Dinikahi Tuan Muda Buruk Rupa

"Hatiku, Sam! Hmm ... aku ingin sekali bertemu denganmu, saking inginnya aku bertemu, rasanya seperti gatal sekali hatiku ini, pingin banget lihat kamu, peluk kamu, cium kamu, pokoknya aku nggak sabar pingin semuanya dari kamu ...." Ucap Naura yang tampaknya sangat manja sekali dengan suaminya, Sam pun hanya tersenyum tipis mendengar keluhan dari sang istri.

"Ohhh ... hatimu yang ingin digaruk, sabar dong Sayang, kamu pikir aku juga tidak rindu sama kamu, kamu tahu rasanya menhan sehari saja tidak ketemu sama kamu, rasanya dunia mau kiamat. Tapi, kita harus sabar, ya! Tidak akan lama kok, aku harus menuntaskan tugasku di sini, kamu mengerti, kan! Lagipula sekarang sudah ada Marcell yang jagain kamu, jadi aku tidak perlu khawatir lagi dengan keselamatan mu di luar rumah, aku berharap kamu suka dengan Marcell. Dia seorang bodyguard yang bisa bertanggung jawab atas tugasnya, aku sangat yakin sekali dia akan melindungimu selama aku pergi."

Sam berkata sembari memperhatikan sang istri dari belakang, sedangkan Naura hanya bisa mendengarkan suara sang suami dibalik ponsel.

"Bodyguard itu? Ya ampun, Sam. Bagaimana bisa kamu mengirimkan bodyguard seperti dia, nyebelin banget tuh orang, bikin kaget aja tahu nggak, sih!" keluh Naura. Sam pun cuma bisa tertawa kecil dengan tingkah istrinya saat bertemu dengan dirinya sebagai Marcell.

"Memangnya kenapa? Dia laki-laki yang baik, kok. Pemberani dan jujur. Itulah kenapa aku mengutus dia untuk menjaga istriku, karena aku sudah sangat percaya padanya, apakah dia sudah membuatmu kesal?" tanya Sam yang memancing reaksi Naura untuk berpendapat.

"Iya tentu saja dia membuatku kesal. Coba bayangkan! Dia mengagetkan aku saat aku keluar dari kamar, katanya dia mau jagain kamar kita, emang kamu beneran nyuruh dia seperti itu, Sayang?" tanya Naura yang aneh dengan sikap bodyguard nya itu.

"Oh iya, aku memang sengaja memerintahkan Marcell untuk menjaga kamar kita, supaya kamu tetap aman dan aku bisa mengawasimu setiap saat. Ah ... sudahlah! Kamu jangan galakin dia, dia sebenarnya pria yang baik kok," mendengar ucapan dari sang suami, Naura pun hanya bisa menghela nafas.

"Masa bodo dengan dia, Sam! Yang aku perduliin sekarang bagaimana caranya aku menghilangkan kerinduan ini, beneran aku nggak bisa tidur, gimana dong? Aku ingin lihat wajah kamu sebentar saja, biar terobati rindu ini. Kita VC an, ya!" rengekan Naura yang membuat Sam bingung dan berusaha menghindar Video Call dengan istrinya, tentu saja penyamarannya akan terbongkar jika dirinya melalukan video call saat ini.

"Em Naura Naura, kayaknya aku nggak bisa deh, Sayang! Aku harus segera bertemu dengan klien ku dulu, lain kali saja kita video calling, hmm ... sekarang tidurlah! Bukankah besok kamu harus pergi ke rumah ayah?"

Mendengar ucapan dari Sam, Naura pun seketika teringat oleh kedua orang tuanya, tentu saja Ia pun teringat dengan mendiang kakak kandungnya, di mana besok dirinya ingin mengunjungi makam sang kakak yang dikebumikan di sekitar tempat tinggal kedua orang tuanya.

"Iya kamu benar, aku sudah sangat merindukan ayah dan ibu, aku juga ingin berkunjung ke makam kakak. Kau tahu, Sam! Aku sangat menyayangi kakakku, kami hanya dua bersaudara, dia sangat menyayangiku, aku nggak tahu kenapa ada orang jahat yang sudah membuat kakakku celaka, sumpah sampai detik ini aku merasa jika kepergian kakakku itu tidak wajar, ada seseorang di balik meninggalnya kakak dan aku tidak bisa terima itu, sumpah demi apapun orang itu benar-benar jahat, aku benci padanya, aku berharap orang kejam seperti dia tidak akan pernah hidup bahagia, dia sudah merebut kebahagiaan keluarga kami, aku benci dia, aku benci ...."

Naura terlihat mulai menitikkan air matanya, Ia menangis sesenggukan mengingat bagaimana kepergian sang kakak yang benar-benar tragis. Sam hanya bisa melihatnya tanpa bisa memeluknya, Ia pun berusaha untuk menghibur sang istri meskipun tidak secara langsung.

"Kenapa hatiku ikut sakit melihatmu menangis seperti ini, seolah-olah aku ikut merasakan apa yang sedang kamu rasakan, Naura. Andaikan aku bisa memelukmu, Sayang!" batin Sam yang ingin sekali berlari menghampiri istrinya dan memeluk wanita yang sudah membuat kehidupan Sam jungkir balik.

...BERSAMBUNG...