Dia Istri Ku

Happy Reading 😊

Lula menaikkan sebelah alisnya saat mendengarkan ucapan Danish.

"Maaf tuan Danish, itu bukan urusanku dan aku tidak peduli dengan apa yang kamu lakukan," jawab Lula kemudian berbalik pergi meninggalkan Danish yang masih melongo mendengar jawaban Lula.

Danish mengacak rambut basahnya itu sambil mengumpat kasar. "Shit, sial!!"

Angelica yang melihat Danish seperti itu segera mendatangi nya.

"Sayang, ada apa?" tanya Angelica.

Danish yang menyadari Angelica berada di situ langsung mengontrol emosinya kembali.

"Tidak apa-apa, ayo cepat segera bersiap-siap, bukankah sejak tadi sudah ku suruh untuk mandi Angel," Ucap Danish.

"Tapi aku masih malas sayang, menunggu mu keluar dari kamar mandi saja sudah membuatku mengantuk lagi," Jawab Angelica.

"Salah sendiri, kenapa tidak kembali ke kamar mu saja, cepat sana mandi," Ucap Danish membelai rambut hitam Angelica.

Wanita itu tersenyum mendapatkan perhatian lembut dari tunangan yang sangat di cintai nya itu.

Angelica berbalik dan berjalan ke arah kamar nya yang ada di samping kamar Danish.

Danish mengusap wajahnya kasar, dia menatap punggung Angelica yang semakin menjauh dan masuk ke dalam kamarnya.

Danish ingat saat tiga tahun yang lalu, di mana Angelica telah di vonis memiliki sebuah tumor di bagian dadanya dan tumor itu semakin membesar berjalan dengan seiring waktu, sudah dilakukan operasi dua tahun yang lalu dan Angelica sempat sembuh tapi setahun kemudian kondisinya drop lagi.

Danish yang pada saat itu memang sudah menganggap Angelica seperti saudara nya sendiri selalu menemani sekretaris nya itu setiap saat.

Bahkan operasi yang kedua setahun yang lalu malah semakin memperburuk keadaannya. Angelica tidak memiliki umur yang panjang. Hanya sekitar 3-5 tahun lagi prediksi dari dokter.

Meskipun tumor itu telah di angkat tapi akarnya sudah hidup dan akan terus tumbuh kembali.

Danish yang tahu bahwa Angelica sebenarnya sangat mencintai nya itu akhirnya memberikan harapan terakhir dengan apa yang di inginkan sekretaris nya itu.

Flashback on.

Angelica baru saja melakukan pengobatan terhadap penyakit nya itu, Danish selalu siap untuk mengantarkan Angelica kemanapun, menurut Danish selama ini Angelica sudah banyak membantu nya dan tentu saja dia wanita pekerja keras dan tidak suka bermalas-malasan, hal itulah yang di sukai Danish dari Angelica.

Danish hanya menyukai kinerja Angelica, bukan mencintainya.

"Angelica, maukah kamu menikah dengan ku?" Ucap Danish sambil menyodorkan sebuah kotak yang berisi cincin berlian yang sangat indah.

Angelica tentu saja tidak percaya bahwa pria yang selama ini dia cintai ternyata melamarnya.

Sungguh sebuah anugrah bagi Angel mendapatkan kesempatan untuk memiliki Danish.

"Tentu saja Danish, aku mau," Jawab Angelica cepat.

Danish tersenyum dan kemudian memasang kan cincin itu di jemari Angelica.

Danish berharap dengan dia memberikan kebahagiaan terakhir untuk Angelica bisa membuat hidupnya lebih baik.

Angel tidak tahu bahwa umurnya telah di vonis tidak lama lagi. Danish memang menyuruh dokter untuk merahasiakan nya.

Flashback off.

Saat ini Lula sudah berada di depan ke tiga orang yang hari ini membuatnya sangat kesal itu, Danish menatap mantan istrinya itu dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Kerja sama ini kita mulai hari ini, jadi aku harap Nona Lula bisa mempersiapkan semuanya," Ucap Danish setelah menandatangani surat kontrak perjanjian itu.

Darren mengulurkan tangannya kepada Danish untuk berjabat tangan.

"Terima kasih tuan Danish atas kerja sama ini, aku harap proyek ini bisa berjalan lancar, setelah ini kami permisi dulu karena harus cepat-cepat ke kantor, permisi," Ucap Darren.

Lula juga berpamitan sambil membungkukan badan.

Danish menatap mantan istrinya itu, seakan belum rela untuk berpisah. Tapi dia harus bersikap profesional, karena Danish tidak mau kalau Lula malah menjauhinya apabila dia memperlihatkan semua perasaan yang bersemayam di hatinya.

"Baiklah tuan Darren dan Nona Lula, rencananya besok pagi kami akan kembali ke Washington DC, jadi nanti malam aku ingin mengundang kalian makan malam di restoran hotel ini," Ucap Danish.

"Maaf tuan Danish, saya ada acara jadi sepertinya tidak bisa hadir memenuhi undangan anda," Jawab Lula.

Karena memang nanti malam dia harus menemani ibunya untuk kontrol ke dokter.

"Apakah acara itu penting nona?" Tanya Danish penasaran.

Lula memutar bola matanya jengah, sepertinya dia memang harus bersabar menghadapi mantan suaminya itu.

"Tentu saja sangat penting tuan, maaf kami harus pergi dulu," Jawab Lula menarik tangan Darren.

Danish terlihat mengepalkan tangannya ketika dia melihat mantan istrinya yang memegang tangan Darren itu. Apalagi penolakan Lula yang mengatakan tidak bisa hadir dalam acara makan malam yang telah di persiapan untuk Lula itu.

"Sayang, kalau mereka tidak mau ya sudahlah, kitakan masih bisa makan malam lagi kapan-kapan, aku tahi kamu dan nona Lula dulu memang pernah bertemu, tapi aku juga tidak tahu sedekat apa kalian dulu, yang ku lihat sepertinya nona Lula begitu tidak menyukai mu, apakah kamu pernah melakukan kesalahan kepada nya?" Tanya Angelica.

Danish menghela nafas kasar, memang benar dia pernah melakukan kesalahan yang begitu besar terhadap Lula, tapi tentu saja Danish tidak akan menceritakan masa lalunya itu.

"Angel, tidak penting juga pertanyaan mu itu, sebaiknya cepat minum obatmu, kamu harus menjaga kesehatan, aku akan keluar sebentar, sebaiknya kamu kembali ke kamar mu saja."

"Kamu mau kemana sayang? aku ingin ikut bersamamu!" Seru Angelica.

Danish tersenyum, kemudian dia mengelus rambut Angelica. "Kamu tidak usah ikut, aku hanya sebentar saja," Jawab Danish kemudian meninggalkan Angelica sendiri.

###

Malam itu Lula dan ibunya akan pergi ke klinik untuk melakukan kontrol, ibu lula memang menderita diabetes, Lula sudah pindah ke sebuah rumah yang lumayan cukup besar yang dia beli dari hasil bekerja selama lima tahun ini.

Bahkan Lula juga sudah bisa membeli mobil dengan meng-kredit alias mencicil nya setiap bulan dan tepat tahun ini mobil itupun sudah lunas.

"Ayo ibu, aku sudah siap," Ucap Lula.

"Iya nak, sebentar lagi!" Jawab Naura berteriak dari dalam kamarnya.

Lula melihat jam di pergelangan tangannya sambil menggerutu karena sang ibu sangat lama sekali.

Tiba-tiba pintu rumah mereka ada yang mengetuk.

Tok, tok, tok.

"Iya, tunggu sebentar!" teriak Lula sambil berjalan ke arah pintu dan membukanya.

Ceklek.

"Lula, di mana ibumu!!" tiba-tiba seorang wanita paruh baya datang dan menyelonong masuk.

"Tante Amber, apa yang kamu lakukan di rumah ku!!" seru Lula kepada wanita yang bernama Amber itu yang tidak lain adalah istri pertama Ayahnya.

"Mana Naura, dasar pelakor tidak tahu diri, kenapa Andreas berubah!! aku tahu kalau Naura pasti sudah menghasut nya!!" teriak Amber.

"Tidak ada hubungannya dengan kami kenapa Ayah berubah, mungkin Ayah sudah mengetahui otak licikmu itu tante!!" jawab Lula.

"Dasar anak dari pelakor tidak tahu diri!" Teriak Amber langsung menyerang Lula dan menjambak rambutnya.

Lula yang tidak siap di serang itu tentu saja tenaganya kalah dan berusaha menghalau serangan dari istri pertama Ayahnya itu.

Naura yang baru keluar dari kamar karena mendengar keributan hanya bisa menjerit dan menarik baju Amber agar melepaskan putrinya itu.

"Lepaskan anakku, dia tidak bersalah Amber!!" teriak Naura.

Lula meringis menahan sakit karena tarikan dari tangan Amber sangat kuat, seakan melampiaskan kemarahannya pada Lula.

Tiba-tiba ada seseorang yang datang dan menarik Amber dengan kuat lalu mendorong wanita itu ke lantai.

"Awww!! siapa kamu dasar orang gila, jangan ikut campur dengan urusan kami!!

"Urusan Lula juga urusan ku!" seru sebuah suara pria asing di mata Amber.

"Danish, kenapa kamu bisa ada di sini?" tanya Lula dengan rambut yang sudah berantakan.

Danish yang melihat Lula seperti itu langsung menghampiri nya dan akan memeluk Lula tapi di tahan oleh Amber.

"Tunggu sebentar pria asing, sebenarnya siapa kamu ini? apa hubungan mu dengan Lula?" tanya Amber penasaran karena melihat penampilan Danish yang terlihat dari kalangan atas.