Happy Reading 😊
Angelica mematung ketika melihat sebuah bingkai foto besar yang terpampang di dinding, tepatnya di atas ranjang king size milik calon suaminya itu.
Matanya tiba-tiba memanas dan di sudutnya sudah menggenang air yang siap menetes kapan saja.
Angelica merasa kakinya lemas, dia pun luluh ambruk di lantai kala melihat bingkai foto itu.
"Da-danish dan Lula? Mereka sudah pernah menikah?" Lirih Angelica.
Kecewa karena merasa di bodohi dan di bohongi, Angelica selama ini tidak tahu kalau Danish pernah menikah.
Dia tidak begitu mengetahui tentang masa lalu tunangannya itu, pernikahan Danish dan Lula memang tidak pernah beredar di publik karena mereka menikah hanya di catatan sipil saja.
Tiba-tiba Angelica merasakan sakit di bagian dada kirinya.
Dahinya menyerngit merasakan sakit yang begitu menyiksa.
Angelica memegang dadanya sambil berjalan dengan tertatih untuk keluar dari dalam kamar.
Sakit hati dan patah dalam waktu bersamaan, tiba-tiba Angelica ambruk di depan pintu kamar Danish.
Bibi Ellen yang masih berada di situpun begitu terkejut melihat Angelica yang tiba-tiba tidak sadarkan diri itu.
"Ya Tuhan, nona Angelica!! Tolong! Nona Angelica pingsan!!" Seru bibi Ellen.
###
Lula dan Danish melihat tempat yang akan di bangun beberapa villa di sana. Sedangkan Darren sedang mengangkat telepon dari seseorang.
"Apa kamu masih suka memasak Lula?" Tanya Danish menatap wajah Lula dari dekat.
Ternyata kamu begitu cantik Lula, kenapa aku baru sadar sekarang. Batin Danish.
"Sebaiknya kita membicarakan hal yang berkaitan dengan proyek ini tuan Danish," Jawab Lula tanpa menoleh.
"Aku tahu kamu selalu menghindari hal-hal yang menyangkut tentang kita Lula," Ucap Danish.
Lula menoleh ke arah Danish yang sedang menatap nya itu.
"Apa yang kamu maksud dengan kita tuan, tidak pernah ada kata kita di masa lalu maupun sekarang, kita tidak pernah saling berkaitan kecuali ikatan yang hanya tertulis di atas kertas, tuan Danish aku ingatkan sekali lagi, anda sudah mempunyai tunangan yang sangat cantik, dan aku juga sudah memiliki calon suami, jadi tidak usah mengungkit masa lalu yang sudah sama-sama kita sepakati itu, di dini kita hanya sebagai partner kerja," Ucap Lula.
Danish bisa melihat kekecewaan di mata Lula atas dirinya, Danish tahu dia memang bersalah, tapi dia berharap masih ada kesempatan yang Lula berikan untuknya.
Masalah Angelica, Danish bahkan masih belum bisa memikirkan perasaan tunangan nya itu, egois! Ya Danish memang egois.
Mungkin perlahan dia akan memberitahu Angelica yang sebenarnya, tapi rintangan besar Danish saat ini adalah Darren.
Pria yang akan segera menikah dengan Lula, Danish merasa bahwa Darren adalah tantangan terbesarnya.
"Baiklah Lula aku tahu aku telah bersalah padamu, tapi aku hanya ingin tahu bahwa aku menyesal telah mensia-siakan dirimu Lula, kamu tahu setelah kepergian mu itu aku baru menyadari ternyata kamu begitu berharga."
"Cukup tuan Danish!! Saat ini semua itu sudah tidak penting lagi, penyesalan memang selalu ada di akhir bukan, jadi aku bisa memahami perasaan mu," Ucap Lula dengan tegas.
Entah kenapa tiba-tiba Danish bersikap seperti itu, Lula tidak tahu motif nya, yang jelas sikap Danish itu tidaklah benar.
"Jadi kalau aku tidak mempunyai tunangan, kamu mau kembali padaku?" Tanya Danish.
Lula menatap tajam pria di hadapan nya itu. Enak saja dia bilang seperti itu, apa menurut nya sebuah hubungan itu bisa dia permainkan begitu saja. Batin Lula.
"Lula!! Ayo kita makan siang!" Seru sebuah suara dari arah belakang yang tidak lain adalah Darren.
"Dari mana saja kamu, meninggalkan ku sendiri," Gerutu Lula sambil menarik lengan Darren menjauh dari Danish.
"Pelan-pelan donk sweetie, bukankah kamu bersama Danish, tidak sendiri kok," Jawab Darren merasa tidak bersalah.
Lula menghela nafas, memang benar dia bersama dengan Danish, tapi justru karena bersama dia Lula menjadi sangat canggung.
Danish hanya mengikuti mereka dari belakang dengan menahan rasa cemburu.
"Tenang Danish, kamu harus bersaing dengan sehat, jangan sampai Lula membencimu hanya karena sifat kekanakan mu," Batin Danish.
Mereka akhirnya makan siang bersama di sebuah restoran yang berada tidak jauh dari lokasi proyek.
Darren sedari tadi melihat ke arah Danish yang terus saja menatap Lula dengan tatapan memuja.
Sepertinya memang ada sesuatu antara Danish dan Lula, tapi mereka memang sengaja menyembunyikannya. Batin Darren.
Tiba-tiba Darren mempunyai sebuah ide, dia berinisiatif untuk menyuapi Lula hanya untuk melihat reaksi Danish.
Lula pun terkejut dengan sikap Darren tapi dia juga tidak menolak suapan dari sahabat nya itu.
Darren bahkan membersihkan sudut bibir Lula dengan tissu, kejadian itu tidak lepas dari tatapan tajam Danish.
BRAKK!!!
Tiba-tiba Danish menggebrak meja di depan nya itu membuat Lula dan Darren terkejut dan menoleh.
"Hei tuan, kenapa kamu memukul meja? Apa mejanya bermasalah?" Tanya Darren tersenyum miring.
Sepertinya Danish sudah masuk ke dalam perangkapnya.
"Tuan Darren, sepertinya aku harus mengaku di hadapanmu bahwa aku masih mencintai calon istri mu ini, sepertinya kita akan di takdir kan kembali bersama, iyakan mantan istri ku?" Ucap Danish.
Lula melotot sempurna ketika mendengar Danish mengatakan tentang hubungan masa lalu mereka kepada Darren.
Sedangkan Darren tidak percaya dengan apa yang di dengarnya itu. Tiba-tiba sudut hatinya bergejolak, dia merasakan sesuatu yang tiba-tiba ingin memiliki.
Mengetahui bahwa Danish terang-terangan mengatakan itu membuat Darren tidak terima kalau Lula harus di miliki oleh mantan suaminya itu.
Di sisi lain.
Di sebuah rumah sakit di kota Washington DC, Angelica telah di periksa oleh seorang dokter muda, wanita itu masih belum sadar, terpasang infus di lengannya dan selang oksigen di hidungnya.
"Bagaimana keadaannya dok?" Tanya bibi Ellen kepada dokter muda itu.
"Sepertinya dia pernah di operasi sebelumnya di bagian dada sebelah kiri, kami sedang melakukan pemeriksaan selanjutnya, jadi kita bisa menunggu hasilnya nanti," Jawab sang dokter.
Tiba-tiba Angelica mengerjab-kan matanya, wanita itu akhirnya sadar dan menatap dokter pria di depan nya itu.
"Anda sudah siuman nona Angel?" Tanya dokter itu tersenyum.
Angelica masih menatap sang dokter dengan tatapan yang sulit di artikan.
"Nona, apakah anda mendengarkan saya?" Tanya dokter itu lagi karena tidak mendapatkan jawaban.
Sedangkan bibi Ellen berusaha menghubungi majikannya yang sedang berada di Florida.
"Nona, nona Angelica!"
"Ah, iya dokter saya dengar kok, bagaimana dengan kondisi tubuh saya dok, saya sering merasakan sakit pada dada saya di sebelah sini?" Tanya Angelica menunjuk dada sebelah kiri nya.
"Kami sudah memeriksa nya nona, kita tinggal menunggu hasilnya saja," Jawab dokter tersebut.
"Dokter, siapa namamu?" Tanya Angelica.
"Nama saya Joshua" Jawab dokter muda itu.
"Dok, bisakah kita bersikap tidak terlalu formal?"
"Apakah kamu tidak keberatan nona Angelica?" Tanya dokter Joshua.
"Aku malah lebih suka, kita bisa semakin akrab doker, sebenarnya aku juga ingin mempunyai dokter pribadi, karena menurutku kondisi ku ini semakin hari semakin drop saja," Ucap Angelica.
Dokter Joshua menatap Angelica dengan prihatin.
"Baiklah nona Angel, mulai saat ini kita bisa menjadi teman, aku juga akan menjadi dokter pribadi mu kalau kamu mau," Jawab Joshua.
"Terima kasih Josh," jawab Angelica tersenyum.
Bersambung.
Hai akak Reader tercinta 🥰🥰🥰 jangan sampai lupa untuk dukungannya ya 🙏 dengan cara like, vote dan bunga🌹🌹🌹
Agar othor lebih semangat lagi untuk up nya.
Terima kasih ❤️😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 281 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Harusnya kamu jujur aja dgn Darren,dan kerjasama dgn Darren utk menyadarkan Danish dr mimpinya itu..
2023-06-02
0
Qaisaa Nazarudin
Yeeezzz bagus Lula..dia lg mimpi tuh,sadarkan dia dr mimpinya 👏🏻👏🏻👏🏻👍🏻👍🏻👍🏻💪🏻💪🏻
2023-06-02
0
Andini Muulanaa
jhosus sama angel aja
2022-08-14
0