Cakka Barani, seorang mahasiswa yang juga merupakan otaku yang berasal dari dunia modern, mendapati dirinya tiba-tiba saja terlempar ke dunia lain saat keluar dari kamarnya. Berkat pengetahuan yang dimilikinya, mampukah dia bertahan hidup di dunia baru yang penduduknya bertahan hidup mengandalkan sihir dan pedang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Awaluddin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22: Rencana Sebelum Tragedi
Sudah tiga hari aku berada di pangkalan ini namun belum bertemu dengan si petualang Rank S. Aku terus mencarinya di berbagai tempat bahkan sampai menanyakannya ke Guild Master, namun dia hanya berkata 'Dia masih berada di pangkalan ini namun hanya muncul ketika situasi yang benar-benar gawat sedang terjadi'.
"Aku sangat ingin melihat kemampuan Hyuman yang berada di puncak para petualang. Bagaimana denganmu, Neija?" Tanyaku kepada Neija yang berada di kamar penginapan bersamaku.
"Sejujurnya... setelah melihat kemampuan petualang Rank A, aku jadi tidak berharap banyak dengan petualang Rank S." Jawab Neija terkesan tidak peduli.
"Tapi mereka mengatakan bahwa Rank S itu memiliki kekuatan yang tidak masuk akal, loh."
"Kalau begitu... apakah kau mau melakukan itu?"
"Itu? Hmm sepertinya menarik, ayo kita coba itu, Neija."
Setelah percakapanku dengan Neija berakhir, dia kembali ke gua menggunakan Gate—untuk menjalankan rencana memunculkan Albert. Sementara Neija sedang pergi, aku turun ke lantai satu untuk menikmati makan siang. Saat hendak menyantap makananku, Luna dan Darkuin yang kebetulan juga sedang berada di Tavern datang menghampiriku.
"Ohh Yoru, aku dengar kau memberi Luna sesuatu yang sangat berharga." Sapa Darkuin saat melihatku.
"Ahh aku harap itu berguna untuk kalian."
"Terima kasih sebelumnya, aku akan mencari pengrajin yang ahli untuk mengolah batu sihir yang kau berikan kepadaku, Yoru." Jawab Luna sedikit malu-malu.
Apa-apaan ekspresinya itu, ternyata dia wanita yang sangat manis saat malu-malu. Awalnya aku berpikir dia hanya wanita kasar dengan tatapan yang sinis.
"Tidak masalah, jadi di mana teman kalian yang lain?" Tanyaku sedikit penasaran.
"Criss dan Sasa sedang sibuk berduaan. Kalau party Theo... mereka sedang latihan di area belakang guild."
"Ahh begitu yah, jadi mereka berdua punya hubungan seperti itu. Bagaimana dengan kalian berdua? Apakah kalian juga sama seperti Criss dan Sasa?" Tanyaku sedikit penasaran.
"Darkuin dan aku besar di panti asuhan yang sama, jadi bisa dibilang hubungan kami seperti keluarga."
"Itu benar, Luna sudah aku anggap sebagai adik kecil yang harus aku lindungi."
"Kau ini masih saja seperti itu, tidak pernah berubah. Tapi yah... terima kasih sudah menjagaku selama ini Darkuin." Ucap Luna dengan senyum tulus di wajahnya.
Melihat keakraban mereka berdua mengingatkanku dengan kedua orang tuaku, selama ini aku hanya hidup bertiga dengan kedua orang tuaku jadi aku tidak tahu bagaimana rasanya mempunyai saudara.
Sudah empat tahun yah mereka berdua pergi meninggalkanku sendirian. Jika saja aku punya seorang kakak ataupun adik, aku pasti tidak akan merasa sendirian selama empat tahun ini.
"Bagaimana denganmu Yoru, apakah kau dan Yuki punya suatu hubungan?" Tanya Darkuin sedikit menggoda.
"Ah dia yah, aku tidak tahu hubungan kami seperti apa. Aku pertama kali bertemu dengannya saat tersesat di sebuah danau, kemudian dia mengajakku untuk tinggal bersamanya. Karena aku sudah tidak punya orang tua sejak empat tahun lalu aku menerima tawarannya dan hidup bersama dengan dia."
Yah tidak sepenuhnya benar, aku hanya mencampurkan sedikit kebohongan ke dalam sebuah kebenaran. Tidak mungkin aku berkata bahwa aku berasal dari dunia lain dan tiba-tiba bertemu dengan naga yang dapat berubah menjadi seorang wanita cantik.
"Jadi begitu yah, kalian sudah tinggal bersama yah." Jawab Luna dengan sedikit kekecewaan terkandung dalam suaranya.
Eh kenapa dia berekspresi seperti itu?
"Jadi kenapa kau makan sendirian?" Tanya Darkuin mencoba untuk mengubah arah pembicaraan.
"Soalnya Yuki sedang ada urusan yang harus dia kerjakan. Mungkin nanti malam dia baru kembali."
Setelahnya kami bertiga menyantap makan siang bersama sembari membahas berbagai macam hal, aku pun banyak belajar hal baru tentang dunia ini melalui obrolan mereka. Aku juga menemukan beberapa hal menarik dari pembicaraan mereka berdua, salah satunya mengenai cerita masa lalu party mereka dan rumor yang berhubungan dengan Albert.
Matahari sudah hampir tenggelam, saat ini aku dan Neija sedang berjalan santai menuju guild. Terdapat banyak petualang dan kesatria yang sedang berkumpul di depan guild petualang. Luna yang melihat kedatangan kami berdua langsung berlari ke arah kami dengan wajah pucat. Aku dan Neija hanya memasang wajah datar seakan tidak mengetahui apa yang sedang terjadi, namun... sebenarnya kami sedang tersenyum dibalik wajah datar kami.
"Yoru, Yuki situasinya sedang gawat. Ada gerombolan basilisk sedang mengarah ke sini. Dan bukan hanya itu, ada seekor naga yang mengejar mereka."
"Bukankah itu sangat gawat? Bagaimana dengan Theo dan Albert, apakah mereka sudah ada di sini?" Tanyaku kepada Luna dengan ekspresi terkejut yang dibuat-buat.
"Ya, mereka berdua sedang melakukan rapat strategi, Guild Master, Darkuin, dan beberapa Knight Captain juga bersama mereka."
"Jadi begitu yah, sekarang kita tidak perlu khawatir karena mereka pasti dapat mengatasi hal semacam ini."
"Apa maksudmu? Jangankan mereka, bahkan jika semua petualang yang ada di pangkalan ini termasuk Albert bekerja sama tidak akan mampu untuk mempertahankan pangkalan. Guild Master memperkirakan bahwa pangkalan ini akan hancur tak bersisa." Jawab Luna panik.
"Eh? Bukankan Theo pernah memenggal basilisk dan Albert pernah berhadapan dengan naga?"
Aku mengetahui ini dari percakapan kami tadi siang, mereka berkata bahwa di masa lalu Theo pernah memenggal seekor basilisk yang menyerang pangkalan ketiga dan Albert pernah menyelamatkan kerajaan yang diserang oleh naga. Saat mengetahui itu aku menghubungi Neija melalui telepati agar membuat seekor naga mengejar basilisk ke arah pangkalan ini sehingga Albert menampakkan dirinya sekaligus untuk mengukur kekuatan yang dia miliki.
"Itu memang benar, namun kali ini berbeda. Ada lima ekor basilisk dan seekor naga yang sedang mengejar mereka sedang menuju kemari. Setidaknya itu yang dikatakan oleh sekelompok petualang yang melihatnya saat sedang menjelajahi Vallis Mortis. Mereka dengan panik kembali ke guild menggunakan gulungan sihir teleportasi." Luna menjelaskan.
(Hey Neija, naga apa yang kau bawa kemari, kenapa dia sangat panik?)
(Naga yang pernah kau lawan saat latihan.)
(Ahh yang dia, yah.)
Kami berbicara melalui telepati agar tidak ada yang mengetahui bahwa semua kejadian ini merupakan ulah kami berdua. Aku pernah melawan naga yang ukurannya tiga kali lipat dari ukuran wyvern yang pernah mengejar ku saat pertama kali keluar dari gua. Saat aku sedang melatih sihirku, naga itu muncul karena aku merusak sarangnya saat melatih sihir Black Hole ku.
Karena naga itu tahu bahwa ia tidak dapat mengalahkan ku, ia meminta pengampunan dan bersedia menjadi pelayanku. Karena aku yang bisa mengerti bahasa yang digunakan oleh monster, aku pun menyetujuinya dan memberinya nama Salamandra. Sejak saat itu, ia menjadi sangat jinak kepadaku.
(Sejujurnya aku sedikit khawatir jika Salamandra berhasil dikalahkan oleh Albert.)
(Kau jangan meremehkannya begitu saja. Meskipun ia tidak berdaya di hadapanmu, tetap saja ia adalah monster kuno yang telah lama mendiami lembah ini.)