I Want Happy Ending

Jarum jam sudah menunjukkan pukul 8 pagi, Delano baru saja selesai bersiap-siap untuk kunjungan ke kantor pak lurah.

Ia terpaku ketika melihat Athena tengah menata makanan di meja makan.

"Aku boleh ikut makan?", Tanya Delano hati-hati.

"Ya boleh lah, emang buat siapa lagi aku masak!", Jawab Athena judes.

"Kamu masih marah sama aku?", Tanya Delano sambil duduk di meja makan.

"Udah tau masih aja nanya!", Jawab Athena ketus.

"Aku minta maaf...", Ucap Delano.

"Aku minta maaf, aku janji gak akan bahas soal pernikahan lagi", Sambungnya kemudian.

"Aku akan menunggu sampai kamu siap jadi istri dan ibu dari anak-anakku...", Ucap Delano membuat Athena sedikit melunak.

"Apa maksud kamu?", Tanya Athena yang tak mengerti maksud dari perkataan Delano.

"Aku akan menunggu sampai kamu siap jadi istriku. Sampai saat itu tiba, aku janji gak akan bahas soal pernikahan!", Jawab Delano.

"Maksudnya kamu ingin menikah denganku?", Tanya Athena memastikan.

"Emang aku mau nikah dengan siapa lagi kalau bukan sama kamu", Jawab Delano berhasil membuat Athena luluh.

Gadis itu segera duduk di kursi sebelah Delano sambil menopang kedua tangan di bawah dagu.

"Ayo ucapin sekali lagi", Perintah Athena dengan senyum yang merekah.

"Aku menyukai Athena, menyayangi Athena, dan mencintai Athena, aku gak bisa hidup tanpa Athena, hanya Athena satu-satunya gadis yang ku harapkan untuk menjadi pendampingku, menjadi istri dan ibu dari anak-anakku", Ucap Delano dengan lantang.

"Aku juga menyukai Lano, menyayangi Lano, dan mencintai Lano, aku gak bisa hidup tanpa Lano, hanya Lano satu-satunya pria yang ku harapkan menjadi suamiku, dan menjadi ayah dari anak-anakku", Ucap Athena sambil tersenyum manis ke arah kekasihnya.

"Makasih sayang... Jangan ngambekan lagi ya...", Pinta Delano sambil mengusap rambut panjang Athena.

"Iya, gak ngambek lagi kok", Jawab Athena.

"Yuk makan, habis ini kita berangkat ya"

"Oke"

Setelah menyelesaikan sarapan pagi mereka langsung ke kantor lurah tempat di mana rekan-rekan yang lain berada.

"Kamu gak capek kan jalannya...", Tanya Delano kepada Athena.

"Enggak kok, lagian kan Deket..." Jawab Athena jujur.

"Eh kita mampir beli cemilan dulu yuk!", Ajak Athena ketika melihat warung kecil yang terletak di sebelah kanan.

"Kamu masih lapar?", Tanya Delano heran.

"Enggak, aku bawain buat rekan kerja kamu... Pasti mereka seneng di bawain cemilan, lumayan nunda lapar di perut hehe"

"Makasih pacarku yang baik"

Mereka mampir dan membeli banyak cemilan untuk di bawa ke kantor lurah.

Hari ini Athena merasa senang dan tentu saja ingin berbagi sedikit kebahagiaan kepada yang lainnya.

"Enggak beratkan?", Tanya Delano memastikan.

"Enggak kok", Jawab Athena sambil tersenyum.

"Nanti malam, akan ada acara... Sebenarnya aku mau ikut... Tapi kayanya gak bisa..."

"Kenapa?"

"Ibu memintaku kembali ke kota..."

"Jadi kita mau balik hari ini?", Tanya Athena.

"Iya"

"Terus siapa yang..."

"Rosa yang akan melakukan semuanya...", Potong Delano.

"Kenapa kok tiba-tiba?", Tanya Athena yang masih tidak mengerti.

"Tadi aku sudah mengatakan kepada ibu, kalau kamu bersedia menjadi istriku, dan ibu ingin kita segera menikah", Jelas Delano.

"Kenapa ibumu pengen buru-buru?"

"Ada urusan bisnis di luar negeri, dan mungkin ibu akan menetap lama di sana..."

"Oh begitu...", Jawab Athena manggut-manggut.

***

Jarum jam menunjukkan pukul 10 malam, sebuah mobil pajero hitam baru saja sampai di perkarangan rumah mewah milik seorang gadis cantik yang bernama Athena.

Setelah memarkirkan mobil, Delano menggandeng tangan Athena memasuki pintu utama.

"Selamat malam om...", Sapa Delano ramah kepada pria paruh baya yang sedang duduk di ruang tamu.

"Selamat malam, silahkan duduk"

"Aku ke kamar dulu ganti baju ya", Ucap Athena kepada Delano.

"Ayah jangan galak-galak sama Lano", Pesan Athena kepada ayahnya.

Setelah kepergian Athena, Delano langsung mengungkapkan keinginanannya untuk melamar Athena.

"Jadi om seperti yang saya bilang di telpon, saya berkeinginan untuk melamar putri om", Ucap Delano angkat suara.

"Kamu yakin?"

"Iya om, saya sangat yakin dengan keputusan yang saya buat"

"Bukannya saya menolak, tetapi saya takut kamu tidak bisa membahagiakannya"

"Saya janji om akan membahagiakan Athena... Andai om tau saya menyayangi Athena lebih dari diri saya sendiri...", Jelas Delano sungguh-sungguh.

"Athena memiliki banyak kekurangan. Kamu tau bahwa saya selalu memanjakannya, dia tidak bisa mengerjakan pekerjaan rumah, memasak pun bahkan gak bisa..."

"Tidak masalah om, saya justru tidak ingin Athena mengerjakan pekerjaan rumah, saya hanya ingin bersamanya dan memanjakannya. Untuk pekerjaan rumah saya akan mencari pembantu..."

"Walaupun ada pembantu kamu pasti pengen sesekali mencoba masakannya..."

"Athena sudah mulai belajar memasak om, dan saya sudah beberapa kali mencicipi masakannya... Pokoknya masalah itu, om gak perlu khawatir..."

"Bagaimana dengan ibumu, apakah dia sudah pernah bertemu dengan Athena?"

"Belum, nanti akan segera saya pertemukan Athena dengan ibu saya. Ibu saya adalah orang yang baik, beliau bukan orang yang akan menuntut banyak hal kepada menantunya... Mendengar saya akan menikah saja beliau sudah sangat senang"

"Kalau Athena sendiri bagaimana, apakah dia mau menikah?"

"Tentu saja aku mau ayah", Ucap Athena sambil berjalan mendekati sang ayah.

"Aku ingin menikah dengan Lano...", Ujarnya.

"Pikirin dulu baik-baik Athena... Nikah itu bukan persoalan gampang, ini menyangkut masa depan kamu nantinya...", Ujar sang ayah yang masih khawatir dengan keputusan putrinya.

"Bagaimana pun aku siap menghadapinya... Aku sangat menyayangi Delano...", Ucap Athena sambil menatap wajah Lano.

"Baiklah, jadi kapan kamu akan melamar putriku?", Tanya sang ayah kepada Delano.

"Besok malam om... Besok malam saya akan bawa keluarga saya ke sini, kalau bisa sekaligus langsung ngadain acara pertunanganan...", Ucap Delano.

"Besok malam? Saya belum mempersiapkan segala kebutuhan untuk acaranya..."

"Saya rasa tidak perlu om, saya mau mengadakan acara pertunanganan yang sederhana saja. Mungkin keluargaku dan keluarga om saja sudah cukup. Untuk yang lebih meriah ketika resepsi pernikahan saja...", Jelas Delano.

"Kamu tidak masalah dengan itu Na?", Tanya sang ayah kepada putrinya.

"Gapapa kok ayah..."

"Baiklah..."

"Makasih om...", Ucap Delano sambil tersenyum.

"Saya ijin pamit om... Hari sudah malam, dan gaenak juga malam-malam bertamu..." Pamit Delano berusaha sesopan mungkin.

"Oke"

"Aku anterin kamu sampai depan ya", Seru Athena sambil berjalan mengekori Delano dari belakang.

Sesampainya di halaman, Delano meminta Athena untuk masuk ke rumah.

"Sana masuk..."

"Nanti pas kamu udah pergi, baru deh aku masuk.."

"Masuk Na... Baju kamu tipis banget loh ini, nanti kamu masuk angin", Ucap Delano khawatir.

"Tapi aku masih pengen liat kamu... Kangen..."

"Besok pagi aku mampir ke sini, kita pergi beli gaun buat kamu. Jadi sekarang kamu masuk ya..."

"Ya udah deh, kamu hati-hati ya... Gak boleh ngebut, aku sayang kamu..." Ucap Athena saat melihat Delano baru saja memasuki mobil.

"Dadah...", Athena melambaikan tangannya dan segera masuk ke dalam rumah.