Chloe berggegas keluar kamarnya karna Ken sudah menunggunya sejak tadi. Rencananya, Ken tidak hanya ingin mengajaknya sekedar makan tetapi ingin menikmati hari libur terakhir mereka dengan berjalan-jalan sebentar. Karna menurut Ken sudah begitu banyak waktu yang terbuang sia-sia hari ini. Ia tidak ingin membuat Chloe merasa bersalah karna sikapnya yang tadi sedikit keras kepada wanita manja itu.
"Ken ayo jalan aku udah siap." Ajak Chloe menghampiri Ken yang duduk di sofa.
"Oke..." Ajak Ken sambil menggenggam tangan Chloe tiba-tiba.
Lagi-lagi dia menggenggam tanganku.
Ken memperlakukan Chloe bagaikan tuan putri. Membukakan pintu mobil baginya dan tersenyum seolah-olah ia ingin meminta maaf atas tindakannya yang mungkin membuat Chloe takut.
Ken kemudian menyusul masuk dan menyalakan mobilnya. Namun, ia melirik ke arah Chloe yang lupa memakai sabuk.
"Chlo, seatbelt nya." Ujar Ken tersenyum.
"Kita kan cuma ke cafe dekat sini Ken." Kata Chloe.
"Iya tapi keamanan tetap harus dijaga. Kamu harus tetap gunakan seatbelt." Ken memasangkan seatbelt pada Chloe dan tanpa sengaja mereka saling bertatapan.
"Ken aku bisa sendiri." Chloe mengambil ahli seatbeltnya dari tangan Ken yang dari tadi menatap Chloe.
"Oh iya, maaf saya sedikit tidak sopan." Ucap Ken yang langsung memalingkan wajahnya dan mulai menyetir.
Chloe hanya membisuh dan mencoba untuk tidak memikirkan hal yang tadi Ken lakukan meskipun kejadian itu seperti video yang terus ingin ia putar. Tidak hanya Chloe, Ken pun juga hanya diam dan fokus menyetir. Ntah apa yang terjadi pada mereka berdua tapi terlihat bahwa mereka sama-sama gugup.
Tidak lama kemudian mereka sampai di cafe kecil yang masih berada di sekitaran Vila. Mereka duduk berhadapan, tetapi cafe itu masih terlihat sepi hanya ada dua pasang pengujung termasuk Ken dan Chloe.
"Coffee Espresso nya satu, juga beefsteak. Kamu Chlo?" Tanya Ken yang sudah lebih dulu memesan.
"Aku suka Latte, terus beefsteak juga. Tapi aku minta air mineral ya." Ucap Chlo pada seorang pelayan yang berdiri dan sedang mencatat pesanan mereka.
"Hanya itu Mbak?" Tanya pelayan itu.
"Iya itu aja." Jawab Chloe singkat sambil tersenyum.
"Baik, tunggu sebentar ya Mas, Mbak." Ujar pelayan itu dan segera pergi.
Ken sibuk dengan handphone genggamnya dengan wajah yang sepertinya sedang mengerjakan sesuatu ntah itu pekerjaanya atau hal lain. Sementara Chloe, ia hanya sibuk melihat bunga yang ada di tengah meja mereka sambil menyentuhnya.
Hingga pesanan datang Chloe dan Kenan tidak bicara apa-apa, mereka fokus pada makanan mereka masing masing hingga selesai.
"Chlo, kenapa suka Latte?" Tanya Ken memperhatikan Chloe yang menikmati coffee nya.
"Karna susunya lebih terasa dan coffeenya tidak terlalu pekat." Jawab Chlo.
"Oh begitu... Iya sih kalau espresso coffeenya memang lebih kuat. Tapi kamu tahu apa yang menarik dari coffee?"
"Apa?" Tanya Chlo penasaran.
"Hitam, pahit tapi ia banyak digemari. Bahkan dijadikan teman untuk bersantai, berpikir, teman saat bekerja." Jawab Ken tersenyum.
"Tapi coffee ini manis kok." Ujarnya Chlo sambil kembali menikmati lattenya.
"Iya karna dia sudah bercampur susu. Asli kopi kan pahit juga hitam." Kata Ken tidak mau kalah.
Chloe hanya mengangguk lalu tersenyum.
"Senyum kamu seperti Latte yang kamu minum, manis." Kata Ken lagi mengoda Chloe.
"Kamu kan gak minum Latte ini, jadi mana mungkin tahu rasanya."
"Kamu yang bilang tadi coffee yang kamu minum manis kan? Jadi saya yakin bahwa itu pasti manis, seperti saya yang sekarang menikmati senyuman semanis latte." Goda Ken lagi.
Chloe lagi-lagi hanya tersenyum. Namun, dihatinya seperti orang yang sedang merayakan pesta alias bahagia.
"Maaf saya bercanda hehe..." Kata Ken yang tiba-tiba menghentikan pesta di hati Chloe.
"Iya Ken gak apa-apa kok." Kata Chloe padahal dalam hatinya ia sungguh jengkel.
Dia sudah membuat aku terbang, lalu dihempaskan begitu saja. Dasar Ken! Ujarnya dalam hati.
Mereka pergi meninggalkan cafe setelah menikmati coffee dan mengobrol cukup lama. Lalu Ken mengajak Chloe pergi ke suatu tempat dibawa kaki bukit hijau yang berhadapan dengan kamar mereka. Lokasi bukit itu sebenarnya sedikit jauh dari tempat penginapan mereka, hanya karna besar ia terlihat lebih dekat.
Disana banyak orang yang duduk, bahkan juga sedang piknik menikmati sejuknya pepohonan yang tumbuh disekitarnya. Banyak juga yang menjual aneka makanan serta cemilan.
Ken dan Chloe duduk disebuah kursi dekat danau yang di pinggirnya banyak bunga bermekaran.
"Ken, kamu suka tempat seperti ini?" Tanya Chlo.
"Iya, lebih tenang dari keramaian, juga sejuk kan. Lagi pula saya sebenernya tidak tahu mau ajak kamu kemana hehe... Lucu ya liburan kita seperti ini saja. Padahal, mungkin banyak tempat wisata di Bandung yang bisa di kunjungi." Ucap Ken jujur, karna memang ia tidak merencanakan liburan sebelumnya semua semata-mata karna Ayah Chloe.
"Iya Ken tidak masalah lagian aku juga hanya menemani kamu liburan. Jadi kemana kamu mau ya, aku ikut saja. Oh iya, kata Ayah sebenarnya kamu tidak ingin berlibur ya?" Tanya Chloe memastikan.
"Tidak Chlo, saya memang butuh refreshing sedikit biar tidak terlalu stress sama pekerjaan." Ken berbohong padahal Chloe sudah mengetahui Ayahnya memang bermaksud mendekatkan dia dengan pria ini.
"Perusahaan kamu bergerak dibidang apa?" Tanya Chloe
"Properti." Jawab Ken singkat dengan wajah yang seolah-olah tidak ingin membahas pekerjaan dan hal itu diketahui Chlo.
"Oh iya kenapa kamu berbohong sama Kiel kalau hari ini kita pulang?" Lagi-lagi Chloe bertanya.
"Bukan apa-apa. Hanya ingin segera memarahi kamu... Hehe..." canda Ken.
Chloe itu artinya bunga yang mekar ya?" Tanya Ken sambil memetik bunga yang ada di pinggir danau dan memberikan nya pada Chloe.
"Dari tadi saya perhatikan kamu dicafe, sepertinya suka sekali sama bunga. Kebetulan, saya coba cari arti nama kamu. Ternyata artinya adalah bunga yang bermekaran."
"Hah?!" Chloe yang gugup juga bingung.
Ken hanya tersenyum dan kembali duduk.
"Kamu tahu dari mana?" Tanya Chloe.
"Internet. Kamu pikir dari tadi dicafe saya pegang handphone itu apa?" Ujar Ken tertawa.
Chloe terdiam kaku dalam hati ia tidak menyangka bahwa sosok Ken yang begitu kaku dan cuek bisa berlaku demikian manisnya. Wanita mana yang bisa menolak?
Ken... Tolong jangan buat aku semakin tegila-gila padamu. Tadi senyuman semanis latte, sekarang bunga... Ayah jangan bilang ini juga rencana Ayah. Aku berharap ini memang Ken.
Kini hati Chloe sedang ditumbuhi bunga mekar seperti namanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments