Deadline Cinta

❤️ Happy Reading ❤️

Pagi ini sebelum berangkat ke rumah sakit, Sifa menyempatkan untuk menelpon kedua mertua serta orangtuanya terlebih dahulu guna memberi tahukan bahwa malam ini sirinya dan Kevin akan mengadakan makan malam bersama yang hanya akan di hadiri oleh orangtua, mertua, serta keluarga kecil mereka untuk mengenalkan wanita yang akan di jodohkan dengan Kendra.

''Bagaimana sayang?'' tanya Kevin saat menghampiri istrinya.

''Aku sudah menghubungi mama, papa juga ayah dan ibu.'' jawab Sifa. ''Sambil jalan saja mas ngobrolnya, nanti kita kesiangan loh.'' kata Sifa lagi.

''Iya, ayo.'' ajak Kevin.

Merekapun melanjutkan obrolan mereka kembali di mobil yang akan mengantarkan mereka ke tempat kerja.

''Aku sudah beri tahu kenapa kita mengadakan makan malam ini dan aku juga sudah mewanti-wanti ke mama, papa agar tak bilang dulu pada yang lainnya.'' kata Sifa. ''Begitu pula ke ayah dan ibu agar tak memberi tahu kak Arman dan lainnya.'' sambungnya lagi.

''Kenapa?'' tanya Kevin.

''Karena aku sendiri belum yakin kalau Kendra benar-benar mau menerima perjodohan ini.'' jawab Sifa.

''Oya aku setuju itu mom.'' sahut Kevin menyetujui alasan yang terlontar dari bibir manis sang istri.

*****

Setelah sibuk berkutat dengan pekerjaannya di rumah sakit kini tiba saatnya untuk Sifa kembali ke rumahnya.

Sifa memang sudah tak full sampai sore di rumah sakit sejak lahirnya di kembar, di tambah lagi sekarang ada sang putri yang membantunya di sana, jadi jam 2 siang dia sudah bisa kembali pulang.

''Pak, kita mampir ke butik dulu ya.'' pinta Sifa.

''Butiknya nyonya Kania nyonya?'' tanya sang supir.

''Oh bukan pak, kita ke jalan xx ya.'' kata Sifa.

''Baik nyonya.'' jawab sang supir.

Sifa melihat di media sosial bahwa ada butik yang bagus di jalan xx, dan kenapa dia tak ingin ke butik milik Kania, tentu saja dia belum ingin Kania mengetahui tentang perihal nanti malam karena tujuannya ke butik adalah untuk mencarikan dress yang cantik untuk Nisa.

Setelah puas memilih dress untuk Nisa, kini Sifa kembali ke rumah dan setelahnya sang supir pun di minta untuk mengantarkan dress tersebut ke panti asuhan.

*****

Sifa begitu bersemangat sore ini untuk membuat hidangan makan malam keluarganya.

Berbagai macam hidangan pun di olah olehnya baik makanan untuk makan malam atau pun cake untuk menemani mereka mengobrol santai nantinya.

Begitu sangat terpancar aura kebahagiaan di wajah nyonya Wijaya tersebut.

''Semangat sekali istriku ini.'' kata Kevin dengan tangaan yang melingkar indah di perut sang istri.

''Ish mas...bikin kaget saja.'' kata Sifa.

Cup

Dilabuhkannya ciuman sayang di pipi sang istrinya yang masih cantik itu.

''Mas.'' pekik Sifa.

''Apa sih sayang kok teriak-teriak.'' kata Kevin dengan santai.

''Malu tau di lihat sama para pekerja...main cium aja gak lihat tempat.'' gerutunya.

''Kamu lihat dulu...emangnya ada yang lain selain kita di ruangan ini.'' sahut Kevin.

Dan Sifa pun mengedarkan pandangannya untuk melihat sekeliling dan benar saja sekarang di dapur mewah itu hanya ada mereka berdua.

''Kok...'' beo Sifa. ''Pada kemana?'' tanyanya.

''Istriku tersayang ini terlalu fokus jadi sampai tak menyadari kalau suaminya pulang dan para pekerja pada keluar dari sini.'' tutur Kevin.

''Mas, mandi dulu gih...aku mau nyelesaiin ini bentar.'' kata Sifa.

''Maunya sama kamu sayang.'' manjanya.

''Tapi ini belum selesai mas.'' kata Sifa. ''Kamu ke atas dulu nanti aku susul.'' katanya lagi.

''Gak mau.'' jawab Kevin.

''La terus ini gimana?'' kata Sifa.

''Gampang.'' jawab Kevin. ''Mbak.'' serunya yang tentu saja tangan kekarnya itu sudah lepas dari pinggang sang istri.

''Iya tuan.'' sahut para pekerja yang datang tergopoh-gopoh.

''Teruskan masakan nyonya.'' perintahnya.

''Baik tuan.'' jawab para art.

''Bereskan, jadi sudah tak ada alasan apapun sekarang.'' kata Kevin. ''Ayo.'' ajaknya dan Sifa hanya bisa mendengus sambil mau tak mau mengikuti langkah sang suami menuju ke kamar mereka.