Pagi ini adalah pagi pertama Bagas bisa sarapan dengan keluarga Kartika, kedua orang tua Kartika masih berada di hotel dan rencananya siang ini akan pulang ke kampungnya. Bagas sangat bahagia apalagi mendengar ocehan Bagus yang membuat Bagas tertawa.
"Ayah, nanti ayah tidur di rumah Bagus kan? " Tanya Bagus yang menatap Bagas.
"Iya, sayang. Ayah akan tidur dirumah Bagus. " Jawab Bagas tersenyum menatap Bagus.
"Yes.. Asik, jadi Bagus gak perlu tidur sama kak Gayatri. " Kata Bagus dengan riang.
"Kalo ayah tidur sama Bagus, bunda tidur sama siapa? " Tanya Kartika yang ikut percakapan mereka.
"Bunda tidur sama kak Gayatri. " Jawab Bagus santai.
"Kok sama kak Gayatri? Ayah nanti tidur sama siapa? " Bagas yang tidak ingin Kartika jauh darinya.
"Ayah tidur sama Bagus, bunda bilang kalo laki-laki tidur sama laki-laki terus perempuan sama perempuan. Bagus kan laki-laki jadi Bagus gak baik kalo tidur dengan kak Gayatri yang perempuan. " Kata Bagus membuat Bagas tersenyum dan melirik ke Kartika.
"Sayang, kamu mengatakan sesuatu yang benar, sekarang bagaimana nasibku kalo setiap malam kau tidur dengan Gayatri? " Bisik Bagas membuat Kartika menahan tawa.
"Ayah sama bunda kok malah bisik-bisik sih? " Tanya Bagas yang memandang Bagas dan Kartika saling berbisik.
"Ayah dan bunda tidak bisik-bisik, nenek sama kakek pulang jam berapa? " Tanya Bagas yang mengalihkan pertanyaan Bagus.
"Ini sudah selesai, tinggal siap-siap saja. " Kata ibu Hani.
"Kartika, semalam bapak ketemu dengan Dewa. " Kata bapak Kartika.
Deg
Bagas berhenti mengunyah makanannya lalu menatap Kartika yang memandang bapaknya. Bagas tau Dewa adalah mantan kekasih Kartika, meskipun sudah lama mereka tak berhubungan namun sepertinya Dewa masih ada di hati Kartika.
"Dia bilang minta maaf sama bapak karena sudah menyakitimu, bapak sebenarnya ingin kamu menikah dengan Dewa. Tapi jodoh berkata lain, ternyata Dewa juga sudah menikah. " Kata bapak Kartika.
"Dimana bapak bertemu Dewa? " Tanya Bagas.
"Di pesta semalam, dulu ayah Dewa dan bapak adalah sahabat kita ingin anak-anak kita menjadi keluarga. Dewa membawa Kartika kerja di kota ini, dan ternyata Kartika berjodoh sama nak Bagas. " Kata bapak.
"Siapa sih Dewa, kek? " Tanya Bagus yang mencerna kata-kata orang dewasa.
"Temannya bunda, sayang. " Kata Gayatri yang tak ingin Bagus mendengar percakapan orang dewasa.
"Ya sudah, nak Bagas titip Kartika dan Bagus ya. Sebenarnya bapak sama ibu ingin disini bermain dengan Bagus tapi banyak pekerjaan di rumah. " Kata bapak.
"Bagas akan menjaga mereka dengan segenap hati dan jiwa Bagas, pak. " Jawab Bagas.
Kemudian Bagas dan Kartika mengantarkan kedua orang tuanya ke lobby hotel dan mereka akan di antar oleh supir Bagas. Bagas sangat senang sekali bisa memiliki Kartika yang sangat dia cintai.
Sore hari ini Bagas dan Kartika juga Bagus berada di rumah mami Ammar. Kartika membantu mami Ammar memasak di dapur, sedangkan Bagas dan Hary sedang di ruang kerja. Bagus asik bermain kubus dan lego ditemani Gayatri.
"Kartika, mami lihat wajah Bagus mirip ya sama Bagas waktu seumuran Bagus. " Kata mami Ammar.
" Masa sih, mi. Coba Kartika lihat mi foto mas Bagas sewaktu kecil. " Kata Kartika yang sudah menyelesaikan masaknya.
"Yuk, kita ke ruangan kerja mami. Bik, ini tinggal tunggu mendidih lalu matikan kompornya ya. " Kata mami Ammar.
"Baik, bu. " Jawab bik Mimin.
"Ayo sayang. " Ajak mami yang menggandeng tangan Kartika menuju ruangan kerja mami.
Setelah sampai di ruangan kerja, mami membuka album foto Bagas dan Hary kecil. Kartika melihat foto bayi Bagas sekitar usia 5 bulan, Kartika terkejut hampir mirip Bagas dan Bagus. Kartika pun melihat ketika Bagas berusia 8tahun, saat Bagas menang lomba matematika dan membawa piala. Sangat mirip dengan Bagas.
"Mirip kan? " Tanya mami Ammar.
"Iya ya, mi. Kok mirip banget, ini mi yang mirip banget sama mas Bagas. " Kata Kartika menunjukkan foto Bagas ketika usia 8 tahun.
"Kok bisa ya? Mungkin ikatan batin mereka sudah terikat jadi mereka sangat mirip. Bagas yang tidak banyak teman, karena dia anak yang pendiam, dingin dan tak banyak bicara. Dia hanya bicara jika dirumah. " Kata mami Ammar.
Kartika sedikit menangkap, kok sama dengan tingkah Bagus yang tak mau jika di ajak bicara dengan orang asing. Bagas hanya mau bicara dengannya dan Gayatri saja. Ah.. Mungkin hanya kebetulan saja, pikir Kartika yang menepis bahwa Bagas adalah ayah Bagus.
"Kartika, kok bengong? " Tanya mami yang melihat Kartika melamun.
"Sudah kita bereskan meja makan, sebentar lagi makan malam. " Kata mami yang keluar dari ruangan kerjanya di ikuti Kartika di belakangnya.
Sementara Bagus yang mencari ayahnya dia menuju ruang kerja ayahnya. Dia ingin pamer hasil lego yang dia buat dan kubus yang dia susun. Bagus mencari dimana ruangan kerja ayahnya, lalu dia melihat sebuah tulisan Privasi. Bagus yang mempunyai kecerdasan pun mengerti bahwa itu ruang pribadi ayahnya.
Tok.. Tok..
"Masuk. " Hary yang berteriak menyuruh yang mengetuk pintu masuk.
Ceklek
"Ayah.. " Panggil Bagus yang masuk dan menutup pintunya kembali.
"Hai, kok tahu ini ruangan kerja ayah? " Tanya Bagas yang tersenyum menatap anak sambungnya.
"Bagus tau di depan pintu ada tulisan privasi Bagas. Berarti ini ruangan ayah. " Jawab Bagus yang tersenyum.
"Kamu anak pintar. " Kata Hary yang mengelus rambut Bagus. Tapi Bagus hanya diam memandang Hary dingin dan tajam.
"S****l nih bocah, berani natap gue begitu. Emang nih bocah mirip banget sama Bagas sikapnya dingin kaya kulkas. " Bathin Hary yang tersenyum dengan kecut. Bagus duduk di samping Hary, lalu dia melihat laptop milik Hary yang sedang Hary pegang.
"Ayah, ini salah. " Kata Bagus yang menggeser laptop Hary.
"Eh.. Jangan itu punya om Hary. " Ujar Hary yang menarik laptopnya, namun Bagus memaksa menarik kembali laptop Hary.
"Diam, om. Bagus mau mengerjakan sistem yang om kerjakan itu salah, nanti perusahaan ayah Bagus bisa hancur gara-gara om salah memperbaiki sistem. " Kata Bagus yang membuat dua orang laki-laki itu saling tatap dan melihat Bagus memperbaiki sistem kerja kantor Bagas.
Memang kantor Bagas sedang mengalami kemerosotan dalam hal sistem keuangan serta sistem pembangunan yang sudah di bangun oleh Bagas. Bagus yang dengan cekatan langsung mengotak atik laptop dan tanpa dia belajar, Bagus sudah memperbaiki semua sistem jaringan kantor Bagas.
"Sekarang om kirimkan emailnya ke kantor yang akan om ajak kerja sama, nanti pasti mereka akan langsung menerimanya, om. " Kata Bagus.
Bagas dan Hary bingung, anak usia 8 tahun sudah mengerti pekerjaan orang dewasa. Bagus memperbaiki sistem pembangunan proyek terbesar yang akan Bagas dan Hary ajukan ke negara Singapore. Hary menuruti perkataan Bagus yang mengirim e-mail tentang sistem pembangunan yang sudah Bagus rancang.
Benar sekali, hanya butuh lima menit. Email itu mendapatkan balasan dan proyek yang Bagas dan Hary kirimkan langsung mendapatkan persetujuan dari pihak perusahaan besar di Singapore. Bagas dan Hary bahagia, ternyata Bagus sudah menolongnya hari ini.
"Kita menang tender, Gas. Yess.. Alhamdulillah... " Kata Hary yang mengusap wajahnya dengan kedua tangannya.
"Apa Bagus bilang, kalau sistem yang om buat tidak akan menang yang ada akan hancur. " Kata Bagus yang kemudian di peluk Hary.
"Anak lo pintar, Gas. Lo beruntung punya anak seperti Bagus. " Kata Hary mencium pucuk kepala Bagus terus menerus.
"Terimakasih, Bagus sudah menolong ayah dan om Hary. " Kata Bagas yang di angguki dan senyuman Bagus.
Bagas masih tidak mengerti darimana anak usia Bagus mengerti pekerjaan orang dewasa. Kepintaran Bagus melebihi anak usianya, dan sepertinya Bagus memiliki keistimewaan dan kepintaran yang luar biasa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Pangeran Matahari
keren
2021-10-20
1
Layla
lanjut
2021-09-04
2