Valen memiliki rencana untuk memberikan cincin itu
sebelum acara pesta perayaan di Bagaskara hotel. Tetapi ia ingin memberikan
kepada Anin dengan suasana yang berbeda dan dengan tempat yang tidak biasa.
Revan menyarankan untuk mengadakan dinner romantis dan
selain memberikan cincin itu, Revan juga saran supaya Valen melakukan lamaran
ulang supaya ia bisa tahu seberapa dalamnya cinta Anin kepada Valen, secara
selama ini Valen selalu dibela oleh Anin.
Valen setuju dengan ide Revan serta menerima usulan untuk
mengadakan acara kejutan itu di salah satu hotel milik ayahnya yaitu Weston
hotel and resort, yang merupakan tempat termewah dan termahal di Indonesia. Konsep
resort pinggir pantai menyatu dengan mall, hotel dan apartement yang merupakan
tempat kalangan jetset, dimana harga makanannya mencapai puluhan juta rupiah
dan hanya orang tertentu yang memiliki kartu akses yang bisa masuk. Valen yang
ingin segera mewujudkan mimpinya memberikan kejutan kepada Anin langsung
meminta Revan untuk mengantarnya kesana.
Valen langsung turun dari mobil, dan menyuruh Revan
meninggalkannya karena Revan baru saja menerima panggilan telepon dari tuan
Willy untuk menjemputnya di Bandara, sehingga mau tidak mau Revan harus
meninggalkan Valen di teras lobby Weston resort.
Valen dengan langkah penuh percaya diri mencoba untuk
memasuki Weston resort tapi langkahnya dihentikan oleh sekuriti yang berjaga di
depan pintu lobby meminta kartu akses untuk bisa memasuki resot dengan harga
termahal itu.
“Maaf pak, kartu akses saya terbawa oleh asisten saya,
dan dia sedang menjemput ayah saya, pak Willy Weston, pemilik Weston grup.”
Kata Valen dengan penuh percaya diri, tapi tentu saja ucapannya tidak dipercaya
oleh petugas sekuriti itu, dan kemudian mencemoohnya dnegan kata kata sarkas.
“Ha ha ha saya juga anak dari pak Willy, kalau semua
mengaku anak pak Willy, mungkin pak willy itu anaknya banyak sekali, mas!”
cemooh salah satu petugas sekuriti itu dengan wajah mengejek.
Valen hanya terdiam, ia tadi juga lupa untuk meminta
kartu akses kepada Revan, karena tadi Revan juga terburu buru ingin menjemput
ayahnya.
“Ada apa ini? Saya hendak masuk ke dalam, kalian malah
menutupi jalan untuk masuk.” Kata seorang laki laki yang tinggi dan tampan.
“Oh pak manager Ruben, biasalah, pasti ada orang yang mau
masuk tanpa menggunakan kartu akses.” Kata sekuriti itu menjelaskan.
“ Ya diusir aja, gampang kan?” kata manager itu dnegan
sombong.
“ Tapi orang ini mengaku anak dari tuan Willy, pak
manager!” kata sekuriti itu dengan penuh hormat kepada pak manager itu.
“Halah, itu pasti kebohongannya saja, sudahlah! Usir saja
dan lakukan tugas kalian seperti biasa.” Kata manager itu sambil melenggang
masuk ke dalam, sedangkan Valen masih ada di sana dan hanya bisa menggelengkan
kepala, untung saja ayahnya belum mengesahkan keberadaannya, jadi ia bisa
mendapati orang orang yang bakal jadi benalu di dalam perusahaannya. Orang
orang seperti ini harus diberantas sampai ke akarnya supaya tidak menghambat
perusahaannya kelak.
“ Sudahlah mas! Masnya keluar baik baik saja, jangan
sampai kami harus melakukan kekerasan.” Kata sekuriti itu dengan nada tegas,
membuat Valen hanya bisa menyingkir dan mengangkat teleponnya guna menelepon
Revan. Revan pun mengetakan bahwa dirinya dan tuan Willy sedang dalam
perjalanan ke sana karena tuan Willy juga ingin bertemu dengan Valen. Dan Valen
diminta menunggunya, sedangkan Revan pun langsung menelepon GM hotel itu untuk
mengantar Valen menunggu di ruangan CEO.
Dengan tergesa GM hotel itu segera turun dan menemui
Valen yang masih menunggu di teras lobby dengan diacuhkan oleh para sekuriti
hotel itu.
“Tuan muda Valen!” sapa sang GM dengan nada hormat,
membuat Valen yang sedang menunggu ayah dan asistennya jadi menoleh kea rah
orang yang menyapanya. Sedang di belakang pak GM, para sekuriti juga membungkuk
menghormati GM yang tiba tiba turun kebawah. Raut terkejut tak dapat mereka
sembunyikan kalau ternyata GM yang mereka hormati malah menunduk penuh hormat
kepada orang yang mereka usir.
Valen yang masih diam saja tidak menanggapi sapa dari
sang GM membuat sang GM takut, apakah ia menyinggung tuan muda Weston itu.
“Tuan muda, saya diminta tuan Revan untuk mengajak anda
menunggu di ruangan tuan Willy.” Kata sang GM yang belum Valen ketahui namanya.
‘ Tapi saya tidak memiliki kartu akses untuk masuk ke
dalam.” Sindir Valen dengan nada santai.
“Anda adalah tuan muda kami, mana mungkin kami akan
meminta kartu akses kepada anak pemilik tempat ini?.” Tanya sang GM dengan nada
heran.
“ Tadi saya diusir
karena kartu akses saya dibawa oleh asisten saya, si Revan!” jelas Valen sambil
menunjuk para sekuriti dengan dagunya, membuat sekuriti di Weston resrt menjadi
bergidik ngeri, ternyat orang yang mereka ejek itu adalah anak dari pemilik
tempat ini.
“Maaf.. maafkan kami tuan! Kami tidak tahu kalau anda itu
anak tuan Willy!” kata sekuriti yang tadinya mengejek Valen.
“Katanya kamu juga anaknya tuan Willy!” sindir Valen
lagi.
“ Maaf tuan, saya tidak berani.” Katanya sambil berlutut
memohon pengampunan kepada Valen, tapi Valen hanya bisa menatap orang itu dengna
tatapan dingin dan datar, sehingga sang GM yang bernama Afgan langsung mengambil
keputusan untuk memecat kedua sekuriti itu.
“Pak Afgan, anda juga punya pegawai bernama Ruben kan?”
tanya Valen dengan nada dingin.
“Oh iya benar, apakah tuan muda mengenalnya?” tanya sang
GM dengan nada hormat.
“Tidak! Orang itu tadi yang memprovokasi mereka untuk
mengusir saya, rasanya tidak adil kalau sekuriti ini dipecat sedangkan dia
tidak.” Kata Valen dengan dingin tapi sebelum sang GM menjawab, tuan Willy dan
Revan datang menghampiri Valen yang masih saja berada di teras lobby.
“Nak, kamu kan ayah suruh menunggu di ruangan CEO.” Kata tuan
Willy dengan nada berwibawa, ia tidka suka melihat ada bawahannya yang berani
menghina anak tunggalnya itu.
“ Valen sedang mengurus pegawai ayah yang tidka beretika.”
“Ayo, ayah juga ingin mendengarnya. Kita akan berbincang
di ruangan ayah!” kata Willy sambil mengajak semua untuk naik ke ruangan CEO.
Mereka semua mengikuti tuan Willy untuk naik ke ruangan
CEO, dan menjelaskan semuanya di sana termasuk juga Ruben yang tadi menghina
Valen sebegitu rupa. Dan langsung memecatnya tanpa mau mendengar alasan yang
diungkapkan oleh Ruben dan kedua sekuriti tadi, peritiwa itu membuat Willy
mendesak anaknya agar mau dipublikasikan supaya tidak akan ada lagi orang yang
menghinanya.
“Ayah sudah pernah bilang untuk segera mempublikasikan
kamu sebagai pewaris ayah, tapi kamu selalu menolak!” kata Willy dengan kesal.
“Ayah, saya masih belum terbiasa, biarlah saya banyak
belajar dahulu dengan Revan agar saya lebih paham dengan dunia ayah.” Katanya dengan
santun tapi terkesan jauh, ya Valen masih merasa canggung berada di dekat
ayahnya, karena ia masih saja belum bisa mengingat dnegan jelas apa saja yang
ia pernah perbuat dnegan ayahnya ini.
“Ayah rasa kamu harus check up ersama ayah ke Singapura untuk menyembuhkan
amnesia kamu! Ayah juga ingin kamu mengingat semua kenanagan kita.” Kata Willy
dengan nada sendu.
“Akan Valen pikirkan, biarlah sementara ini Valen mengurus
keluarga terutama melindungi istri Valen terlebih dahulu.” Kata Valen dengan
tegas.
“Ayah sudah mendengar semuanya dari Revan, ayah akan
membantu kamu untuk membuat keluarga Bagaskara itu bertekuk lutut kepadamu.” Kata
Willy dnegan nada geram.
Valen hanya diam dan mengangguk, kemudian setelah mereka
mengatur reservasi untuk acara kejutan untuk Anin, Valen langsung meminta
diantarkan pulang karena hari sudah sore, Anin pasti sudah sampai ke rumah.
Valen sudah tidak sabar menanti besok malam dimana acara kejutan itu di helat.
.
.
.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 278 Episodes
Comments
kristiadi wahyususetyo
novel gini kan emg halu ya namanya juga fiktif dinikmati aja ..gue suka kok baca cerita2 halu gini mau sama ama mana mana kalo tamat . asik .alasan baca novel ginian buat buang waktu solanya
2023-08-28
3
Wirda Wati
Visualnya thort
2023-05-13
0
Ady GeNN
Seblmnya pegawsi toko berlian fipecat,sekarang sekuriti n manager dipecat,.hebat kamu Valen..
2023-04-30
0