Mulai Bekerja

Happy Reading 😊

Lula menatap wanita di depannya itu dengan emosi yang siap meledak. Aprilia adalah anak dari Ayahnya dengan istri pertamanya.

April hanya menatap sinis ke arah Lula sambil bersedekap dada. "Oh, ternyata anak terbuang sedang makan siang di sini juga, cih tidak tahu malu!" ucap Aprilia.

"Maksud kamu apa April? apa kalian saling mengenal?" tanya Darren penasaran.

"Darren wanita ini adalah anak dari seorang pelakor, ibunya seorang penggodan suami orang," jawab Aprilia sinis.

BRAAKK!!!

Lula menggebrak meja karena tidak terima dengan ucapan April yang telah mengatai ibunya itu.

"Jaga ucapanmu April, ibuku bukan orang seperti itu, di sini kami sebagai korban dan lihat saja pasti akan ada balasan untuk kalian!" ucap Lula tajam.

Kemudian dia langsung pergi dari restoran itu. Darren yang melihat Lula pergi segera mengejar tapi di tahan oleh April.

"Darren, jangan mengejarnya, wanita itu bukan wanita baik-baik!" seru April.

"Aku lebih mengenal Lula daripada kamu!" jawab Darren.

Kemudian pria itu berlari keluar untuk menyusul Lula, sedangkan April sudah mengepalkan tangannya menahan kesal. Dia sudah setahun ini dekat dengan Darren dan menyukai pria itu, tapi sepertinya Darren tidak menyambut perasaannya.

Darren berlari mengejar Lula yang sudah memanggil taksi itu. "Lula! tunggu sebentar!" seru Darren.

Tapi sepertinya dia sudah terlambat, Lula sudah masuk ke dalam taksi dan langsung menyuruh sopir taksi untuk segera berjalan.

Darren tidak tinggal diam, dia segera berlari ke arah parkiran dan mengambil mobilnya.

Darren mengikuti taksi itu dari belakang, sedangkan Lula sudah menahan air matanya dan menahan sesak di dada. Bagaimana sakitnya saat dia di perlakukan seperti itu oleh orang-orang terdekat nya, Lula bisa menerimanya misalkan dirinya yang di hina seperti itu.

Tapi kalau itu menyangkut ibunya, Lula tidak akan terima, ibunya sudah cukup terluka akan kebohongan yang di lakukan oleh ayahnya, bahkan setelah kejadian itu mereka masih mendapatkan cemoohan dari para tetangga yang mengetahuinya.

Darren masih mengikuti mobil taksi yang di tumpangi Lula dari belakang, setelah beberapa saat taksi itu berhenti di sebuah toko bunga yang tidak terlalu besar.

Terlihat Lula turun dari dalam taksi dan masuk ke dalam toko bunga itu. Darren masih menunggu Lula karena dia mengira bahwa Lula hanya ingin membeli bunga di toko tersebut.

Padahal toko bunga itu adalah rumah yang di sewa Lula dan ibunya dengan menjual perhiasan satu-satunya yang di pakai sang ibu waktu itu.

Darren masih betah menunggu Lula di dalam mobilnya.

Tapi setelah dia menunggu hampir tiga puluh menit Lula tidak kunjung keluar dari dalam toko itu, tentu saja hal itu membuat Darren penasaran.

Pria berumur dua puluh empat tahun itu berjalan mendekat ke toko bunga yang tadi di masuki oleh Lula, dia mengamati toko bunga itu, tiba-tiba dari dalam muncul seorang wanita berumur empat puluh tahunan sedang tersenyum menyapa.

"Bibi Naura?" Darren terkejut ketika melihat wanita yang dulu dia kenal sangat baik itu.

"Kamu adalah?"

"Darren bibi, apa bibi melupakan ku?" jawab Darren tersenyum.

Ternyata toko bunga itu adalah rumah Lula sekaligus tempat usaha sang ibu.

###

Washington DC

Danish bersama asisten nya yang bernama Franklin dan juga sang sekretaris Fanny, mereka tengah menikmati makan siang bersama di ruangan CEO itu. Makanan yang di bawa oleh Fanny untuk merayakan kepindahan nya dan juga acara perpisahan karena sebentar lagi wanita itu akan di pindahkan ke kantor utama menggantikan sekretaris David yang baru saja menikah bahkan saat ini sedang hamil muda.

Mau tidak mau David menarik Fanny karena kualitas kerjanya cukup baik.

"Aku pasti akan merinduka kalian, apalagi kamu Franklin," ucap Fanny sendu.

"Tapi aku tidak akan merindukanmu," jawab Franklin yang mendapatkan pelototan dari Fanny.

"Lihat saja, akan ku buat kamu merindukan ku, awas saja kalau ya kalau sampai rindu, kamu gak bakalan dapat jatah!!"

"Gak dapat jatah darimu ya tinggal minta sama yang lain saja," jawab Franklin dan langsung mendapat kan cubitan di perut dari Fanny.

Danish hanya menggelengkan kepalanya. "Apa sekretaris yang baru kamu rekrut bisa menggantikan Fanny?" tanya Danish pada Franklin.

"Tentu saja, dia sudah mempunyai banyak pengalaman dalam bekerja soalnya." Jawab Franklin.

"Besok dia bisa langsung bekerja denganmu," ucap Franklin kemudian.

Danish hanya mengambil sandwich dan memasukan ke dalam mulutnya tanpa menjawab.

Sedangkan di sisi lain, Lula sedikit terkejut ketika Darren berada di ruang tamu rumahnya yang tidak terlalu besar itu.

"Aku sangat prihatin dengan kondisi kalian bibi, jadi apakah aku bisa membantumu Lula, aku akan menawarkan sebuah pekerjaan untukmu," ucap Darren.

"Aku bisa bekerja di mana Darren, aku belum selesai kuliah, dan juga bagaimana mungkin aku bisa bekerja di perusahaan besar? pengalaman saja aku belum punya," ucap Lula.

"Kebetulan perusahaan pamanku sedang mencari seorang asisten, aku akan mencoba membantu mu untuk bisa mendapatkan pekerjaan itu," ucap Darren tersenyum sambil menatap wajah Lula.

"Terima saja nak bantuan dari Darren," sela ibu Lula.

Lula pun tanpa berfikir panjang langsung mengangguk setelah sang ibu memberikanya izin.

"Mudah-mudahan kamu bisa menjadikannya pengalaman dalam hidupmu untuk berjalan lebih maju lagi, kamu juga masih bisa mengatur jam kuliah jadi sambil menunggu mu mendapatkan gelar sarjana kamu sudah bisa lebih berpengalaman," ucap Darren tersenyum.

Keesokan harinya.

Lula sudah bersiap dengan memakai pakaian yang sopan dan rapi. Dengan kemeja putih dan juga celana hitam panjang, tidak lupa rambut yang di kucir kuda membuatnya terlihat lebih dewasa.

Darren sudah menjemput Lula dengan mobil sportnya. "Lima tahun telah mengubah gaya hidupmu ya?" ucap Lula terkekeh melihat ke arah Darren.

Saat ini mereka sudah di perjalanan menuju perusahaan yang tidak jauh dari rumah Lula.

"Nanti kamu tinggal tanya kepada resepsionis dimana ruangan CEO nya, tadi malam aku sudah berbicara pada pamanku, dan tentu saja nanti akan dipermudah untuk bertemu CEOnya," ucap Darren.

"Aku sedikit gugup, apa aku nanti bisa Darren? aku sama sekali tidak memiliki pengalaman yang bagus," ucap Lula.

"Aku yakin kamu pasti bisa Lula, misalkan bukan aku yang membujuk pamanku, pasti akan sangat sulit untuk bisa masuk ke perusahaan nya, jadi kamu harus menggunakan kesempatan ini baik-baik," ucap Darren

Lula mengangguk dan tersenyum, dia pasti tidak akan mengecewakan sahabatnya itu.

Di sinilah Lula mulai belajar bekerja menjadi seorang asisten di perusahaan besar. Dia akan belajar bersungguh-sungguh dan ingin segera mendapatkan gelar sarjana yaitu di bidang arsitektur, Lula memang sangat hoby menggambar, dia ingin bisa membangun sebuah rumah untuk sang ibu suatu saat nanti.

Danish menatap wanita di depan nya itu dengan datar, hari ini sekretaris baru sudah mulai bekerja untuk nya.

"Selamat pagi tuan, nama saya Angelica, mohon bantuan dan bimbingan nya, saya akan bekerja dengan sungguh-sungguh," ucap wanita yang bernama Angelica itu.

"Baiklah mulai hari ini kamu harus bisa mengatur jadwal pekerjaan ku, oh ya nanti malam akan ada undangan pesta salah satu kolegaku, kamu harus ikut denganku, aku sangat malas kalau harus pergi ke acara-acara seperti itu," ucap Danish.