, “Terdakwa Jou Den, Kami menuntut anda karena masalah pelecehan dan penganiayaan terhadap tamu terhormat sekte, dengan tuntutan berlapis!”
Segera orang- orang yang awalnya bingung mulai mengerti atas kesalahan yang dilakukan Jou Den. Mereka kini penasaran siapa tamu yang dilecehkan olehnya dan juga atas alasan apa Jou Den melakukannya.
“Tidak! Itu tidak mungkin! Itu Fitnah!” Tapi kemudian suara menggelegar dengan kemarahan datang dari Jou Gi. Ia benar- benar marah mendengar tuduhan yang diberikan pada anaknya itu.
“Siapa yang menyuruhmu untuk berbicara? Bahkan ketua Sekte harus meminta izin pada Hakim!” Tapi kemudian jaksa penuntut umum berteriak marah dan mengirimkan kekuatannya pada Jou Gi.
Jou Gi yang tidak siap itu terpaksa harus mundur, sementara satu yang berdiri di depan para master juga ikut bereaksi. Ia melemparkan pukulan telak pada Jou Gi. Master Paviliun Jou Gi sekali lagi menerima serangan yang kuat. Ia mengepalkan tangannya, sangat memalukan mendapatkan penganiayaan seperti itu.
“Di dalam persidangan, siapapun dirimu dan setinggi apapun jabatanmu dalam sekte itu sama sekali tidak berpengaruh. Disini Hakim dan Jaksa adalah yang menjalankan persidangan!” Kali ini sang penjaga Saksi berbicara, ia tidak turun tangan sebab telah memukul Jou Gi sebelumnya.
Jou Gi yang merasa terhina ingin kembali menyerang tapi kemudian Tetua Pembantaian yang menjadi hakim angkat bicara. “Anda bisa berbicara dan menjadi saksi untuk Jou Gi tapi sebelum itu anda harus mendengarkan tuntutan dari Jaksa!” Dengan itu Jou Gi mengurungkan niatnya, ia kembali duduk dengan wajah terhina.
Sementara itu sang Jaksa mulai menjelaskan tuntutannya dengan detail. Para tetua sekte terkejut mendengar Jou Den berusaha melecehkan Putri Yewan yang merupakan tetua muda sekte Bulan Abadi saat ia lemah.
Hal ini juga yang membuat mereka mengerti mengapa Grand Elder Mei ikut dalam persidangan kali ini. Para tetua yang dari awal tidak menyukai Jou Den dan ayahnya mengangguk setuju, mereka mulai berkomentar pedang dan menyalahkan Jou Den.
“Jou Den benar- benar menganggap dirinya tinggi! Bahkan jika ia merupakan anak dari Master Paviliun tapi tidak sepantasnya ia berbuat seperti itu, bukan?”
“Saya setuju. Jou Den harus dihukum berat agar kita dapat mengirimkan penjelasan yang memuaskan dari sekte Bulan Abadi!”
“Dari awal saya tidak menyukai Jou Den karena sifatnya yang menjijikkan. Beberapa kali murid perempuan dari sekte dalam dan luar harus menanggung kesedihan dan berakhir bunuh diri setelah dikotori olehnya. Tapi ia selalu lolos dari hukuman karena bantuan Master Paviliun Jou Gi! Hari ini bahkan ketua sekte tidak mampu melindunginya lagi! Hahaha..”
Percakapan mereka di dengar oleh penjaga saksi, membuat yang terakhir menatap tajam ketiganya. “Apa kalian juga ingin mendapatkan bagian seperti Master Jou Gi?!” Ketiganya buru- buru menutup mulut mereka takut.
Setelah jasa penuntut memberikan penjelasannya, giliran Hakim yang memberikan kesempatan pada Jou Den untuk membela diri.
“Saya tidak melakukannya! Saat itu saya tidak sadar, ada orang yang mencoba menjebak saya dengan ini!” Jou Den berkata jujur.
Tetua Pembantaian kembali berbicara, “Apa kau punya bukti jika kau benar- benar dijebak oleh seseorang?”
Jou Den ingin menjawab, tapi ia mengingat bahwa seluruh pill telah ia konsumsi. Hanya tersisa Pill penipu yang diberikan khusus oleh ayahnya. Jika ia menyebutkan pill tersebut maka bukan hanya akan memperberat hukumannya tapi juga akan menyeret ayahnya untuk ikut bersamanya. Sebab itu ia memutuskan untuk tidak menyebutkan buktinya.
Melihat Jou Den tidak menjawab, Hakim kembali bertanya, “Apakah anda memiliki saksi?”
Jou Den mengangguk, ia melihat ayahnya. Jou Gi tidak membuang banyak waktu buru- buru berdiri dan mengatakan ia dapat bersaksi untuk anaknya.
Walau agak tidak senang dengan tindakan Jou Gi, tapi Hakim sidang masih mempersilahkannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 717 Episodes
Comments
Entis Sutisna
Lanjuuutkan Thor...💪💪🤪🤪..
2024-05-28
0
Anonymous
🥑🥑🥑🥑🥑
2023-04-12
1
neng aya
🤗
2023-01-21
1