Akhirnya Kartika menetap di kota B dan dia sudah mulai mempunyai toko kue yang terkenal di kota B. Kehamilan Kartika pun sudah memasuki bulan ke sembilan dan sudah waktunya melahirkan. Jika ada yang bertanya kemana ayah sang anak, Kartika hanya menjawab meninggal.
Kartika sudah mempunyai 3 orang karyawan yang sudah dia anggap seperti keluarga baginya. Kartika sungguh bahagia akan kehadiran sang anak, meskipun awalnya tidak dia harapkan. Sewaktu Kartika sedang membuat kue terbaru yang akan di kenalkan pada pelanggannya, tiba-tiba perutnya merasa sakit.
"Awwww... Aduh... Ishhh... " Kartika meringis menahan sakit.
"Kak.. Kenapa? " Tanya Gayatri salah satu karyawan yang sudah di anggap adik oleh Kartika.
"Sepertinya kakak mau melahirkan, Gay. " Kata Kartika.
"Aduh, kak. Bagaimana ini. " Kata Gayatri yang panik.
"Panggilkan mang Deden suruh siapkan mobil. Awww... " Kartika masih menahan sakit.
"I-Iya kak. Mang... " Teriak Gayatri yang berlari ke belakang.
"Ada apa, neng? " Tanya mang Deden.
"Siapkan mobil, kak Kartika akan melahirkan. " Kata Gayatri yang lari kembali ke dalam menuntun Kartika yang sedang merasakan kontraksi.
Tak lama kemudian mobil Kartika sudah sampai di rumah sakit, lalu Gayatri membawa Kartika ke dalam dan di bantu oleh suster disana. Beberapa jam kemudian anak yang di harapkan Kartika akhirnya dia keluar dan tetesan airmata yang membasahi pipi Kartika. Kartika merasa sudah menjadi seorang ibu dan wanita seutuhnya, rasa sakit hilang sudah ketika tangisan bayi mungil itu terdengar.
"Kak, bayinya sudah lahir. Ganteng sekali, pasti ayahnya ganteng. " Kata Gayatri yang menggendong bayi mungil tak berdosa itu.
Kartika diam dia tidak tahu siapa ayah dari anak itu, tapi Kartika tidak ingin memikirkannya terpenting hidupnya sudah sempurna.
"Kakak mau kasih nama siapa bayi laki-laki ini? " Tanya Gayatri yang mengelus pipi bayi itu.
"Bagus Pratama. " Kata Kartika yang mencium pipi anaknya.
"Waah.. Nama yang bagus persis dengan wajahnya bagus. " Kata Gayatri tersenyum.
Kartika merasa bahagia dengan kehadiran Bagus di hidupnya, Bagus juga membawa kesuksesan dalam usaha Kartika. Terbukti banyak pelanggan Kartika yang datang membeli kue Kartika yang semua itu adalah hasil buatan tangan Kartika.
8 Tahun kemudian...
"Bunda, Bagus berangkat sekolah dulu. " Kata Laki-laki yang usianya sudah menginjak 8 tahun.
Dia Bagus Pratama anak Kartika yang sudah mulai besar, Kartika masih tinggal di kota B dan rencananya bulan depan Kartika akan membuka toko kuenya di kota J. Sebenarnya Kartika enggan kembali ke kota J, kota yang penuh dengan kenangan buruk dan sakit hati itu. Tapi seorang pelanggan Kartika mengajaknya bekerja sama untuk membuat sebuah restoran dengan menu dessert kue Kartika. Dan Kartika pun tak menolak karena dia juga ingin melebarkan sayapnya.
Bagus usianya masih 8 tahun, tapi kecerdasannya melebihi batas kemampuan anak usianya. Dia anak pendiam dan cenderung dingin juga kaku, dia mau bicara hanya dengan Kartika dan Gayatri saja. Dengan guru dan teman-temannya dia tak banyak bicara.
"Sayang, nanti bulan depan kita pindah ke kota J, bunda mau buka toko disana. " Kata Kartika yang merapikan seragam putranya.
"Kak Gayatri ikut juga, bunda? " Tanya Bagus.
"Iya, kak Gayatri ikut. Biar nanti kalo bunda sibuk kamu bisa main dengan kak Gayatri. " Kata Kartika menyisir rambut Bagus.
Kartika menatap tajam bola mata Bagus, sepertinya Kartika mengenal bola mata yang sangat mirip dengan anaknya. Tapi ah.. Kartika tidak tau siapa orang itu.
"Baiklah, Bagus ikut bunda pindah. Sekarang Bagus berangkat dulu. " Kata Bagus yang berangkat dan di antar mang Deden.
"Hati-hati di jalan. " Ujar Kartika yang melambaikan tangannya.
Sebulan kemudian..
Kartika sudah siap untuk pindahan dan semua barang sudah di angkut menggunakan jasa pindahan. Kartika, Bagus dan Gayatri naik mobil yang di supiri mang Deden. Di dalam perjalanan Kartika merasa jantungnya seakan berdetak dengan kencang, seakan dia akan bertemu dengan seseorang.
" Kak, kenapa? " Tanya Gayatri yang melihat Kartika gelisah.
"Tidak ada apa-apa, Gay. Bagus tidurkah? " Tanya Kartika mengalihkan pertanyaan Gayatri.
"Iya, kak. Dia tidur, semakin besar Bagus semakin tampan saja, bola mata Bagus sungguh bagus. " Ujar Gayatri yang mengelus kepala Bagus yang tertidur dengan kepala di pahanya. Kartika hanya tersenyum terpaksa.
Kini mereka telah sampai di sebuah rumah yang Kartika beli, rumah sederhana dan minimalis dengan taman yang luas agar Bagus nyaman. Kartika tau anaknya itu tak mudah bergaul dengan teman sebayanya.
Kartika merapikan setiap barang dan perlengkapan di rumah itu, dan Kartika berharap dia tidak lagi bertemu dengan mantan kekasihnya dan mantan sahabatnya yang sudah menyakitinya.
Siang itu Kartika, Gayatri dan Bagus pergi ke sebuah mall untuk belanja keperluan dapur. Karena dari kemarin mereka sampai di kota B Kartika belum ada waktu kosong untuk belanja.
"Bunda, Bagus main sebelah sana ya. " Kata Bagus yang ingin bermain di arena permainan yang menurut Kartika itu berbahaya.
"No, Bagus. Itu berbahaya, mainlah yang lain. " Ujar Kartika yang sedang memilih alat-alat rumah tangga.
"Yah, bunda. Boleh ya, bun. " Bagus terus merengek.
"Oke.. Oke.. Tapi hati-hati, ingat hati-hati. " Kata Kartika yang penuh penekanan.
"Siap, Bos.. " Bagus dengan gaya hormat dan mematuhi Kartika.
Kartika menyuruh Gayatri untuk mengawasi Bagus yang sedang bermain di area permainan anak, Bagus cukup antusias karena banyak permainan yang membuat otaknya mencerna setiap permainan disana.
Pada saat yang bersamaan Bagas dan Harry sedang mengadakan meeting dengan klien di sebuah cafe di mall yang sama dengan Kartika. Setelah selesai Bagas dan Harry berjalan melewati area permainan anak. Dan kebetulan disaat itu ada perlombaan adu ketangkasan dan kecerdasan. Bagas melihat Bagus yang sangat cepat menyelesaikan permainan rubrik hanya dalam 10 detik.
"Hebat sekali anak itu, Har. " Tunjuk Bagas yang membuat Harry melihat aksi Bagus.
"Iya lo benar, sepertinya anak itu sangat cerdas. Semua lomba dia juarai. Siapa orang tua yang beruntung itu? " Tanya Harry yang menatap Bagus.
Setelah bermain Bagus memperoleh banyak hadiah dan dia sungguh senang sekali. Kemudian Bagas dan Harry mendekati Bagus dan tersenyum padanya.
"Hallo, anak pintar. Siapa namamu? " Tanya Bagas yang mensejajarkan tubuhnya dengan Bagus. Biasanya Bagus akan bersikap cuek dan biasanya saja, tapi tidak dengan Bagas Bagus langsung menyambutnya.
"Bagus Pratama. " Jawabnya.
"Mana orang tuamu, Nak? " Tanya Harry namun Bagus tak menjawab dia hanya cuek saja. Harry kesal kenapa sikap anak itu sama saja dengan sahabatnya. Bagas terkekeh melihat Bagus tak menjawab pertanyaan Harry.
"Jagoan, mana orang tuamu? " Tanya Bagas sekali lagi.
"Bagus juga sedang mencari kak Gayatri dan Bunda, tadi mereka ada disini entah kemana mereka pergi. " Jawab Bagus yang menengok kanan kiri mencari Bunda dan Gayatri.
Harry seketika melongo menatap tak percaya, kenapa dengan Bagas anak itu dengan mudah menjawabnya, sedangkan dengannya tidak. Bagas hanya terkekeh.
"Bagaimana Om bantu kamu menemukan Bunda dan kak Gayatri. " Ajak Bagas dan langsung di setujui Bagus.
Di lain tempat Kartika dan Gayatri sedang mencari Bagus yang hilang dari pandangan Gayatri.
"Kak, maafkan aku. Aku tidak tau Bagus akan menghilang seperti ini. " Kata Gayatri dengan penuh penyesalan.
"Sudahlah kita sama-sama mencari Bagus mungkin dia masih di sekitar sini. " Kata Kartika.
Kemudian dari jauh, Bagus melihat Kartika dan Gayatri sedang mencarinya. Dan Bagus langsung memanggilnya.
"Bunda.. " Teriak Bagus membuat Kartika menoleh. Bagus yang berlari langsung menghambur kepelukan Kartika.
Sedangkan Bagas hanya bengong menatap Kartika, tak percaya setelah hampir 8 tahun dia kembali bertemu dengan wanita pujaan hatinya. Kartika pun terdiam menatap mantan bos nya yang dulu dia bekerja ditempat itu. Harry pun tak percaya bertemu Kartika, hampir gila dia tak menemukan Kartika karena setiap hari di marahi Bagas. Bagas hanya diam mematung ternyata wanita yang terakhir dia tiduri masih cantik dan mempesona.
**Maaf jika jalan cerita sedikit berbeda karena author merubah bab 1-3 untuk keperluan event lomba.. Jadi ketika baca bab 4 agak berbeda karena itu sudah author revisi..
mohon maaf ya reader,, nanti setelah ada pemberitahuan dari editor bab ke 4 author langsung revisi lagi dan langsung di up kembali.. terimakasih yang seluaas luasnya karena masih memberikan like dan komentar nya..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Heryta Herman
makanya bingung juga bacanya...
tapi ga apa"...tetap semangat...
2024-06-15
1
luho uroe
yg herannya lagi jualan kue keliling malah jd art di rmh orang tua bagas ..eee dan tetiba dah punya toko kue.... yg bener.a mah gimana... 😇😇😇
2022-03-15
0
Paud Sudrajat
alur y yx loncat thor dr krj di t4 nyonya Ammar tiba2 lgsg buka toko kue akoh jd bgg nyambungin y thor😒
2022-02-02
0