Marco sakit

Rumah sakit Rosemary

Di sebuah rumah sakit yang ada di tempat itu, Anastasya sudah menunggu kedatangan seorang Dokter yang telah memeriksa kondisi Marco. tiba-tiba pria itu sudah pingsan karena sesuatu, di dalam ruangan rumah sakit nampak Anastasia melihat wajah Marco yang sudah pucat.

"Tenanglah, dia tidak akan apa-apa." ucap Jamerson yang mencoba untuk menenangkan Anastasya.

"Bagaimana aku tidak khawatir, lihat saja kondisinya tiba-tiba seperti ini." jawab Anastasya.

"Marco adalah pria yang sangat hebat, tidak mungkin karena hal sepele seperti ini pria itu akan pingsan." ucap Jameson kembali.

"Kata-katamu tidak akan bisa membuatku tenang, pria ini adalah pria yang sangat berharga untukku. pria ini telah menolong jiwaku ketika aku masih kecil, berkat pria inilah aku bertahan sampai sekarang." ucap Anastasya yang kemudian menghembuskan nafasnya dengan begitu kasar. Dia tidak tahu lagi apa yang akan dia lakukan. Dia benar-benar merasa sangat khawatir, dia akan melakukan apapun untuk menolong Marco.

Anastasia selalu berhutang Budi kepada Marco, jika tidak karena pria itu mungkin Anastasya akan masuk ke dalam kelamnya dunia hiburan. dijual oleh orang-orang yang tidak dikenal sebagai pelacur kecil. tatapan mata dari Jameson nampak menatap Anastasya yang begitu ketakutan, saat melihat kondisi dari Marco Jamerson juga bisa membaca tatapan mata dari Anastasya. bukan tatapan mata cinta, namun tatapan mata yang diberikan oleh Anastasia seolah tatapan mata itu sangat khawatir dengan sosok keluarga yang begitu dia sayangi.

Tak berselang lama seorang Dokter sudah berada di ruangan itu, memeriksa kondisi Marco yang sudah terbaring di kamar rumah sakit.

"Bagaimana kondisinya Dokter?!" seru Anastasya. terlihat Jamerson sudah mendekati sang Dokter, sesaat kemudian pria itu duduk di kursi yang ada di ruangan tersebut.

"Tenanglah Nona, Kondisinya tidak apa-apa. kemungkinan kemarin dia habis minum minuman keras, setelah itu tidak makan apapun. kondisi tubuhnya mungkin sangat terkejut, tubuhnya tidak kuasa untuk menahan hal itu." jawab sang dokter.

Anastasia nampak menghela nafasnya, dia tiba-tiba merasa lega setelah mendengar jawaban dari dokter yang memeriksa kondisi Marco.

"Apakah kau yakin Dokter?" tanya Jamerson yang sudah berada di samping sang Dokter.

"Tentu saja kondisinya tidak apa-apa, mungkin dua atau tiga hari dia sudah baik-baik saja. kami akan memberikan suplemen atau vitamin untuk tubuhnya." ucap Dokter yang kemudian memasang infus di tangan Marco.

"Kalau dia tidak apa-apa mengapa harus di infus, Dokter?" tanya Anastasia.

"Karena tubuhnya lemas, muntah. kalau tidak di infus kasihan tubuhnya." jawab Dokter.

Anastasia hanya pasrah, wanita itu menatap Marco dengan Tatapan yang benar-benar sangat aneh.

"Pasti dia habis bersenang-senang dengan para pacarnya, setelah itu.. karena begitu senangnya dia lupa dengan tubuhnya sendiri, dasar pria banci kurang ajar." ucap Anastasya yang mencibir Marco tepat di depan wajah pria itu. Jamerson yang melihat hal itu nampak dia tersenyum, dia sangat menyukai kepolosan yang selalu ditampakkan oleh Anastasya tanpa basa-basi Anastasia selalu mengatakan apapun yang ada di hatinya.

"Apakah kau mau aku belikan makanan?" tanya Jamerson kepada Anastasya.

"Apakah kau tidak repot karena aku harus menyuruhmu membeli makanan?" tanya Anastasya.

"Mengapa aku harus repot, aku senang kalau kau mau berbagi perasaanmu padaku." jawab Jamerson.

Akhirnya Jamerson membelikan makanan untuk Anastasya, mereka berdua makan di kamar Marco.

"Kelihatannya Kau sangat dekat dengar Marco?" tanya Jameson kepada Marco.

"Aku kan sudah bilang kalau aku berhutang Budi kepada pria itu, kalau bukan karena pria itu mungkin aku akan dijual menjadi pelacur kecil oleh seorang mucikari." jawab Anastasya.

"Semenjak umur berapa kau bertemu dengan pria itu?" tanya Marco.

"Entahlah, aku tidak ingat waktu itu." jawab Anastasya yang kemudian melahap makanannya.

Hari ini semuanya benar-benar berjalan begitu menakutkan, karena tiba-tiba Marco harus pingsan karena sesuatu. Anastasia yang melihat hal itu tentu saja dia sangat mengkhawatirkan kondisi Marco, setelah itu dia menelpon ayah Miguel.

"Ada apa?" tanya Jamerson kepada Anastasya.

"Aku menelpon Ayah Miguel supaya kemari." jawab Anastasya.

"Paman Miguel?" tanya Jamerson.

"Apakah kau mengenalnya?" tanya Anastasya balik.

"Tentu saja aku mengenal pria itu, terkadang pria itu lah yang selalu membantuku jika aku mengalami kesulitan.' jawab Jamerson. percakapan-percakapan terus dilakukan oleh Anastasya dan Jamerson. sehingga mereka berdua tidak mengingat seorang pria yang terbaring di tempat itu, Jamerson dan Anastasia tertawa di sela-sela perbincangan mereka, sedangkan di tempat lain seorang pria menatap Anastasya yang bercanda gurau dengan sahabatnya.

"Mengapa aku harus melihat pemandangan seperti ini, mataku benar-benar sangat panas saat melihat mereka berdua bercanda gurau seperti itu." guman Marco yang sudah membuka matanya. sesaat kemudian dia berpura-pura untuk untuk tidur kembali namun tetap mendengarkan perbincangan Anastasia dan jamerson.

"Aku harap Jameson segera pergi dari tempat ini, Entah mengapa aku menjadi tidak menyukai kehadiran temanku itu." guman Marco dalam hati yang kemudian terlihat begitu gelisah, saat melihat Anastasia begitu dengan dekat dengan pria lain. memang Anastasya tidak pernah dekat dengan pria lain selain Marco. karena hal itu saat Marco melihat Anastasya dekat dengan pria lain Entah mengapa hatinya benar-benar tidak menyukainya.

** bersambung **

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!