Terdengar lagu Halsey-whithout me di tengah hiruk pikuk suara penonton yang gemas dengan pertandingan basket yang sedang berlangsung.
Berapa kali suara lagu itu terus terdengar dari tas sekolah Green.
" Green handphone lo bunyi " kata Amel.
" Biarin " jawabnya singkat.
" Di jawab dulu , siapa tahu penting " kata Amel lagi sambil terus menatap Green yang tidak ada pergerakan.
" Biarin aja mel , paling juga itu mami " jawabnya datar tanpa melihat ke arah Amel.
" Kamu belum ngasih tahu mami ya kalau kita kesini " tanya Amel sambil menautkan kedua alisnya.
"emm.."
" Jawab Green, mungkin mami khawatir sama lo " paksa Amel
" Biarinlah " jawab Green lemah.
Melihat Green yang tidak mau mengangkat telepon dari maminya , Amel berinisiatif untuk mengangkat telepon Nita , Ia tahu pasti sedang ada masalah antara anak dan ibu ini namun ia tidak ingin membiarkan Nita khawatir.
Dengan cepat Amel merogoh tas Green mencari benda pipih milik Green yang terus berdering.
" Hallo mi " jawab Amel ketika panggilan telah bersambung.
Amel dan Elin telah memanggil Nita dengan sebutan mami juga sama seperti Green, karena mereka memang sudah begitu dekat layaknya keluarga.
" ini Amel mi " katanya langsung.
" Kalian dimana mel ? " tanya Nita di seberang telepon yang terdengar begitu khawatir.
" Kita lagi di lapangan basket mi , kita sedang menonton pertandingan basket " jelas amel begitu sopan.
" Green dimana Mel ? "tanya Nita lagi.
" ini ada di sebelah Amel , apa mami mau bicara? " tanya Amel sambil melirik kearah Green yang terlihat begitu acuh.
" emmm.. biar nggak usah mel " jawab Nita ragu , ia amat sangat tahu kalau Green sedang tidak ingin bicara dengannya.
" Nanti setelah selesai menonton segera pulang ya mel jangan kemana mana lagi, bilang pada Green mami menunggu dirumah " lanjut Nita yang terdengar begitu khawatir.
" Oke mi "
" Mami tutup ya mel " ucap Nita sebelum menutup panggilan teleponnya pada Green.
Setelah selesai berbicara bersama Nita di telepon , Amel memberikan benda pipih milik Green kepada Tuannya.
" Mami bilang kalau sudah selesai lo di suruh langsung pulang, mami nungguin " jelas Amel.
"emmm " jawab Green tanpa menoleh kearah Amel.
" Langsung pulang " ulangnnya.
" Iya bawel " jawab ketus Green.
Elin masih begitu fokus dengan pertandingan basket yang sedang berlangsung. Pemandangan yang sangat luar biasa baginya melihat laki laki ganteng dengan tubuh berkeringat , tanpa menyadari apa yang sudah terjadi pada kedua sahabatnya ,
bahkan ia belum menyadari ketika Green kembali dari toilet.
Amel masih memandang lekat Green , ia tahu kalau Green habis menangis karena terlihat dari hidungnya yang masih memerah.
" Gue tahu kalau lo sedang punya masalah, tapi tolong jangan berbuat hal bodoh Green , lo masih punya kita " ucap Amel lirih namun begitu serius.
Green yang masih menatap kearah lapangan basket menjadi terdiam mendengar ucapan Amel , ia menoleh kearah Amel lalu dengan segera memeluknya.
" Gue tahu , makanya gue disini bersama kalian " kata Green begitu lirih sambil mempererat peluknya di lengan Amel.
Ia meneteskan air matanya , merasa begitu bahagia memiliki dua sahabat yang luar biasa , yang begitu khawatir padanya namun tanpa mencampuri urusannya dan benar benar selalu ada di saat apapun.
"Gue sayang banget sama kalian " ucap Green yang masih menangis.
" Hapus ingus lo Green , gue jijik " kata Amel sambil tertawa.
" Sialan " umpat Green sambil mengusap air matanya.
" Ada apa ini ? " tanya Elin begitu panik dan bercampur Heran.
" Sudah lo tonton aja itu " Kata Amel sambil mengarahkan bibirnya kearah lapangan basket.
" oh cukup tahu ya sama kalian berdua " kata Elin kesal sambil melipat kedua tangannya di dada.
" ceh ngambek " ujar Amel sambil terkekeh melihat wajah cemberut Elin.
" beneran mel , ada apa ini ? , Kenapa Green nangis ? " tanya Elin begitu penasaran.
" Beneran nggak ada apa apa Elin , Green aja yang lagi drama " jawab Amel yang sebenarnya juga tidak tahu apa yang sedang terjadi pada Green , ia hanya menenangkan sahabatnya.
"emm .. " jawab Elin cemberut merasa tidak puas dengan jawaban Amel, ia takut ada rahasia yang tidak ia ketahui dari dua sahabatnya itu .
" Awas ya kalau kalian punya rahasia berdua tanpa memberi tahu gue " katanya kesal sambil kembali memalingkan wajahnya ke arah penonton.
Amel dan Green tertawa melihat tingkah ke kanak kanakan Elin.
~Di tempat lain.
Nathan keluar dari dalam toilet dan berjalan kearah suara gaduh dengan sorak penonton, Ia kemnbali melewati penonton untuk menghampiri Alfin yang masih begitu fokus dengan permainan yang sedang berlangsung.
matanya juga ikut menonton tapi dengan pikiran yang masih ntah kemana.
Tidak lama permainan selesai ,
sebagian penonton sudah pergi meninggalkan lapangan yang tersisa hanya segelintir orang termasuk Green Amel dan elin, yang sedang menunggu Rey dan kedua temannya.
Dengan tubuh berkeringat Rey menghampiri Green.
" Lama ya ? " tanyanya.
" nggak juga , kita juga menikmati pertandingan kok " sahut Green.
Tidak lama Deni dan Willy ikut bergabung dan
dengan cepat Deni menghampiri Amel.
" Gimana , masih sakit ?" tanyanya khawatir.
" udah nggak " jawab amel pelan.
" Beneran ? " tanyanya lagi sambil melihat kearah dahi Amel yang masih sedikit memerah.
" iya " jawab Amel tersenyum.
" Nanti kabari aku kalau masih sakit " kata lagi sambil mengambil sebotol air minum di dalam tas yang berada samping Amel.
Tanpa menjawab Amel melirik kearah Deni yang sedang meneguk air minumnya , jantungnya mendadak berdegub tak beraturan.
" Lo kenapa sih ? " tanya Amel pada dirinya sendiri sambil memegang dada sebelah kirinya.
" Kita bersih bersih dulu sebentar dan kalau kalian mau , kalian bisa menunggu di mobil " kata Rey kepada Green dan kedua temannya.
dan langsung di jawab dengan anggukan oleh tiga gadis itu karena mereka sudah merasa begitu bosan berada di lapangan basket tanpa pertandingan.
Mereka menuruni anak tangga tribun penonton bersamaan , Green dan dua temannya yang ingin pergi menuju parkir mobil dan Rey yang berjalan menuju toilet untuk mengganti pakaian yang sudah basah karena keringat.
" Rey ? "panggil seseorang tiba tiba.
Rey menghentikan langkahnya dan membuat semu mata melihat kearah suara terkecuali Green yang sedang fokus dengan layar handphonenya.
" oh kak Andes " sapa Rey kepada salah satu dari tiga pria yang sedang berdiri tidak jauh dari mereka , kemudian ia berjalan menghampiri Andes sedangkan Willy dan Deni melanjutkan langkahnya menuju toilet , namun Amel Elin dan Green memilih berhenti menunggu Rey.
" Ada apa kak ? " tanya Rey mendekat.
Mereka saling mengenal karena Rey dan Andes adalah tetangga satu komplek.
" Lo hebat Rey " ucap Andes memuji permainan Rey di lapangan basket.
dan mereka masih terus berbincang membuat Ret sedikit lupa kalau ada tiga gadis yang sedang menunggunya.
" Tunggu sebentar kak " potong Rey.
" Green " panggil Rey dengan suara yang bergema.
Memnuat semua orang melihat kearah suara , termasuk kedua teman Andes , Nathan dan alfin.
" Green sini sebentar " teriaknya lagi.
" kenapa ? " tanya Green mendekat.
" Ini kunci mobil , kalian tunggu sebentar ya" kata Rey tersenyum.
" oh oke " jawab Green singkat lalu segera ingin beranjak.
" Pacar kamu Rey ? " tanya Andes.
Tanpa menjawab Rey hanya tersenyum sambil kembali memanggil Green ., menghentikan langkah gadis itu.
" Green kenalin ini kak Andes tetanggaku dengan dua temannya " kata Rey menjelaskan.
" Green " ucap Green menyebut namanya dengan tangan yang terulur pada Andes.
Lalu melanjutkan kepada dua laki laki yang berdiri di samping Andes , namun matanya membulat saat melihat satu pria yang kini sedang berdiri tepat di hadapannya.
" Loh , kamu ? " ucapnya begitu terkejut dengan mata yang menatap tanpa berkedip.
jangan lupa vote , like dan coment 😍
terimakasih🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞𝐀⃝🥀иσνιєℛᵉˣ𝓐𝔂⃝❥࿐
Loh kamu.. ketemu lagi 😄
2024-10-05
0
Danu Aji
gimana ya sifatnya nathan
2024-01-11
0
Ita rahmawati
meng sedih buat green 😭😭😭😭😭😭😭
2023-01-13
0