Dua

Satu bulan berlalu.

"Di mana?" Tanyanya pada diri sendiri.

"Oh sayang, kamu sudah sadar?" Tanya seorang wanita paruh baya, dan berjalan ke arah brankar rumah sakit.

Orang yang di tanya hanya menatapnya datar.

"Apa ini?" Batinnya.

"Sudahlah mah. Apa kamu lupa yang terjadi pada dirinya?" Kata seorang pria paruh bayah, kemudian menghampiri wanita tadi.

Wanita paruh baya tadi melangkah kan kaki nya untuk mundur dari brankar rumah sakit.

"Apakah benar?" Tanya wanita itu, entah pada siapa.

Hening.

TOK TOK TOK.

Masuklah dua gadis yang masih memakai seragam sekolah nya.

"Hua... Lo apa kabar? Gimana keadaan lo? Ada yang sakit? Sini, coba gue lihat jidat lo!" Suara cempreng, memasuki telinga semua orang yang berada di dalam ruangan tersebut.

"Govlok! Ini rumah sakit!" Bentak gadis yang tadi datang bersamanya.

"Lo apa kabar?" Tanyanya pada gadis yang berada di brankar.

"Baik." Jawabnya.

"His. Gue yang nanya, lo gak jawab. Gimana sih?" Tanya gadis yang tadi sempat membuat telinga mereka blong.

"Berisik!" Serkas gadis yang satunya.

"Gue mulu perasaan!" Ujarnya geregetan, kemudian berjalan ke arah sofa yang ada.

"Mamah sama papah keluar dulu, mau memberi tahukan kabar bahagia ini sama keluarga, dan sekalian ke kantin beli makanan." Kata wanita paruh baya tadi.

"Ia mah." Jawab dua gadis tadi sopan.

"Papah titip Eli yah." Kata pria paruh baya tadi.

"Oke pah." Sahut mereka berdua dengan cepat.

Akhir nya, suami istri tadi keluar dari ruangan.

Hening.

"Eli." Panggil salah satu gadis tadi.

Orang yang di panggil hanya diam sambil menatap.

Banyak yang berada di benaknya, tetapi sangat malas sekali untuk mencari tahu. To, kalau dia tidak terganggu, mending nikmati.

"Lo beneran lupa ingatan?" Tanyanya.

Eli hanya menaikan satu alisnya, seraya berpikir lupa ingatan? Tapi kok gue masih ingat jati diri?

"Gue dapat kabar dari tante, kalau lo dinyatakan hilang ingatan." Katanya lagi.

"Kalau gitu, kita akan tetap berada di sisi lo, untuk jaga+bantu ingatkan masa lalu." Kata gadis yang satunya lagi.

"Tidak perlu mengingatkan masa lalu lagi, jika itu kelam." Jawab gadis yang berada di brankar.

"Kalau gitu, kita kenalan aja dari awal." Usul gadis yang ingin mengajak mengingatkan nya akan masa lalu.

Gadis yang di brankar hanya mengangguk.

Kedua gadis tadi, yang berada di sofa, berjalan mendekati brankar rumah sakit.

"Oke, mulai dari gue. Nama gue Fernisia Erlando. Panggilannya Ferni. Cewek yang lo bilang bar-bar."

"Nama gue Anggun Kristalika. Panggilannya Anggun. Cewek yang lo bilang, cerewet."

"Dan nama lo, Ferelina Marselana Prayaga. Panggilannya Eli." Kata Ferni.

"Ya." Jawab Eli.

"Oke, selebihnya, lo akan tahu nanti." Kata Anggun.

Hening.

"Eli, apa kabar kamu?" Tanya seorang lelaki, bisa di perkirakan, umur nya 21 tahun.

"Baik." Jawab Eli.

Tiba-tiba, masuklah delapan orang bersamaan.

"Gimana kabar kamu?" Tanya wanita yang sudah lanjut usia.

"Baik" Jawab Eli.

"Mah, Pah, kak. Eli lupa ingatan." Kata pria paruh baya. Yang tadi sempat keluar ke kantin.

"Serius?" Tanya pria yang sudah lanjut usia.

"Ia, akibat benturan yang sangat hebat di bagian kepalanya." Jelas nya.

"Cepat sembuh sayang." Ucap wanita berlanjut umur itu.

Sedangkan Eli? Hanya diam menyimak. Jujur, yang berada di hadapannya ini, sangat membosankan. Jadi pengen membunuh mangsanya jika sudah begini.

"Baiklah. Mari kita berkenalan pada Eli." Ajak wanita paruh baya. "Dari kepala keluarga Prayaga." Lanjutnya.

"Baik. Nama saya Arga Prayaga, grandpa kamu. Dady dari papah kamu." Perkenalan grandpa Arga.

"Saya Esti Alfana Prayaga, grandma kamu. mommy dari papah kamu." Perkenalan grandma Esti.

"Saya Rizky Prayaga, uncle kamu. Anak pertama dari dady Arga." Perkenalan uncle Rizky.

"Saya Uzi Prayaga, abang sepupu pertama kamu." Perkenalan Abang Uzi.

"Saya Ardan Prayaga, paman kamu. Anak kedua dari dady Arga dan mommy Esti." Perkenalan paman Ardan.

"Saya Auri Prayaga, bibi kamu. Menantu kedua di keluarga Prayaga, dan istri Ardan." Perkenalan bibi Siska.

"Saya Bagas Prayaga, abang sepupu kedua kamu. Anak dari papi Ardan dan mami Siska." Perkenalan abang Bagas.

"Saya Bendra Prayaga, abang sepupu ketiga kamu. Anak dari papi Ardan, mami Siska, dan kembaran bang Bagas." Perkenalan abang Bendra.

"Saya Abson Hendri Prayaga, papah kamu. Anak bungsu dari dady Arga dan mommy Esti." Perkenalan papah Abson.

"Saya Ifana Sevina Prayaga, mamah kamu. Menantu terakhir keluarga Prayaga, dan istri Abson." Perkenalan mamah Fana.

"Dan nama kamu. Ferelina Marselana Prayaga. cucu terakhir keluarga besar Prayaga." Tegas grandpa Arga.

Eli hanya mengangguk sedari tadi. Satu hal yang ia rasakan, bosan.

"Panggilannya Eli." Sambung grandma Esti.

Terpopuler

Comments

AYU DANI

AYU DANI

lah buset abis waktunya buat kenalan lagi dah

2021-09-28

9

Nurhayati Pattik

Nurhayati Pattik

bagus ceritanya.

2021-08-13

8

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!