Elin membulatkan matanya saat mendengar perkataan Amel.
" Mel apa Green di usir dari rumahnya gara gara tadi siang ? " kata elin dengan bibir bergetar.
Amel masih diam dan menatap kearah Green yang masih tertidur ,
" kita tanyakan nanti setelah dia bangun " kata Amel berusaha untuk tetap tenang.
" Sekarang bantuin gue masak " katanya mengajak Elin.
" Sok iye lo , kayak yang beneran bisa masak " ujar Elin kesal.
" Jangan ngeremehin , masak lo aja gue bisa "
" Takut gue " ujar Elinntertawa.
" Eh Mel tadi gue masuk kok sepi ya , papa sama mama lo kemana ? " tanya Elin penasaran karena rumah Amel yang terasa begitu sunyi.
" nggak tahu " jawab Amel singkat dengan wajah yang tiba tiba berubah menjadi senduh.
Elin memang sedikit heran, karena setiap berada di rumah Amel ia sangat jarang melihat ke dua orang tuanya , awalnya ia berpikir kalau kedua orang tua sahabatnya sedang bekerja di luar kota namun hampir setiap kerumah Amel , ia masih tidak pernah melihat orang tuanya dan tidak mungkin kalau mereka terus bekerja keluar di kota karena Amel tidak pernah bercerita tentang itu , di tambah hari ini ia melihat mata Amel yang sembab seperti orang habis menangis dan itu sangat jelas terlihat.
namun Elin masih mengurungkan niatnya untuk bertanya tentang rasa penasarannya itu , karena bukan tempatnya untuk lebih mengetahui masalah keluarga orang lain , kecuali sahabatnya itu sendiri yang bercerita.
" Gue laper " ucap green yang tiba tiba bersuara membuat Amel dan Elinn yang sedang duduk di tepi tempat tidur terkejut.
" Kaget gue " ucap Elin memegang dadanya.
" Makan yuk " ajaknya lagi.
Elin dan Amel masih mengurungkan niatnya untuk bertanya mengapa Green tiba tiba kembali kerumahbya dengan membawa ransel besar.
" ayo , mungkin bi ina sudah selesai masak " ujar Amel yang langsung keluar dari kamarnya dan di susul Elin dan Green.
" Green cuci muka dulu " teriak Ein pada Green yang sudah duduk di meja makan dan siap melahap makanan di hadapannya.
" Bodoh amat " jawabnya cuek sambil menyuapkan nasi ke dalam mulutnya.
" Green jorok " teriak Elin bergidik.
" Terserah , orang gue sendiri yang makan " jawabnya kesal.
" Sumpah ya punya temen kok jorok amat "
" Biarin yang penting cantik , weeekk " kata Green begitu percaya diri sambil memeletkan lidahnya ke arah Elin.
" Ceh " desis Elin tertawa.
Green menyenggol kaki Elin memberitahu untuk melihat kearah Amel yang hanya mengaduk ngaduk nasinya tanpa memakannya.
" lo kenapa mel ? " tanya Green.
Amel masih tidak bergeming dengan pertanyaan Green ia masih termenung dan sibuk dengan pikirannya sendiri.
" mel " panggil Elin pelan.
" Mel " teriak Elin karena Amel terus mengabaikan panggilannya.
" emm .. yaa " kata Amel yang menjadi terkejut.
" lo kenapa si mel ? " tanya Elin dan Amel menggelengkan kepalanya.
" Mel kita temenan dengan lo bukan baru kemarin " ucap Green yabg sedikit memanas.
" Makan aja nasi lo , tadi lo bilang laperkan " kata Amel yang berusaha menyangkal.
Elin dan Green diam dan kembali melanjutkan makannya , karena tidak mungkin mereka memaksakan Amel untuk bercerita penyebab dia melamun , mereka mengerti mungkin Amel belum siap untuk bercerita.
Setelah selesai makan mereka kembali ke dalam kamar , Elin susah sibuk menonton film india kesukaannya , Green membaca novel dan amel sibuk memantau akun sosial media miliknya.
" Green " panggil Elin tiba tiba.
" emm .. " jawab Green yang masih fokus dengan bacaan novel.
" Lo pergi dari rumah ? " tanya Elin hati hati dan Amel ikut menghentikan aktifitasnya.
" Green " panggil Amel.
Green menghentikan aktifitas membacanya , di tegakkan posisi duduknya di pinggir kursi sambil menghela nafasnya begitu berat.
" Gue di usir dari rumah " katanya pelan.
" Serius ? " tanya Amel dengan mata yang membesar.
Elin segera memeluk tubuh Green dan menangis , ia sangat yakin penyebab Green di usir dari rumah karena masalah tadi di sekolah.
" Ini semua pasti gara gara gue " katanya sambil menangis.
" Apa sih lin " kata Green yang menjadi kesal.
" ini semua gara gara gue Green , kalau bukan karena gue anak angkat , lo pasti nggak bakal bertengkar dengan Zahra , gue bener bener nggak pantas temenan dengan kalian , gue hanya bikin kalian malu karena keberadaan gue " ucap Elin dengan linangan air mata yang terus mengalir di pipihnya.
Green menghela nafas mendengar kata kata Elin ,
" lin gue nggak pernah malu temenan sama lo , kita nggak ada yang sempurna, gue nggak pernah sebahagia ini sebelum kenal dengan kalian " ucal Green lirih sambil mengelus punggung Elin.
Tiba tiba Amel ikut memeluk kedua sahabatnya ,
" gue pikir hari ini gue bener bener akan sendiri " ucapnya menahan isak.
Elin melepas pelukannya dengan Freen , dan menatap ke arah Amel yang sudah manangis dengan begitu lirih.
" Lo kenapa mel ? " tanya Green dan Elin bersamaan.
" Mama sama papa gue bercerai " jelasnya dengan terisak.
Green dan Elin yang mendengar itu menjadi begitu terkejut , mereka begitu tidak percaya karena selama ini keluarga amel yang sangat terlihat baik baik saja dan harmonis.
Elin langsung memeluk tubuh Amel dan ikut menangis,
"sekarang gue benar benar sendiri " kata Amel begitu lirih dengan tangaisan yang terdengar begitu pilu.
" Lo nggak sendiri mel , lo ada kita , kita akan selalu ada buat lo " ucap Green mencoba menenangkan dan ikut memeluk kedua sahabatnya.
Mereka bertiga sudah menangis sambil saling berpelukan dan menenangkan satu sama lain.
" Mel lo harus sabar , ini benar benar bukan akhir dari segalanya , gue dan Green masih ada disini buat lo " ucap Elin.
" Dulu ketika gue tahu kalau gue cuma anak angkat di keluarga , gue sangat sedih dan berpikir kalau Tuhan sangat tidak adil karena semua orang yang mengetahui tentang itu selalu meremehkan gue " lanjutnya dengan terisak begitu dalam.
" Orang orang tidak akan tahu gimana sakitnya di posisi gue , nggak ada satu anak pun di dunia ini yang pengen memjadi anak angkat , dan gue nggak pernah minta itu " tuturnya lagi dengan isakan yang semakin tidak bisa tertahan.
" tapi akhirnya gue menjadi kuat dan melupakan kesedihan itu karena kalian,
karena kalian.... " katanya mengulang namun tidak ia lanjutkan karena air mata yang tidak berhenti menetes.
mereka semakin mengeratkan pelukannya dengan tangisan yang semakin terisak.
" Jadi lo jangan pernah berpikir lo sendiri mel , kita akan selalu ada, kita akan terus bersama dalam kondisi apapun " kata Green yang juga telah menangis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞𝐀⃝🥀иσνιєℛᵉˣ𝓐𝔂⃝❥࿐
Aahh pen peluk kalian juga 😭😭😭
2024-10-08
0
Elvira Devitasari Palembang
green
2023-05-18
0
🥜⃫⃟⃤🍀⃟🦘𝙼𝙰𝙼 ᶠᵉⁿᶦ 𒈒⃟ʟʙ
Tiap kali baca novel ini ga pernah ga nangis di bab ini, pasti selalu nangis kejer aku 😭😭😭
2023-03-23
0