Tumbuh menjadi anak pembantu semenjak kecil, tidak membuat Rifan malu. Dia justru merasa beruntung, selain dibiayai sekolah oleh majikan, Rifan bahkan diperbolehkan bersahabat dengan Alisha, nona mudanya.
Namun satu insiden karena candaan merubah segalanya. Ketika rasa penasaran berubah jadi petaka berkelanjutan. Rifan dan Alisha ketagihan tidur bersama, padahal mereka sudah sama-sama punya kekasih. Sampai suatu hari, ibunya Rifan berhasil memergoki kelakuan putranya dengan sang nona muda, saat itulah Rifan dipaksa pergi dari rumah. Tapi apakah itu akan jadi akhir hubungan Rifan dan Alisha? Tentu saja tidak.
"Kembalilah padaku dan jadilah simpananku." Alisha.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
chapter ²⁶ - go to college
Semenjak Alisha pergi, Rifan kembali menjalani kehidupannya di kampung dengan normal. Untungnya sang kakek tidak pernah lagi menyinggung kesalahan yang dilakukan Rifan bersama Alisha.
Di sekolah, Rifan fokus belajar. Ia mendaftar ke banyak Universitas untuk melanjutkan pendidikan setelah lulus SMA nanti. Rifan bahkan nekat mendaftar ke salah satu Universitas luar negeri. Dari banyaknya negara, Rifan memilih London sebagai lokasi kampus impiannya.
Tak terasa satu tahun terlewat. Selama itu pula Rifan tak pernah bertemu Alisha lagi. Meskipun begitu, kehidupan Rifan berjalan sangat mulus. Dia lulus dengan nilai terbaik dan diterima di kampus impiannya di London, yaitu Oxford University.
Rifan tentu senang sekali. Apalagi dia juga mendapatkan beasiswa sehingga biaya untuk kuliahnya tidak terlalu jadi beban.
Sebagai ibu, Fatma sangat mendukung keputusan Rifan. Terlebih putranya lolos melalui jalur beasiswa prestasi. Berapapun biayanya, Fatma akan menyanggupi jika itu berkaitan dengan kebaikan masa depan Rifan.
Kini Rifan sudah di bandara. Ia siap melanjutkan pendidikan ke negara Inggris. Kala itu Rifan hanya ditemani Fatma.
"Baik-baik kau di sana! Jangan menghamili anak orang!" kata Fatma.
"Apaan sih, Bu. Enggak bakalan aku begitu," sahut Rifan.
"Pokoknya Ibu nggak mau kau seperti Alisha. Jangan sampai deh!" ujar Fatma.
"Memangnya kenapa, Bu? Apa Alisha membuat masalah?" Rifan sontak penasaran.
Fatma mengangguk. "Dia nggak mau kuliah dan sering pulang larut malam. Akhir-akhir ini dia sering dimarahi orang tuanya. Ibu beruntung memaksamu pulang kampung kemarin. Kalau nggak, kau pasti akan seperti Alisha. Walau perempuan, anak itu liarnya keterlaluan," jelasnya.
Rifan terdiam seribu bahasa. Dia merasa miris pada Alisha, namun di sisi lain dirinya merasa kasihan. Sebagai orang terdekat cewek itu, Rifan tahu betul kalau Alisha sering kesepian, dan kenakalannya adalah pelarian dari rasa tersebut.
"Ibu dengar, Nyonya Tania sekarang sedang mencarikan lelaki untuk dinikahkan sama Alisha," sambung Fatma.
"Apa?! Nikah? Aku rasa itu ide buruk, Bu. Alisha itu--"
"Kenapa?! Kau tidak cemburu kan? Apa kau punya rasa sama Alisha?" potong Fatma dengan tatapan penuh curiga.
"Te-tentu saja nggak, Bu. Aku hanya khawatir. Alisha masih sangat muda. Terlalu dini baginya untuk menikah."
"Ya kalau nggak mau dinikahkan, harusnya dia kuliah! Rencana itu tuh sengaja dilakukan biar Alisha mau kuliah, Fan. Cewek itu bandel banget. Kan kau pernah dekat dan tahu sendiri bagaimana..."
Rifan kembali membisu. Ia mendengus kasar. Sekarang dirinya hanya bisa mengharapkan hal baik untuk Alisha. Dia berharap cewek itu bersedia kuliah meski belajar bukanlah keahliannya.
"Apa Alisha tahu aku kuliah ke London?" tanya Rifan.
"Kau pikir Ibu akan kasih tahu? Semenjak kau pergi, Ibu sudah hampir nggak pernah lagi bicara dengannya. Ibu juga selalu menyuruh pembantu baru kalau terkait melayaninya," jawab Fatma dengan gaya cerocos ala ibu-ibu komplek.
Melihat bagaimana bencinya sang ibu pada Alisha, Rifan semakin merasa kalau hubungannya dengan cewek itu semakin di luar jangkauan. Hubungannya dengan Alisha rasanya semakin mustahil terjadi.
Bersamaan dengan itu, pengumuman keberangkatan pesawat Rifan terdengar. Rifan segera berpamitan pada ibunya. Ia tak lupa mencium tangan dan berpelukan.
Hanya perlu beberapa langkah, Rifan telah tiba di pesawat. Ia duduk dan berusaha tenang. Rifan memanfaatkan waktunya dengan membaca buku.
Penumpang yang duduk di sebelah Rifan baru saja datang. Sosok itu membuat Rifan kaget karena wajahnya tidak asing.
Kematian, kelahiran, rezeki, nasib, hingga jodoh itu semua telah ditetapkan sebelumnya dalam garis takdir manusia dan tidak diketahui oleh siapapun, kecuali Allah SWT...✌️
Ketetapan Allah SWT kepada setiap makhluk-Nya sejak zaman manusia diciptakan, meliputi baik dan buruk nasib, hingga bagaimana hidup dan matinya manusia.
Jadi dapat dikatakan bahwa apa yang akan, sedang dan sudah terjadi di hidup manusia itu semuanya sebenarnya sudah digariskan oleh Allah SWT...🤫
Pada akhirnya menyesal karena telah menyia²kn org yg dgn tulus mencintaimu apa adanya...😥😰
Terlebih jika kalian tidak dapat bersama karena beragam alasan tertentu. Misalnya saja karena perbedaan ataupun masalah lainnya yang akhirnya membuat kalian memutuskan pergi ke jalan masing-masing.
Namun sekali lagi keadaan menuntut kalian agar satu sama lain benar-benar mengikhlaskan karena tak bisa bersama.
Ketika kamu sudah bisa merelakan segala sesuatu yang kamu senangi, di situlah kamu sudah belajar ikhlas.
Belajar untuk merelakan dan ikhlas akan membuatmu lebih dewasa dan mampu kembali menatap masa depan tanpa beban masa lalu...🤧😭