Satu bulan sudah berlalu, selama satu bulan itu Rembulan dan juga Arka semakin dekat. Hingga kedua orang tua mereka pun sepakat untuk menikahkan keduanya, Rembulan tersipu malu takkala Linda sang Mami dari Arka memintanya untuk menikah dengan sang putra.
Bahkan tanpa di duga malam ini Linda dan suaminya Anggara Wijaya datang berkunjung ke kediaman Rembulan, untuk membicarakan perihal hubungan Rembulan dan Arka tentunya. Sebab karena kedekatan mereka banyak yang mempertanyakan, bahkan di kantor saja kedekatan mereka sudah menjadi pertanyaan besar. Dan juga bahan omongan, karena Linda tidak ingin ada fitnah jadi ia memutuskan mendatangi Rembulan. Sebelumnya ia sudah terlebih dahulu bertanya pada Arka, dan Arka mengatakan setuju bila menikahi Rembulan dalam waktu dekat ini.
Dan kini mereka sudah duduk di sofa, di sana ada Anggara dan Linda, namun Arka tidak ada karena ia tengah dinas di luar kota. Dan juga ada Rembulan tentunya bersama dengan kedua orang tuanya, lalu jangan lupakan si wanita tomboy Mentari yang tengah asik bermain game di temani lolipop di mulutnya.
"Tari duduknya yang sopan," Ranti menegur sang putri bungsunya.
"Hehehehe....." Mentari tersenyum canggung pada Linda, "Maaf Tante," Mentari terbiasa dengan sikap tomboynya dan ia pun kadang tidak menyadari jika yang ia lakukan tadi kurang sopan di hadapan Linda. Walau pun ia dan Arka selalu bertengkar, tapi Mentari tetap menghormati Linda dan juga Wijaya.
Linda tersenyum tulus, "Kamu juga tidak kalah cantik ya dari Rembulan," Linda tersenyum memuji Mentari.
"Iya dong jeng, tapi Mentari belum ada jodohnya. Kalau minsalnya jeng punya keponakan laki-laki jodohkan saja dengan Mentari, anak bungsu aku ini udah gadis tua soalnya jeng," seloroh Ranti.
"Mama......" Mentari mendesus kesal karena selalu saja mengejeknya, "Mentari masih sekolah Ma," kata Mentari lagi membela diri, jika ia belum perawan tua.
"Ahahahhaha....anak bungsu mu ini lucu sekali jeng," Linda tertawa melihat kelucuan Mentari, yang masih terlihat begitu polos.
"Jeng bisa aja," Ranti tersenyum, ia juga memang menyadari kepolisan putri bungsunya itu. Akan tetapi Ranti tidak pernah membedakan antara Rembulan dan juga Mentari.
Linda menatap Rembulan, "Jadi bagaimana Rembulan, apa kamu mau jadi menantu Tante?" tanya Linda dengan sungguh-sungguh.
Rembulan terdiam, ia merasa sangat malu menjawab ia di hadapan Linda. Padahal tanpa di tanya pun ia sudah sangat mau sekali.
"Caelah......senyum aja......bilang aja mau," celetuk Mentari, karena ia tahu jika Kakaknya itu memang menyukai Arka. Bahkan tak jarang Rembulan selalu menceritakan tentang Arka pada dirinya, padahal Mentari tidak menyukai Arka. Dan entah mengapa ia selalu ingin memukul wajah Arka, dari semenjak kejadian di pagi itu hingga berdampak buruk padanya karena mobilnya di sita sang Papa untuk dua minggu dan uang jajan di kurang lima puluh persen dengan harapan agar Mentari berubah menjadi anak yang lebih sopan.
"Tari," Ranti menegur sang putri, yang suka sekali bicara asal.
"Udahlah Tan, Tari aja yang jawab....mau," kata Mentari tanpa perduli teguran sang Mama.
"Tari," Ranti kembali memperingati Mentari.
"Maaf Ma," Mentari tersenyum pada sang Mama.
"Udah jeng nggak papa," kata Linda yang tidak ingin Mentari di marahi.
"Sekali lagi maaf ya jeng," Ranti lagi-lagi minta maaf karena tidak enak.
"Udah lah jeng.....biarin aja, saya suka kok anak seperti Mentari ini," Ranti mengelus dagu Mentari, sesaat kemudian ia menatap Rembulan, "Ulan, jadi gimana kamu mau kan menikah dengan Arka?, kalau kamu nggak mau kalian harus jaga sikap dan juga jarak karena orang-orang sangat banyak membicarakan kalian di kantor.....Tante cuman mau menghindari fitnah dan rasanya berdosa sekali jika kami selaku orang tua hanya membiarkan saja," jelas Linda sambil mengelus rambut Rembulan.
Rembulan menggangguk, "Iya Tante, Ulan mau," jawab Rembulan tanpa menatap Linda dan yang lainnya, wajahnya sudah merah seperti tobat karena ia mang sejak lama sudah jatuh hati pada Arka. Bahkan kemarin di kantor saat Arka memintanya membuatkan kopi, dan saat itu Arka sempat mengecup bibirnya. Rasanya sangat bahagia tiada kata.
"Tuh.....kan Tante, dari tadi juga Tari bilang apa?" celetuk Mentari lagi, "Mau kan?"
"Iya sayang,.....iya," Linda tersenyum melihat kelucuan Mentari.
"Asek.....kalau lu mau nikah gw bahagia banget Kak," kata Mentari.
"Makasih adik aku," Rembulan menarik hidung Mentari.
"Karena gw nggak ada saingan di rumah ini, gw juga bosan banget liat wajah lu, apa lagi kalau pulang kantor abis ketemu Om Arka lu ceritanya Om Arka Mulu...."
"Tari," cepat-cepat Rembulan menutup mulut Mentari, karena adiknya itu suka sekali bicara ceplas ceplos.
"O.....jadi begitu kah ceritanya?" Linda menggoda Ulan, ia merasa tindakan nya ini memang benar karena ternyata Rembulan pun menyukai Arka.
"Tante," Rembulan tersenyum canggung, dan ia ingin menjitak kepala Mentari.
"Tapi kamu nggak boleh panggil Arka Om juga Tari," kata Linda, ia mang sering kali mendengar Mentari memanggil Arka dengan sebutan Om.
"Terus Tari panggi apa Tante?" tanya Mentari.
"Kakak, mungkin atau Mas Arka," kata Linda, mengingat sebentar lagi Arka akan menjadi anggota keluarga Mentari juga.
"Tapi enakan manggil Om Arka Tante," jawab Mentari.
"Kamu ini ya, ada-ada saja," Linda tersenyum, ia benar-benar merasa tidak akan kesepian bila selalu berdekatan dengan Mentari yang banyak bicara. Sebab suaminya setiap pagi pergi bekerja, begitu juga dengan Arka, jadi cocok sekali rasanya bila ia mendapat menantu cerewet seperti Mentari. Walau pun begitu Linda juga tetap menyukai Rembulan yang akan menjadi calon menantu nya.
"Yaudah jeng, karena semua keluarga sudah di sini.....jadi kapan acaranya?" tanya Ranti dengan bahagia.
"Rembulan kamu maunya kapan Nak?" tanya Linda, sebab bagaimanapun ini bukan main-main, jadi harus bertanya pada mempelai yang akan menjalani pernikahan.
"Secepatnya saja Tante," jawab Rembulan.
"O.....sudah tidak sabar rupanya ya...." seloroh Linda.
"Besok kita langsungkan pertunangan dulu gimana Pi?" tanya Linda pada sang suami.
"Boleh Mi," Anggara menatap Arya ayah dari Rembulan, "Gimana Arya kamu setuju?" tanya Anggara, keduanya memang berteman jadi memanggil nama sudah biasa.
"Setuju sekali," jawab Arya tersenyum, karena mereka akan menjadi besan.
"Baiklah karena semua sudah setuju, jadi besok malam Rembulan dan Arka akan bertunangan dan dua hari kemudian mereka akan menikah, bagaimana semua nya?" tanya Linda.
"Setuju jeng," jawab Ranti tersenyum, begitu pun dengan kedua pria paruh baya yang saling berjabatan tangan karena terlalu bahagia.
"Cieeeeer nikah......" Mentari menggoda sang Kakak yang akan segera menjadi seorang istri, ia pun terlihat sangat bahagia.
"Tari," Rembulan terharu dan ia langsung memeluk Mentari dengan erat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 209 Episodes
Comments
Lisa Halik
arka ini punya kakak@adek,terus rembulan nikahnya sama siapa....
2023-01-13
0
Winar hasan
bukan nya rembulan dah punya pacar ya.....
2022-12-24
0
Ida Lailamajenun
oww pertama rembulan toh yg Ama arka.kirain Arka dijodoh ma mentari makanya nikah.penasaran nih knp rembulan gk jd ma Arka malah ma Radit🤔🤔
2022-06-25
0