Baca "Cinta Seorang Pengganti" lebih dulu.
Season 2 novel sebelumnya.
Pertemuan tidak terduga antara Devano dan putranya membuat Kayla kembali dilema disaat sosok lelaki lain sudah siap menikahinya.
Bertunangan dengan seorang duda anak satu, Kayla kembali akan bernasib menjadi seorang pengganti, tepatnya menjadi ibu pengganti bagi putra tunangannya.
Siapa yang menyangka bahwa Devano tiba-tiba hadir menyapa hidupnya lagi yang sudah move on dari masa lalu dengan putranya yang tampan dan pintar sebagai pelipur lara Kayla selama merantau ke kota sebelah.
Pertemuan antara ayah dan anak itu pula yang membuat hati Kayla kembali rumit. Lalu Nikayla?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wheena the pooh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak sesederhana itu
Kayla berhenti sejenak saat hendak masuk ruangan rawat inap dimana Khanza diberi perawatan dan pengobatan saat ini.
Bagaimana tidak disana terdapat Nyonya Lolita yang sedang menjaga Khanza yang belum juga berhenti menangis.
Dev melihat itu menjadi tersenyum, ia tahu Ibunya dan Kayla terlibat perasaan canggung satu sama lain.
"Masuklah, terimakasih kau sudah datang kemari," ucap Nyonya Lolita pada Kayla yang kian canggung.
Kayla mengangguk lalu mengikuti langkah Dev masuk, ia tidak berani bicara banyak selain mengambil alih Khanza dari Dev yang mencoba menenangkan anak itu.
Benar saja, Khanza perlahan diam setelah dielus punggungnya oleh Kayla, bayi enam bulan itu akhirnya tertidur di pundak Kayla yang pandai membujuknya.
Lagi, Nyonya Lolita terdiam dalam kagum, ia dan pengasuh Khanza saja begitu sulit menghadapi bayi itu sejak tadi, di tangan Kayla siapa yang akan menyangka Khanza begitu mudah tertidur hanya dalam hitungan belasan menit.
Dev menerima telepon, meninggalkan Kayla bersama Mamanya di sana, sedang pengasuh Khanza baru saja pulang untuk menjemput pakaian.
Sambil menidurkan Khanza di atas ranjang pasien, Nyonya Lolita mulai terbiasa untuk berbasa basi pada wanita yang ia bayar beberapa tahun lalu.
Entah apa yang mereka bicarakan hingga Kayla tidak banyak membantah, ia hanya mengikuti alur pembicaraan saja.
Namun satu hal yang menarik, Kayla pada akhirnya menggeleng untuk pembicaraan yang terakhir.
"Maafkan aku Nyonya, aku tidak bisa. Aku hargai semua pendapat Nyonya. Tentang yang telah lalu, Nyonya tidak perlu mengingatnya, aku sudah melupakan hubungan yang tidak baik diantara kita. Lalu soal Bang Dev, tidak mudah untuk kami kembali bersama setelah semua yang terjadi apalagi aku baru saja gagal menikah lagi, dan sekarang dengan alasan kasihan pada Khanza. Sungguh pernikahan tidak sesederhana itu."
Kayla membalas genggaman tangan perempuan paruh baya yang kini menginginkannya kembali pada Dev.
"Percayalah, aku dan Bang Dev benar-benar menjalani hubungan yang baik karena kami punya putra yang harus dibesarkan bersama, aku belum berpikir untuk menikah lagi, dua kali gagal membuatku sedikit takut untuk memulai kembali."
"Aku menyayangi Khanza, dia putri sahabat ku tentu aku akan senang membantu jika dibutuhkan. Aku harap semua mengerti, aku sedang menata hidup yang baru lagi, dan aku tidak akan terpengaruh siapapun untuk keputusan hidupku ke depannya nanti. Maafkan aku Nyonya," ucap Kayla lagi sambil mengelap sudut matanya yang telah basah.
Nyonya Lolita terdiam, namun pada akhirnya ia mengangguk mencoba mengerti perasaan Kayla.
"Maafkan aku, seharusnya aku tidak memaksa mu. Kau memang baik Kayla, aku banyak salah padamu."
Mereka saling tersenyum, saling menggenggam tangan membuat Dev yang melihat adegan itu menjadi mematung di ambang pintu, ia merasa itu sungguh pemandangan yang membuatnya bahagia andai terjadi pada saat Kayla masih menjadi istrinya dulu.
Kayla begitu sulit ditaklukkan sekarang, ia bahkan kehilangan cara untuk mengambil hati perempuan itu lagi, sedang Khanza benar-benar membutuhkan sosok seperti Kayla saat ini.
"Apa yang kalian bicarakan hingga seserius itu?" cetus Dev yang berpura-pura tidak mendengar pembicaraan tadi.
Nyonya Lolita segera menghapus sisa air matanya.
"Bukan apa-apa, hanya soal Khanza. Demamnya mulai turun, aku lapar apa boleh aku permisi ke kantin sebentar?" ucap Kayla tersenyum sambil mencium pipi Khanza.
"Ayo Dev, ajaklah Kayla makan siang dulu. Khanza sudah membaik, Mama akan menjaganya."
Dev mengangguk. Kayla turun dari ranjang pasien dan meninggalkan Nyonya Lolita yang menatap punggungnya dengan penuh penyesalan.
Di kantin, Kayla lebih banyak diam pun Dev, mereka makan siang dalam keheningan yang larut dalam pikiran masing-masing.
Pada malam harinya, Kayla terpaksa menginap karena Khanza tidak mau lepas darinya, entah kenapa bayi itu begitu lengket pada Kayla dan hanya Kayla yang bisa membuatnya tenang dengan selang infus di tangan.
Kayla menepuk-nepuk lembut punggung Khanza yang hendak tidur habis menyusu, ia menjadi lemah saat menatap wajah mungil bayi yang tidak punya ibu itu, membayangkan pertumbuhan Khanza tanpa sosok ibu yang mendampingi sungguh membuatnya tidak kuasa menahan air matanya.