Gairah Cinta Sang Pembalap

"Kean. Besok nonton ya." Audrey bergelayutndi lengan Keanu yang sedang duduk.

"Apaan sih, Drey. Ngga. Gue ga suka nonton," jawab Keanu.

Namun, Audrey yang berdiri di samping Keanu tetao bergelayut manja hingga pintu terbuka dan menampilkan Jihan yang baru datang.

Jihan menoleh ke arah Keanu. Dengan cepat Keanu mengingkarkan tangan Audrey yang bergelayut di lengannya itu, membuat Audrey menatap sinis ke arah Jihan yang baru duduk di kursinya.

Tak berapa lama, bel masuk pun berbunyi. Jam pelajaran dimulai.

"Keanu, kerjakan ke depan,” ucap guru matematika kepada Keanu.

Pria cuek itu memang menyukai bidang study matematika. oleh karenanya, ia sering diminta guru itu untuk melanjutkan tugas yang tertera di whiteboard itu.

Keanu pun bangkit dari kursinya menuju papan tulis berwarna putih itu. Keanu menjawab pertanyaan yang tertera di sana lengkap dengan rumusnya.

“Hmm … apa ini benar?” tanya guru lelaki itu.

Keanu mengangkat bahunya. Menurutnya itu adalah jawaban yang benar.

“Ada yang ingin mengoreksi jawaban Keanu?” tanya guru itu lagi.

Tiba-tiba Jihan pun berdiri. Ia menghampiri Keanu dan mengambil spidol yang Keanu pegang sambil tersenyum tipis.

“Keanu, kamu boleh duduk!”

Keanu pun duduk dan melihat cara Jihan menjawab pertanyaan yang tertera di sana.

“That’s right. Ini jawaban yang benar,” ucap guru ini sembari memberi applouse pada Jihan.

“Si*l.”

Keanu merasa dipermalukan, karena Jihan menatap Keanu dengan menaikkan alisnya sebelum ia kembali duduk, seolah mengajaknya berduel bidang study itu.

Keanu tersenyum dan mengikuti guru itu untuk memberi applouse. Kemudian, tepuk tangan Keanu pun diikuti oleh siswa yang lain. walau siswa\=siswa itu tidak suka melihat kepintaran Jihan.

Triiiing

Bel berbunyi tanda waktunya untuk istirahat.

Jihan yang tidak memiliki teman, hanya duduk sendiri di kantin itu. ia membawa bekal sendiri dan hanya memesan minuman saja. sebenarnya, Jihan ingin makan di kelas, tapi gangguan di kelas lebih banyak di banding di sini. Oleh karena itu, walau ia membawa bekal sendiri tapi ia tetap makan di kantin.

“Hei, ngeliatin siapa sih?” tanya Kinara yang kebetulan berada di kelas IPA dua.

“Itu, anak baru,” ucap Briza.

“Yang mana?” tanya Vinza.

Vinza dan Kinara berada di kelas yang sama.

“Itu.” Briza menunjuk ke arah Jihan yang duduk cukup jauh.

“Hmm … cantik. Pantesan aja,” ledek Kinara. “Nanti gue bilangin Om ya. Om, anaknya udah berani pacaran nih,” teriak Kinara yang langsung dibekap oleh Keanu.

“Bawel lu. Bisa diem ga.”

Kinara pun tertawa.

****

Semakin hari, prestasi Jihan di kelas semakin bersinar. Bahkan ia menjadi student of the month dengan memiliki bintang yang banyak karena sering menjawab pertanyaan guru.

“Cih, sombong banget anak baru ini,” ujar Audrey mendekati Jihan yang sedang memasukkan bukunya ke dalam tas.

Bel sudah berbunyi. Pelajaran selesai. Guru-guru pun sudah kembali ke ruangannya dan siswa-siswa bersiap untuk pulang.

Namun, pria yang menjadi pembantu Audrey, menutup pintu kelas.

“Pertunjukan di mulai.”

Genk audrey mulai membasahi kepal Jihan dengan orange jus yang dingin.

“Ah,” teriak Jihan saat kepalanya terasa dingin dan basah.

“Ck. Keterlaluan,” ucap Keanu yang hendak menyudahi tindakan Audrey.

“Sssttt …” Briza menahan Keanu. “Kita lihat, kemampuan apa lagi yang dimiliki cewek itu. cewek yang bikin lu merhatiin dia.”

Sontak, Keanu pun terdiam. Ia setuju dengan ucapan Briza. Ia juga ingin melihat sejauh mana Jihan membela dirinya. Jika asumsi Keanu tentang Jihan yang tak mungkin membela diri dan mudah ditindas, maka ia pun akan membela gadis itu.

“Sok-sokan lu ngejawab pertanyaan-pertanyaan guru. Mau dilihat pintar, Hah!” ucap Audre di depan wajah Jihan yang hanya menunduk. “Apa mau cari perhatian Keanu?” tanyanya dengan menatap wajah Keanu sekilas yang duduk di kursi paling belakang.

Jihan tetap menunduk. Ia tetap memasukkan buku-bukunya yang sedikit basah.

“Eh, kalo di ajak ngomong tuh denger. Tuli apa!” kata salah satu teman Aurey.

Audrey memegang satu gelas yang berisi jus orange. Ia hendak menumpahkan jus itu lagi ke wajah Jihan. Namun dengan cepat jihan menangkap pergelangan tangan Audrey.

“Aku tidak pernah menganggumu. Jadi jangan mengangguku!”

“Uuuu …. Akhirnya, si bisu ini bicara,” kata Audrey.

Audrey yang ikut ektra kulikuler karate pun merasa sok jago. Saat Jihan berdiri dan hendak meninggalkan kelas itu, Audrey menekel kaki Jihan. Tubuh jihan pun tersungkur tepat ke meja sebelahnya.

Keanu hendak berdiri untuk membantu. Tapi lagi-lagi Briza menahan. Briza merasa Jihan tidak selemah itu.

Benar saja. Jihan membalas tamparan Audrey yang saat itu sudah lebih dulu menamparnya.

Plak

“Kurang ajar. Ngelawan ya lu. Dasar anak pembantu.”

Audrey kembali hendak menampar Jihan. Namun Jihan memegang pergelangan tangan itu dan mencoba memelintir ke belakang. Audrey yang memiliki karate pun tahu hal itu akan terjadi. Ia lebihi dulu menahan hingga keduanya berkelahi. Tapi kali ini perkelahian kedua wanita itu bukan jambak-jambakan karena keduanya memiliki ilmu beladiri.

Bugh

Jihan memiliki kesempatan untuk menedang perut dan dada Audrey dengan cepat.

“Uuu ….” Sorak siswa lain yang suka dengan pertunjukan ini.

“Tuh, kan cewek yang memusatkan perhatian lu beda kan?” ucap Briza tersenyum ke arah Keanu.

Keanu pun semakin simpati pada Jihan.

Jihan dikeroyok, karena antek-antek Audrey ikut membantu ketua genk-nya.

Bugh … Bugh … Bugh …

Satu persatu jihan lawan. Ketiga teman Audrey tumbang, termasuk Audrey sendiri. Genk pria menjijikkan itu ikut maju. Salah satunya memegang ponsel dan merekam kejadian sambil bereriak kegirangan.

“Wow … Dodi, maju lu! Hajar tuh cewek,” ujar pria yang memegang ponsel itu sambil mendorong temannya.

Jihan memesang kuda-kuda untuk siap bertarung dengan pria itu.

“Hei cantik. Katanya lu jadi sugar baby ya. Gue mau tubuh lu.”

Pria itu hendak menyentuh pipi Jihan. Sebelum itu terjadi Jihan langsung menarik lengan pria itu hingga tubuhnya mendekat dan menendang perutnya.

Bugh … Bugh …

“Wow …” seru teman-teman yang menonton.

Keanu pun hanya tersenyum. ia melihat Jihan adalah gadis berbeda. jihan mampu menumbangkan orang-orang yang hendak menyakitinya. Bahkan ia menumbangkan salah satu genk pria menjijikkan yang sudah sabuk hitam bersama Audrey di ektra kulikuler yang sama.

“Uuuuu ….” Sorak semua orang yang menonton sambil bertepuk tangan keras saat Jihan menyelesaikan sampah-sampah itu.

Keanu pun ikut bertepuk tangan memberi applouse pada gadis yang berparas lembut dan tidak mungkin bisa berkelahi seperti tadi.

Jihan mengambil tasnya dan merapikan rambut serta seragamnya yang berantakan. Lalu, ia segera membuka pintu yang tertutup itu dan keluar.

Keanu ikut beranjak dari duduknya.

“Eh mau kemana lu?” tanya Briza.

“Nganter doi pulang lah.” Keanu langsung mengambil tas dan menyampirkan di punggungnya.

“Kejar, Kean!” teriak Briza menyemangati sekaligus membuat Audrey cemburu.