Kayla datang untuk menghadiri pesta pernikahan sepupunya. Namun, pernikahan itu menjadi pernikahan mendadak baginya karena sepupunya kabur dari rumah.
Untuk menutupi rasa malu pada tamu undangan, Ibu Kayla meminta Kayla menggantikan posisi sang sepupu. Dia tak ingin nama baik keluarga besar menjadi cemoohan tamu undangan.
Kayla tidak bisa menerima pernikahan ini, tapi demi mengabulkan permintaan sang ayah yang di paksa ibunya untuk membujuk Kayla, akhirnya dia terpaksa menerima takdirnya.
Dengan terpaksa dan hati yang luka Kayla melaksanakan permintaan sang ayah, pria terhebat dihidupnya.
Perjodohan ini mengantarkan mereka pada cinta pertama yang dulu sempat dikuburnya.
lanjut baca yukk...novel ini akan update setiap hari 🙏🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Ghina Fithri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
"Eh, ada apa?" tanya Raffa pada Nick.
Membuat Nick semakin kesal, dia melempar bantal yang ada di dekatnya ke arah Raffa.
"Dasar, sahabat gue mendadak oon gara-gara cewek," umpat Nick kesal.
Raffa terkekeh mendengar umpatan sahabatnya.
"Bro, jangan marah dong. Gue mau kasih tau lu, akhwat tadi yang gue bantuin adek gue," Raffa mencoba berkilah pada sahabatnya.
"Sejak kapan lu punya adek?" Nick meragukan penjelasan Raffa.
"Bilang aja, lu suka sama tu cewek," tambah Nick berhasil membuat wajah Raffa berubah merah.
"Suka? Mana mungkin! Lu kan tau di hati gue cuma ada Zahra," bantah Raffa.
"Au ah," ketus Nick.
Dia membalikkan tubuhnya lalu mengambil posisi tidur. Dia mengabaikan Raffa.
Raffa mengganti pakaiannya dengan kaos oblong dan celana training panjang.
Setelah itu dia mulai merebahkan tubuhnya di atas kasur tunggal yang berada berseberangan dengan kasur Nick.
Di kamar itu mereka hanya berdua sejak awal kuliah hingga saat ini.
Raffa merasa lelah, dia pun memejamkan matanya, dia tertidur hingga waktu ashar masuk.
"Bro, bangun! Ashar!" teriak Nick membangunkan Raffa yang tidur dengan nyenyak.
"Mhm," gumam Raffa merasa malas untuk bangun.
"Raffa, udah Ashar!" Nick mengguncang tubuh Raffa.
"Mhm, jam berapa," lirih Raffa masih memejamkan matanya.
"Jam setengah empat, waktu ashar sudah masuk," jawab Nick.
"Mau ikut main basket, nggak?" tanya Nick pada sahabatnya itu.
"Iya, tungguin ya!" jawab Raffa pada Nick yang sudah siap dengan pakaian olah raga.
Raffa bangkit dari tidurnya, dia melangkah menuju kamar mandi yang tersedia di kamar itu.
Setiap kamar di asrama putra memang tersedia kamar mandi di masing-masing kamar.
Raffa membersihkan diri lalu bersiap-siap untuk melaksanakan kewajibannya sebagai seorang hamba.
Setelah Raffa selesai shalat, mereka melangkah menuju lapangan basket kampus.
Letak lapangan itu tak terlalu jauh dengan gedung jurusan manajemen syari'ah, jurusan yang dipilih oleh Kayla.
Kayla dan ketiga temannya melangkah keluar dari gedung jurusannya.
"Kay, lihat deh!" Gita menghentikan langkah teman-temannya.
Kayla, Lisa dan Dian menautkan kedua alisnya.
"Ada apa sih, Git?" tanya Lisa protes dengan aksi Gita yang menghentikan langkahnya.
"Coba deh liat itu! Saudara Kayla tampan banget ya," ujar Gita sambil menunjuk ke arah Raffa yang berada di lapangan basket.
Gita menatap kagum pada pria yang sudah memiliki istri itu.
Kayla juga menatap Raffa, dia terpesona dengan ketampanan pria yang sudah sah jadi miliknya .
"Hush, jaga pandangan!" ujar Kayla mengingatkan temannya.
"Kay, dia tampan banget. Comblangin aku dong sama dia," pinta Gita memohon pada Kayla.
"Dia udah punya orang," celetuk Kayla cuek.
Dia melangkah meninggalkan Gita yang masih terpukau dengan pesona Raffa.
Lisa dan Dian saling melempar pandangan, mereka mengangkat bahunya tidak paham dengan apa yang terjadi.
Mereka pun melangkah mengejar Kayla yang sudah duluan meninggalkan Gita yang masih bengong.
"Woi, tungguin!" teriak Gita saat menyadari dirinya tinggal sendiri.
"Raffa! Bolanya!" teriak Nick pada Raffa.
Raffa kini tengah diam memegang bola sambil memandang seorang gadis yang baru saja melintas di depan lapangan basket.
Dia ingin memastikan gadis itu masuk ke dalam gedung asrama putri dengan selamat.
Nick menghampiri Raffa yang masih saja diam mengekori langkah sang gadis. Nick mengikuti arah pandangan Raffa lalu dia menggelengkan kepalanya.
Nick menyadari ada sesuatu di antara Raffa dan akhwat yang tadi siang bersamanya.
Nick mengambil bola di tangan Raffa lalu melemparnya pada teman-teman yang lain.
"Kalian lanjutkan mainnya," ujar Nick.
"Bro!" Nick melambaikan tangannya di depan wajah Raffa.
Nick pun menarik Raffa keluar dari lapangan. Saat itu, Raffa tersadar dari lamunannya.
"Lu harus cerita sama gue, apa sebenarnya yang terjadi di antara lu dan akhwat itu?" Nick kembali menginterogasi Raffa.
Raffa menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Sejak kapan lu ada rahasia sama gue?" tanya Nick kesal melihat ekspresi Raffa.
"Oke, gue akan cerita tapi lu gak boleh cerita ke siapa pun," ujar Raffa memberi syarat pada sahabatnya.
"Sejak kapan gue jadi ember bocor?" keluh Nick kesal.
"Haha, sebenarnya gadis itu istri gue," ujar Raffa jujur.
"Hah? Istri?" pekik Nick tak Percaya.
Raffa langsung membekap mulut Nick yang berteriak tak karuan.
"Lu udah janji bakal rahasiakan masalah ini," seru Raffa kesal.
"Eh, iya-iya...," ujar Nick.
"Lu serius udah nikah?" tanya Nick masih belum percaya pada Raffa.
"Iya, pas liburan kemarin bokap nyuruh gue nikah sama gadis pilihannya. Itu semua gara-gara gue ngajuin persyaratan sama bokap buat carikan jodoh tanpa mengenali gue, zaman sekarang mana ada gadis mau dinikahi tanpa mengenali calon suaminya. Ternyata gue salah!" Raffa menceritakan alasannya menikah dengan Kayla.
"Bokap lu masih maksa lu untuk melanjutkan bisnisnya?" tanya Nick
"Begitulah," jawab Raffa.
"Tapi istri lu cantik juga," puji Nick.
"Lu jangan macam-macam sama dia," ancam Raffa.
"Jangan-jangan lu udah jatuh cinta sama dia?" goda Nick.
"Tidak, gue cuma menjaganya sebagai tanggung jawab gue sebagai suaminya. Gue masih belum bisa melupakan Zahra," tutur Raffa jujur.
Nick memang mengetahui apa pun pada sahabatnya, karena sejak mereka saling kenal.Mereka selalu berbagi cerita tentang diri mereka.
"Lu nggak kasihan sama gadis itu, cobalah buka hatimu untuk dia." Nick menasehati sahabatnya.
"Entahlah, Bro. Gue sendiri masih bertahan dengan cinta gue sama Zahra yang gue sendiri nggak tahu di mana keberadaannya. Tapi, gue selalu ngerasa senang dan nyaman saat bersama Kayla," Raffa mengungkapkan isi hatinya.
"Sudahlah, Bro. Saat ini lu udah punya dia, lupakan Zahra. Toh lu juga nggak tahu apa dia masih hidup atau udah,--" Nick sengaja menggantung ucapannya.
Raffa menghela napasnya.
"Benar juga sih, tapi gue harus tepati janji gue sama Zahra. Gue akan membahagiakan dia." Raffa masih bersikeras untuk mempertahankan cinta pertamanya.
"Terserah lu, gue cuma bisa nasehatin lu," ujar Nick menyerah.
Mereka pun saling bercerita di pinggir lapangan basket hingga petang datang menghampiri.
Dari kejauhan sepasang mata memperhatikan dua Ikhwan yang sedang mengobrol itu.
Dia juga mengambil beberapa photo dua pria itu dengan ponselnya.
"Raffa, aku pasti bisa menjadi wanita yang sangat kamu sayangi. Kamu tidak akan pernah mengabaikanku lagi," gumam gadis itu sambil memandangi photo-photo Raffa yang tertera di layar ponselnya.
"Kali ini kamu akan menjadi milikku seutuhnya, tunggu aku Raffa," gumam gadis itu penuh keyakinan.
Bersambung . . .
.
.
.
.
Hai readers, terima kasih sudah membaca karya Author🙏🙏🙏
Tetaplah dukung Author dengan meninggalkan jejak berupa . . .
- Like
- Komentar
- Hadiah
dan
-Vote
Terima kasih atas dukungannya 🙏🙏🙏
