Happy Reading 😊
Lula masih berusaha membuat suasana di tempat itu tidak begitu canggung, bagaimana rasanya kalau kita di suruh bekerja sama dengan mantan suami, meskipun pernikahannya dulu hanya dua bulan saja.
Bahkan dalam pernikahan itupun tidak ada yang spesial di antara mereka, mungkin hanya Lula yang menganggap pernikahan itu ada. Sedangkan Danish tidak pernah menganggap dia mempunyai seorang istri.
Danish selalu sibuk dengan dunianya sendiri. Sehingga membuat Lula frustasi dan akhirnya menceraikan Danish.
Dan malam ini setelah Lima tahun berlalu, tidak ada banyak yang berubah dari Danish, penampilan masih sama seperti dulu, tampan dan terlihat macho, mungkin yang berbeda hanya rahangnya yang di tumbuhi bulu-bulu tipis membuat nya terlihat semakin keren saja.
"Bagaimana dengan kerja sama ini tuan Danish?" tanya Darren membuat Lula sadar dari lamunannya.
"Kalau kita bisa membangun beberapa villa di dekat pantai Florida ini aku akan mengambil keputusan, tapi sebelumnya kalian benar-benar harus menyiapkan bahan-bahan yang berkualitas dengan mutu yang baik. Dan aku ingin kalau nona Lula sendiri yang turun di lapangan," jawab Danish menatap Lula.
Lula sedikit terkejut dengan ucapan Danish. "Tapi nanti akan ada yang bertanggung jawab menangani proyek dan langsung terjun di lapangan tuan Danish, aku hanya bisa memberi ide gambaranku untuk pembangunan Villa itu," ucap Lula.
Sepertinya Lula tahu bahwa Danish memang sengaja melakukan nya, tapi tentu saja dia masih memikirkan cara lain agar tidak berinteraksi langsung dengan mantan suaminya itu.
"Tapi aku hanya ingin anda yang mengurusi proyek ini nona Lula, bahkan aku tertarik dengan gambar mu yang ada di sample ini, kalau kamu tidak mau ya sebaiknya aku akan membatalkan kerjasama ini saja," ucap Danish dengan entengnya.
Sepertinya dia akan selalu menggunakan jurus andalan itu agar Lula bisa dia ikat.
Lula menatap ke arah Darren dengan mata pupy eyes nya seolah-olah menyuruh Darren agar membantunya membujuk Danish supaya tidak menggunakan Lula sebagai alat.
Tapi sepertinya Darren tidak mengerti, mungkin pria itu kelewat senang karena proyek bernilai fantastis ini bisa terkabulkan oleh Danish.
"Bagaimana nona Lula, apakah anda setuju," tanya Danish kembali.
Angelica yang sedari tadi hanya diam karena merasa tidak di anggap disitu mulai merasa kesal.
"Sudahlah sayang, tidak perlu di paksakan juga harus nona Lula yang terjun di lapangan kan? masih ada kepala proyek yang bisa kita percaya juga," ucap Angelica.
Lula sempat melirik ke arah Danish ketika mendengar suara manja tunangannya itu. Ada yang bergejolak di hati Lula, tapi segera dia tepis agar tidak menggangu berjalannya negosiasi ini.
"Lula, kamu harus ingat untuk mengendalikan diri," batin Lula.
Danish menatap tajam tunangannya itu. "Itu sudah menjadi keputusan ku, tidak ada yang bisa mengaturnya selain aku," jawab Danish dingin membuat Angel sedikit takut.
Danish berfikir bahwa rencananya untuk membuat dia dan Lula semakin dekat harus berhasil, entah kenapa tiba-tiba Danish merasa tertarik dengan mantan istrinya yang terlihat semakin cantik itu.
Lula sepertinya harus menyerah, dia tidak boleh menggunakan alasan karena mantan dia harus mundur, Lula harus membuktikan pada Danish bahwa dia baik-baik saja, keprofesionalan nya sedang di uji dan dia harus mengesampingkan ego yang ada di dalam hatinya itu.
"Baiklah tuan Danish, saya setuju!" ucap Lula mantap.
Danish menarik sudut bibirnya ke atas dan membentuk senyuman lebar, akhirnya selangkah dia bisa mendekati Lula.
"Bagus kalau kamu setuju, mulai Minggu depan proyeknya akan segera di laksanakan," ucap Danish membuat semua orang mengerutkan dahinya.
Hei tuan apakah itu tidak terlalu cepat, biasanya akan membutuhkan waktu sebulan lebih untuk menyiapkan segala kebutuhan untuk pembangunan proyek besar. Gerutu Lula dalam hati.
"Baik tuan Danish akan kami persiapkan secepatnya," jawab Darren.
Darren merasa seperti kejatuhan durian runtuh saja, dia tidak tahu bahwa asistennya sangat tersiksa dengan hal itu.
Dan malam itu masih di lanjutkan dengan acara makan malam yang membuat Lula merasa sangat kesal, bagaimana tidak kesal, Danish terus saja memberi pertanyaan kepada Lula dengan kehidupan nya sekarang.
Sampai hal-hal yang tidak penting pun Danish tanyakan. Sepertinya Danish seakan mengingatkan bahwa mereka dulu pernah hidup bersama, tapi selalu di jawab oleh Lula dengan mengarahkan ke hal-hal yang lain.
"Apa kamu masih suka mengucir rambut mu itu Lula?" tanya Danish yang sudah tidak memakai bahasa formal lagi.
Sontak saja pertanyaan itu membuat Lula tersedak.
"Uhuukkk, uhukk,"
Darren yang melihat Lula tersedak itu langsung memberikannya air minum tapi ternyata telah di dahului oleh Danish.
Lula menatap dua orang yang sedang menyodorkan minuman di hadapan ini dengan malas.
Dia tidak mengambil gelas itu dari siapapun melainkan mengambil gelas miliknya yang berisi air putih itu.
Angelica merasa tidak senang dengan kelakuan dua pria di hadapannya itu. Baru kali ini dia melihat Danish yang begitu perhatian terhadap seorang wanita.
Jujur selama mengenal Danish, Angel tidak pernah di perlakukan spesial, bahkan ketika Angel mengungkapkan perasaan nya dan di sambut oleh Danish wanita itu merasa bahwa Danish menyukainya hanya karena dia giat dalam bekerja, selalu kompeten dan bisa mengimbangi Danish yang memang gila kerja.
Tapi entah kenapa malam ini Angelica melihat sosok yang berbeda dari Danish, pria yang biasanya selalu memasang tampang datar pada setiap rekannya itu seakan baru saja menemukan mata air di tengah padang pasir.
Tatapannya yang biasanya tidak bisa di tebak itu seakan memancarkan hawa positif dari dalam dirinya ketika melihat Lula.
Cemburu sudah pasti, Angelica merasa bahwa ada sesuatu antara Danish dan Lula di masa lalu.
"Baiklah, aku sudah kenyang, terima kasih tuan Danish atas jamuan makan malamnya, sepertinya aku harus segera pulang karena ini sudah terlalu malam untukku," ucap Lula.
Darren terlihat terkejut dengan ucapan asistennya itu, ini masih pukul 8 malam, bukankah biasanya dia selalu menghabiskan waktu hingga dini hari saat menemani Lula sedang membuat desain di cafe.
Darren pun menjadi curiga, dari awal dia memang bisa melihat ketidak nyamanan yang di tunjukan Lula saat bertemu rekan kerjanya ini.
Mungkin dia akan menanyakan pada Lula saat di kantor nanti. Bahkan Darren sendiri bisa melihat tatapan mata Danish yang seperti tidak biasa itu.
Akhirnya Darren memutuskan untuk berpamitan dan mengajak Lula pulang.
Sebenarnya Danish merasa tidak rela, tapi dia juga sudah lelah dan ingin segera beristirahat.
Dalam perjalanan pulang Lula hanya diam saja dan menatap kosong ke arah depan. Darren pun tidak ingin bertanya lebih jauh saat ini.
Sedangkan di sini Danish, pria itu langsung masuk ke dalam kamar hotel yang sudah dia pesan. Tentunya dia memesan dua kamar tidur karena Danish tidak pernah tidur sekamar dengan Angelica.
Tapi malam ini sepertinya Angel harus segera mendapatkan Danish agar dia bisa memiliki Danish seutuhnya.
"Danish, kamu hanya milikku, tidak akan ada yang bisa memiliki mu selain aku," gumam Angelica di dalam kamarnya.
Memang mereka sudah bertunangan, tapi Danish selalu tidak mau bila di ajak tidur bersamanya.
Bersambung.
Mohon dukungannya ya, dengan cara Like vote dan gift bunga 😍😍🥰🥰
Terima kasih 🙏🏻🙏🏻🙏🏻
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 281 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Noh jilat ludah sendiri kan kamu?? Dulu siapa yg bilang gak akan pernah tertarik dgn Lula??Rasain tuh,,
Lula please jgn plin plan deh kamu,harusnya kamu tegas dikit dong, cepet banget melelehnya bego,,🙄🙄
2023-06-02
1
Qaisaa Nazarudin
🙄🙄🙄
2023-06-02
0
Hasna Saifanah
sikap berubah hanya karn jadi cantik
benci aku
dari awal menikah juga bisa di rubah,kalo Danish peduli
2022-05-25
1