Keesokan harinya seperti apa yang di rencanakan keluarga jika Arka dan Rembulan akan bertunangan, Linda sudah menghubungi sang anak saat masih di luar kota perihal pertunangan itu. Dan Arka setuju saja hingga siang tadi ia kembali ke Jakarta karena malam harinya ia akan bertunangan dengan Rembulan.
Keluarga besar Arka sudah berada di kediaman keluarga Rembulan, acara pertunangan itu hanya di hadiri oleh keluarga inti saja. Dan acara tikar cincin pun selesai di lakukan, semua terlihat baik-baik saja dan juga bahagia.
"Akhirnya ya Jeng, kita akan segera jadi besan setelah Rembulan dan juga Arka menikah dua hari lagi," Linda tersenyum bahagia dan memeluk Ranti.
"Iya jeng, aduh aku seneng banget," keduanya terus berpelukan hangat, merayakan kebahagiaan yang anak-anak mereka rasakan.
Sementara Arka dan juga Rembulan tengah duduk di taman belakang, keduanya duduk dalam diam tanpa ada yang memulai pembicaraan dalam waktu yang terbilang cukup lama hingga tanpa sengaja keduanya sama-sama bersuara.
"Ya udah kamu aja duluan," Rembulan mempersilahkan Arka yang terlebih dahulu berbicara.
"Kamu saja," kata Arka mengalah.
"Kamu aja," Rembulan penasaran dengan apa yang akan di katakan Arka, hingga ia ingin Arka yang terlebih dahulu berbicara.
"Suami harus mengalah, eh...aksudnya calon ya...." Arka terkekeh sambil memecahkan ketegangan di antara keduanya.
"Arka kamu ada-ada saja," Rembulan tersipu malu mendengar kelembutan Arka saat berbicara.
"Ulan kamu panggilnya Mas aja ya," pinta Arka.
"Mas?" tanya Rembulan yang terdengar lucu, "Ok Mas Arka," Rembulan tahu seorang istri memang harus menghargai suaminya, walaupun Arka belum sah menjadi suaminya tapi tidak ada salahnya belajar atau pun membiasakan diri untuk memangil Arka dengan sebutan Mas.
"Terdengar lucu ya?" Arka terkekeh geli, "Tapi tidak apakah?"
"Nggak papa," Rembulan tersenyum menatap Arka.
Sejenak pandangan keduanya bertemu dan saling memandang, hingga akhirnya kucing milik Mentari meloncat tepat pada Arka.
MEOOONGGG.
"Aduh....." Arka memegang kucing berwarna putih tersebut, dan melihat sekitarnya.
"Putri kamu nakal ya Nak," Mentari datang dan merebutnya dari tangan Arka.
"Ngapain lu pegang kucing gw?" tanya Mentari pada sang musuh bebuyutan nya itu.
"Tari mulut kamu...." Rembulan hanya geleng-geleng karena ulah sang adik yang sangat tidak sopan.
"Ulan tidak apa, dia ini masih anak-anak," kata Arka.
"CK....." Rembulan menatap kesal adik perempuan nya yang selalu saja tidak pernah sopan pada Arka.
"Saya pulang saja ya," pamit Arka karena jam sudah menunjukkan pukul dua belas malam.
"Iya, sampai jumpa besok," Ulan tersenyum pada Arka, begitu pun dengan Arka.
*
Keesokan harinya, Rembulan bangun pagi-pagi sekali, hari ini ia ingin bertemu dengan teman-teman nya untuk mengundang mereka datang di hari akad nikahnya. Tidak ada yang tidak ia undang di antara teman dekatnya itu, dan ia memutuskan untuk mengadakan makan malam bersama di sebuah restoran yang biasa mereka kunjungi bersama.
"Hai semua," sapa Rembulan yang baru saja sampai, terlihat banyak temannya yang sudah duduk sambil menunggu kedatangan dirinya.
"Hai juga Ulan sayang," jawab tema-tema dengan serentak dan terlihat bahagia, teman wanita Rembulan langsung bangun dari duduknya. Mereka bergantian memeluk dan mencium Rembulan dengan penuh rasa bahagia.
"Duduk dong calon manten," Reni menarik kursi untuk Rembulan.
"Makasih sayang," Rembulan tersenyum dan mendaratkan pantatnya di kursi yang sudah di sediakan Reni untuk dirinya.
"Jadi lu mau nikah ya?" tanya Iqbal dengan antusias.
"Anak mana Lan?" tanya Radit.
"Iya nih si Ulan, katanya nggak ada abowowok tau-tau kau kawen ajeh...." tambah Renata.
"Sabar dong kasih Ulan napas dulu, biar dia cerita," kata Reni sambil terkekeh.
"Iya nih semua, tunggu gw minum dulu ya?" Rembulan meneguk sebuah jus yang ada di atas meja, kemudian ia mulai bercerita dengan panjang lebar.
"Apa Lan? Lu bakalan nikah dengan Ceo di perusahaan Wijaya group?" Reni shock saat mendengar cerita Rembulan.
"Iya, tapi gw udah naksir dia sejak lama kok," Rembulan tersenyum dan mengingat wajah tampan Arka yang akan segera menjadi miliknya
"Gila....keren banget lu," Lusi geleng-geleng kepala karena ia tahu siapa itu Arkana Anggara Wijaya, bukan hanya gagah dan tampan tapi memikili banyak kekayaan yang berlimpah.
"Doa in gw ya biar langgeng," kata Ulan penuh harap.
"Pastilah,,," yang lainnya tersenyum dengan bahagia.
"Berarti bentar lagi lu bakalan jadi bini orang dan nggak punya banyak waktu kumpul-kumpul lagi dong?" tanya Lusi.
"Iya nih Lan," tambah Lani.
"Gimana kalau kita rayain ini di apartemen gw?" tanya Luci.
"Setuju."
"Setuju."
"Tapi gw nggak bisa sorry ya, gw masih harus ke salon loh," kata Rembulan karena ia ingin menjadi cantik saat hari pernikahannya.
"Ayolah LAN, abis ini lu udah nggak bebas lagikan?" kata Lusi.
"Iya Lan," tambah Reni.
Rembulan menatap satu persatu wajah sahabatnya yang menantikan jawaban dari dirinya.
"Ok deh tapi nggak lama ya temen akoh....." kata Rembulan yang seketika membuat yang lainya bahagia.
"Asek.....nah gitu dong," yang lain juga ikut bahagia, hingga akhirnya mereka berangkat bersama menuju kediaman Lusi. Lebih tepatnya apartemen milik Lucu.
Kini mereka sudah sampai di apartemen Luci, mereka masak bersama dan makan bersama dengan penuh canda. Selesai dengan itu mereka mulai berkaraoke dengan bahagia, walaupun suara yang tidak memadai tidak menjadi masalah yang penting mereka senang dan bahagia.
"Nih," Lusi meletakan banyak minuman di atas meja, "Kita rayain ya geng....besok sobat terci ya kita bakalan nikah," kata Luci menuangkan minuman yang memabukkan tersebut pada gelas, dan meneguknya.
"Gila lu Si, lu bawa ini dari mana?" tanya Reni yang baru tahu ternyata Lusi memiliki minuman itu.
"Udahlah minum aja, satu hari lagi geng. Setelah itu Ulan bakalan jadi bini orang, nggak akan bisa kumpul lagi ni orang," kata Lusi memberikan minuman itu pada Rembulan.
"Iya bener banget," Iqbal juga ikut mendeguk minuman itu, begitu pun dengan Radit yang tidak berbicara sama sekali. Ia bahkan meneguk minuman itu langsung g dengan botolnya.
"Ayolah Lan," kata Reni.
Akhir nya Rembulan menurut, ia ikut meneguk minumannya. Hingga ia terkapar, tidak ada yang sadar semua sibuk dengan ocehannya yang tidak jelas. Kelimanya terlihat sangat menikmati pesta yang mereka buat, hingga tampa sadar Rembulan melihat Arka juga berada di sana. Keduanya masuk kedalam kamar.
"Mas....Arka...." Rembulan mendesah tidak karuan tak kala tangan Arka menjalar di sekujur tubuhnya, hingga akhirnya penyatuan pun terjadi tanpa bisa di hindarkan lagi. Tidak ada suara lain selain dari rintihan dan juga desahan dari keduanya yang sedang bercinta tanpa jeda hingga keduanya terkapar di atas ranjang
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 209 Episodes
Comments
Lisa Halik
huhuhuh
2023-01-13
0
Winar hasan
nila setitik susu sebelanga....niat hati mau seneng2 sebelum melepas masa lajang malah bikin rusak semua nya......hancuuuurrrr berantakan....siapa yg salahhhhhh😢😢😢😢
2022-12-24
0
Winar hasan
jgn2 tar ulan ma radit bgtuan ....😐😐😐
2022-12-24
0