Cherry Yang, yang dipaksa mendonor darah sejak kecil untuk adik tirinya, setelah dewasa ginjalnya diambil paksa demi menyelamatkan sang adik.
Di malam itu, ia diselamatkan oleh Wilber Huo—pria yang telah mencarinya selama delapan tahun.
Kehidupan Cherry berubah drastis setelah pertemuan itu. Ia bahkan terpaksa menikah dengan Wilber Huo. Namun, tanpa Cherry sadari, Wilber menikahinya dengan alasan tertentu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linda huang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
Rosa diikat kuat pada kursi, mulutnya disumpal kain kotor. Wanita itu berusaha meronta, matanya berkilat penuh ketakutan, menatap ke sekeliling ruangan gelap dan pengap itu. Jendela serta pintu tertutup rapat, hanya beberapa pria berwajah bengis yang berdiri mengawasinya.
"Emm… emm!" erang Rosa tertahan dari balik sumpalan.
Tak lama kemudian, dua pria menyeret seorang gadis yang tak lain adalah Celia, putri Rosa, yang tak sadarkan diri. Tubuh Celia terkulai lemah ketika mereka menjatuhkannya ke lantai dingin.
Mata Rosa membelalak, hatinya serasa diremas. "Mereka juga menculik Celia?!"
Roby, lelaki yang sejak tadi mengawasi, melangkah maju mengikuti kedua anak buahnya. Senyumnya dingin, menambah kengerian di ruangan itu.
"Rosa Fang," ucapnya datar, "putrimu ini bisa bertahan hidup hanya karena nyonya kami. Selama sepuluh tahun, nyonya kami dipaksa menjadi mesin pendonor darah dan ginjal. Dan sekarang, saatnya apa yang pernah diambil dari nyonya kami dikembalikan."
"Emm!" Rosa menggeliat, jeritannya tercekik, tubuhnya bergetar putus asa.
Roby lalu menarik kain dari mulut Rosa dengan kasar.
"Jangan sentuh anakku!" Rosa berteriak serak. "Dia masih muda!"
Roby terkekeh dingin. "Nyonya kami juga masih muda. Tapi kenapa dia harus dikorbankan?"
"Sebagai kakak… menyelamatkan adiknya adalah hal yang wajar," jawab Rosa terbata, mencoba beralasan.
Sebuah suara berat tiba-tiba terdengar dari pintu. "Kalau begitu… kenapa tidak kau saja yang memberikan ginjalmu, Rosa Fang?"
Wilber melangkah masuk dengan tatapan tajam, membuat udara di ruangan itu semakin mencekam.
Roby menarik sebuah kursi, meletakkannya tepat di hadapan Rosa. Dengan langkah tenang namun penuh wibawa, Wilber duduk di sana. Tatapan matanya sedingin baja, sementara tangannya perlahan menyarungkan sarung tangan hitam ke kedua telapak tangannya.
"Wilber," suara Rosa bergetar, "kalau dipikir-pikir, kau adalah menantuku… dan Celia adalah adik iparmu. Kenapa kau begitu tega menahan kami di sini?"
Mata Wilber menyipit tajam. "Sejak kapan kau menganggap istriku sebagai anakmu? Kau tidak pernah berhak menjadi mertuaku, Rosa Fang."
Tiba-tiba terdengar teriakan dari arah pintu. "Lepaskan aku!" Seorang pria ditarik masuk dengan kasar oleh anak buah Wilber.
Rosa terperanjat. "Roman?!" serunya, matanya membelalak saat melihat suaminya.
"Rosa! Celia!" Roman menjerit putus asa sebelum tubuhnya didorong hingga terhempas ke lantai keras.
Dengan napas terengah, Roman mendongak ke arah Wilber. "Wilber! Apa yang kau inginkan?!"
Wilber mencondongkan tubuhnya sedikit ke depan. Suaranya tenang, namun menusuk. "Jangan takut. Kalian pasti masih ingat apa yang kalian lakukan terhadap istriku selama sepuluh tahun. Aku hanya… ingin membalas perlakuan kalian."
Roman berusaha bangkit. "Ini melanggar undang-undang!"
Wilber menahan tawa sinis. "Mengambil ginjal dan darah secara paksa juga melanggar undang-undang, Roman."
Roman mencoba berdalih, suaranya gemetar. "Cherry melakukannya dengan suka rela! Dokter yang melakukan operasi itu adalah saksinya!"
Mata Wilber berkilat marah. "Suka rela?!" suaranya meninggi untuk pertama kalinya. "Istriku berteriak… memohon… menangis setiap kali kalian menyiksanya. Apakah itu yang kalian sebut suka rela?"
Ia berdiri, menatap mereka dengan senyum dingin yang menusuk hingga ke tulang.
"Roman Chen. Rosa Fang. Putri kalian hidup mewah selama sepuluh tahun karena darah dan ginjal istriku. Dan sekarang… saatnya dia mengembalikan apa yang pernah diambil."
"Wilber, tolong jangan lakukan itu! Celia tidak bersalah… semuanya adalah rencana kami!" Rosa memohon dengan suara bergetar, air mata jatuh membasahi pipinya.
"Jangan sentuh anakku!" Roman meraung, mencoba meronta, namun kedua tangannya digenggam kuat oleh anak buah Wilber hingga urat di lengannya menegang.
Wilber mengulurkan tangan. Roby dengan sigap menyerahkan sebilah pisau bedah berkilau. Wilber menatap benda tajam itu sejenak, lalu menggenggamnya dengan mantap.
"Pisau ini…" ucapnya dingin, suaranya menggema di ruangan yang senyap, "biasa digunakan dokter untuk mengeluarkan ginjal istriku. Walau tidak bisa lagi dikembalikan padanya… setidaknya aku bisa mengeluarkannya dari tubuh putri kalian."
Ia melirik sekilas pada Celia yang masih tak sadarkan diri, lalu menoleh lagi pada Rosa dan Roman. Senyum tipisnya mengiris hati.
"Setelah ini… hidup atau matinya hanya tergantung pada nasib."
Rosa berteriak histeris, "Tidak! Wilber, jangan! Ambil aku saja! Jangan anakku!"
Roman meronta lebih keras, urat di lehernya menonjol. "Wilber! Kalau kau punya nyali, lakukan padaku! Bukan pada Celia!"
Wilber menunduk, mendekatkan wajahnya ke arah Roman. Tatapannya menusuk bagai belati.
"Kalian berdua sudah memilih jalan ini sejak sepuluh tahun lalu. Sekarang, aku hanya mengembalikan apa yang pernah kalian ambil."
Ia mengangkat pisau itu perlahan, membuat cahaya dingin berkilat di mata Roman dan Rosa yang terbelalak.
"Wilber, jangan sentuh dia. aku bisa berikan apa pun yang kau inginkan," ujae Roman.
"Aku tidak kekurangan apa pun, jadi tidak butuh sama sekali. yang aku inginkan adalah ginjal dan darah putri kalian," jawab Wilber dengan senyum.
Wil kata nak bikin perhitungan come on sat set ke ,,tuh Kunti bisa ga di kuliti atau ga cabut kuku ya gitu
ambil darah tiap hari per botol gt sumbngknn ke pmi lakukan itu ddpnn mm mu dan papa trimu dan mike,,biar mrk sengsara liat org tersayang mrk menderita lbh bagus sii klo perlu darah mrk semuy di ambil biar mrk merasakan gmn tangan ditusuk jarum,,biar impas si 😁😁😁klo di penjara takutt bundir gk ngerasain penderitaan lgg,, viral jg kn biar pd tau kelakuan busuk mrk,,