" Gue ikut lo " kata Amel pada Green.
Dan kebetulan hari ini Amel tidak membawa mobil , jadi ia punya alasan untuk ikut kedalam mobil Green .
Ia masih sangat khawatir jika membiarkan Green pulang sendiri.
" Apasih mel , lo ikut Elin ajalah " tolak Green.
"Gue ikut mobil lo titik " jawabnya kekeh menuju mobil Green.
" Buka " katanya ketika sudah berada di sebelah pintu mobil Green.
" Sini biar gue yang nyetir " katanya lagi.
" Atur aja deh Mel " jawab Green setengah kesal.
" Lin lo langsung balik apa mau ikut kerumah Green ? " teriak Amel.
" emm .. gue langsung pulang aja deh , besok kita ketemu di sekolah lagi " sahut Elin sambil masuk ke dalam mobil ferrari F12 berwarna merah miliknya dan membawanya keluar dari parkiran sekolah ,
di susul oleh Green dan Amel , mereka berpisah di gerbang sekolah dengan arah jalan yang berbeda.
Di dalam mobil Green dan Amel hanya saling diam tanpa bicara , mereka sibuk dengan pikirannya masing masing.
" Kita mampir ke kafe depan situ yuk mel " ajak Green sambil menggerakan mukanya kearah kafe yang dimaksud.
" Gue laper dan belum makan dari tadi pagi " lanjutnya untuk meyakinkan Amel untuk berhenti.
" oke "
~
Green dan Amel sudah duduk didalam kafe dan sudah memesan makanan dan minumannya masing masing.
berselang lama pelayan sudah datang membawa pesanan mereka dan meletakannya di atas meja.
Amel yang sebenarnya juga lapar dengan segera menyantap menu makanan pesanannya.
Amel mendongakkan kepalanya saat melihat Green yang duduk di hadapannya tidak menyentuh makannannya sama sekali.
" Tadi lo bilang laper " kata Amel menatap Green .
" Mendadak kenyang " jawabnya.
" Makan " tegas Amel.
" Lama lama lo beneran kaya emak emak deh Mel " kesal Green.
" Biarin , ngembantah lagi gue tabok lo " kata Amel tertawa membuat Green ikut tertawa.
Mereka sudah berada dalam mobil dan Amel kembali melajukan mobil Green.
" Gue tidur dirumah lo ya mel " pinta Green tiba tiba , ia masih tidak ingin bertemu dengan papinya.
" Oke, tapi kita pulang dulu kerumah lo untuk pamit , biar mami nggak khawatir " sahur Amel.
Sebenarnya Amel ingin Green tetap pulang dan tidur dirumahnya dan berharap masalah dengan orang tuanya selesai , tapi melihat wajah Green yang begitu berat untuk pulang akhirnya ia mengiyakan permintaannya , dari pada nanti gadis itu keluyuran kemana mana.
Mobil Green sudah masuk ke dalam perkarangan rumahnya dan langsung berhenti di depan teras rumah , tidak seperti biasanya yang langsung masuk ke dalam area parkir mobil.
Dari dalam rumah , Nita sudah menunggu kedatangan Geen sejak dari tadi , melihat mobil Green datang ia langsung bergegas menuju pintu depan.
, namun langkahnya mulai melambat saat melihat mobil Green berhenti di depan teras rumah dan itu berarti anak itu akan pergi lagi.
" Dari mana saja nak ? , mami sudah menungu sejak tadi , kenapa nggak bilang dulu kalau nggak langsung pulang " tanya Nita beruntun karena mengkhawtirkan pada Green.
" Maaf mi , tadi setelah nonton basket kita makan dulu di kafe " jelas Amel pelan karena melihat wajah Nita yang begitu khawatir ,
sedangkan Green hanya diam dan melanjutkan langkahnya menuju ke dalam rumah dan mengabaikan pertanyaan Nita.
" Green " panggil Nita pelan ,
Namun tidak ada jawaban dari anak keduanya itu , Ia masih terus berjalan masuk ke dalam rumah.
Nita menghela nafas dan menatap diam pada punggung Green.
" Mi nanti biar Amel coba bujuk Green , tadi dia bilang ingin tidur dirumah amel , boleh ya mi " pinta Amel.
Nita masih diam sebelum menyetujui permintaan Amel , dan berpikir mungkin itu lebih baik untuk membuat Green lebih tenang.
" iya , tapi nanti jangan keluyuran kemana mana ya mel " pintanya dan Amel mengangguk.
Tidak lama Green keluar dari dalam rumah dengan masih menggunakan pakaian lengkap sekolah namun membawa tentengan goodybag di tangannya.
" Kamu tidur dirumah Amel tapi jangan keluyuran kemana mana ya " pinta Nita dan Green mengangguk lalu segera berjalan menuju mobilnya.
" Mi kita pergi dulu " pamit Amel.
" jaga Green ya mel dan hati hati " pinta Nita.
" siap mi " jawab Amel sambil ikut masuk ke dalam mobil Green.
Nita masih berdiri di teras rumah ketika mobil Green sudah menghilang dari penglihatannya, ia masih bingung apa yang harus di lakukannya sebagai seorang ibu , untuk menengahi pertegangan antara anak dan ayahnya itu.
Ia kembali masuk kedalam rumah dengan wajah yang tidak bersemangat.
" mi ada apa ? " tanya Ina yang mengerti dengan raut wajah ibunya.
" Kakakmu tidak pulang " jelas Nita lirih.
" Kak Green tidur dimana mi ? " tanya Ina ikut khawatir.
" Dirumah Amel "
" oh kalau begitu mami nggak perlu khawatir kak Green pasti baik baik saja dirumah kak Amel dan biarkan kak Green menenangkan hatinya mi " kata ina mencoba mengertikan pada maminya
" emm " jawab Nita lemah.
" Kamu sudah makan nak ? " tanya Nita yang tak ingin mengabaikan Ina walau pikirannya begitu cemas pada Green.
" udah mi "
" Temani mami masak untuk makan malam yuk nak " pintanya , mungkin dengan memasak kekhawatirannya pada Green sedikit berkurang.
" ayo mi " jawab Ina begitu semangat.
Keluarga Halmusd sedang menikmati makan malam mereka dengan tenang tanpa yang bicara dan tidak ada yang berniat untuk memulai , namun Martin sejak tadi terus melihat kearah kursi makan yang kosong.
" Green dimana mi ? " tanyanya.
" Kak Green tidur dirumah kak Amel " jawab Ina.
Nita masih terus diam dan mengabaikan pertanyaan suaminya.
" Siapa yang memberi ijin dia untuk tidur dirumah orang " kata Martin begitu marah.
" Aku yang mengizinkan " jawab Nita tegas dan menatap tajam pada Martin.
" Ya memang seperti itu didikanmu terlalu memanjakan anak dan membuatnya menjadi pembangkang "
Mendengar ucapan Martin seketika otak Nita mendidih , kesabarannya benar benar habis menghadapi suaminya.
" Kamu yang membuat Green menjadi anak pembangkang , kamu yang selalu memaksakan keinginan kamu pada Green, kamu tidak tahu bagaimana sulitnya dia untuk memenuhi keinginan gilamu itu " teriak Nita yang sudah tidak bisa tertahan.
Martin terdiam namun teriakan Nita membuatnya cukup kesal.
" Saya ayahnya , saya yang tahu apa yang terbaik untuk anak saya " teriak Martin tidak mau kalah.
Nita kembali ingin menjawab teriakan Martin ia tidak lagi peduli jika sekarang harus bertengkar dengan suaminya.
" Cukup " teriak Ina memotong.
" Apa kalian senang seperti ini huh ? " teriak Ina lagi dengan mata yang sudah memerah.
" Ini yang kalian bilang terbaik untuk anak kalian " lanjutnya lalu beranjak dari meja makan.
Semua tinggal hening tanpa suara , Martin dan Nita benar benar terdiam oleh perkataan Ina.
jangan lupa vote like dan koment 🤗
terimakasih🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞𝐀⃝🥀иσνιєℛᵉˣ𝓐𝔂⃝❥࿐
Geregetan sama Martin 😡
2024-10-05
0
Alvika cahyawati
kasihan km green terlalu tertekan oleh keinginan ayah nya...
2022-12-28
1
..
gk enak banget lingkungan keluarga model begitu😵😣
2022-10-01
0