Eps. 5
Aku merasa selalu memimpikan kejadian yang sama. Saat-saat liburan di rumah nenek. Walaupun sudah lama, masih terasa begitu nyata dan berkesan.
Rini
Tangkap yah! Tangkap!!
Aku melihat anak-anak yang sedang bermain di depan halaman rumah nenek. Terlihat begitu menyenangkan.
Sintia
ikut yuk! kita ikutan dong!!
Sandra
eh? nanti dulu Tia!! Aku kan ga ngerti mainnya gimana.
Sintia menarik lenganku dengan semaunya. seperti biasa, aku hanya mampu untuk menghela nafas atas perbuatan saudara kembar ku ini. Yang membuat jantungku selalu berdebar kencang.
Farel
kalian mau ikutan? boleh aja si. tapi, ko baru kali ini kita ngeliat kalian.
Mia
iyah sama! mia juga baru ini ngeliat. siapa nama nya?
setelah bersalam-sapa dan bekenalan, kami pun dengan riang bermain bersama.
Rini
eh eh. sandra. itu adik kamu yah?
Rini menunjuk sean yang lagi duduk bersandar dipohon.
Sandra
iyah. itu adik laki-laki kami.
Rini
ajak main aja sini. daripada sendirian disitu.
Sandra
iyah deh. bentar aku panggilin yah.
Aku menghampiri Sean yang sedang duduk dengan nyaman bersandar dipohon.
Sean
Lagi gambar kak sandra, kak tia, sama temen-temen yang lain.
Sandra
Boleh kakak liat ga Sean?
Sean
boleh. tapi belum selesai kak.
Adikku Sean memang sangat suka menggambar. Berbeda dengan Sintia yang hobi bermain diluar, Sean lebih sering berada dirumah dan menggambar. Melakukan banyak aktifitas rumahan yang sering membuat Sean diusilin oleh Sintia.
Aku memegang gambar yang diperlihatkan oleh Sean.
Ada Aku, Sintia, Rini, Mia, Farel, dan...
Aku bingung melihat gambar Sean mulanya. sambil menghitung jumlah orang yang digambar Sean, Aku melirik Sean yang tersenyum bangga memperlihatkan hasil gambarannya.
Dengan bingung, aku menunjuk gambar sean dan kuperlihatkan ke arahnya.
Sandra
Sean. ini kak sandra, kak sintia, mia, rini, farel.
Sean
bukan kak. ini kak sintia. kak sandra yang ini.
Sandra
iyah! iyah! ini kk. ini kk tia kan? terus ini siapa aja yang digambar?
sean terlihat bingung melihat ku yang mengamati gambarannya dengan serius.
Sean
iyah ini temen-temen kak sandra yang lagi main disana.
aku memastikan lagi kebingunganku.
Sandra
ada berapa emang yang main disana?
Sean
pokok nya rame lah kak!
sean terlihat berhitung awalnya. tapi, Sean kecil masih belum bisa berhitung dengan lancar.
Meskipun begitu, bukan jumlahnya yang kupertanyakan. tapi kenapa digambaran Sean memang lebih dari 5 orang yang sedang bermain?
tapi yang jelas dari gambarannya adalah 6 orang dan sekumpulan orang yang tergambar disampingnya.
malamnya Aku tidur ditengah-tengah antara nenek dan Sintia.
Sandra
tia. udah tidur belum?
aku berbisik kearah sintia supaya nenek tidak terbangun.
tapi tenyata sintia sudah tidur lebih dulu.
karena aku terus kepikirian dengan gambar Sean tadi, aku tidak bisa tidur sekarang. padahal sintia sudah kuperlihatkan gambar sean. tapi, sintia tidak mempedulikannya malahan mengejek Sean bahwa gambar yang dibuatnya itu sangat jelek. Karena itu, Sean nangis setelahnya.
Sandra
tidur dong. sandra. kenapa si matanya ga mau tidur juga?
aku berbisik dalam hati sambil memejamkan mataku yang sulit terpejam.
aku mencoba memeluk nenek yang berbadan besar supaya lebih terasa hangat dan nyaman.
pas ketika aku mengarah ke nenek, Aku melihat dipandanganku yang setengah terkatup dan terbuka, ada bayangan anak kecil yang tidur disamping nenek.
aku mencoba melirik ke arah sintia yang masih tidur nyenyak. Dengan perasaan yang amat Takut, Aku berusaha tak begitu mempedulikannya dan memejamkan mataku. berharap pagi cepat tiba.
Comments