NovelToon NovelToon
My Beloved Presdir

My Beloved Presdir

Status: tamat
Genre:Romantis / Contest / Tamat
Popularitas:70.5M
Nilai: 4.9
Nama Author: Poel Story27

Kesedihan Rara mencapai puncak hanya dalam waktu satu hari.

Setelah orang tuanya batal menghadiri acara wisudanya, Rara malah mendapati kekasihnya berselingkuh dengan sepupunya sendiri.

Rara mendapati kenyataan yang lebih buruk saat ia pulang ke tanah air.

Sanggupkah Rara menghadapi semua cobaan ini?

Ig : Poel_Story27

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Poel Story27, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Khawatir

Libra's corp.

"Tuan, siang ini ada jadwal pertemuan dengan CEO Shinning corp, aku sudah mengatur tempat pertemuannya," ujar Sandy.

"Dan ini laporan pembangunan hotel kita!" Sandy menyerah dokumen yang dibawanya.

"Letakkan saja di situ?" Sean menunjuk sudut meja dengan isyarat matanya.

"Ada lagi yang Anda butuhkan, Tuan?"

"Wanita itu, kau sudah mendapatkan info tentangnya?"

"Anak buah kita sedang bekerja, Tuan! Dan kemungkinan untuk mendapatkan info wanita itu sangat tipis! Jadi saya tidak bisa berjanji," jawab Sandy tenang.

"Lalu apa gunamu, tidak bisa diandalkan!" geram Sean. "Aku rasa ayahku salah, sudah memilih kau sebagai asistenku!"

Sandy menggeleng, dalam hatinya mengumpat kesal, baru kali ini ada orang yang mengatainya tidak berguna. Kalau saja Sandy tidak memandang keluarga Sean, mungkin ia sudah menghajarnya saat ini.

"Tuan, anak buah kita adalah orang-orang yang sangat handal di bidangnya, tapi sangat susah untuk mencari seseorang, jika tidak ada petunjuk. Club yang Anda datangi malam itu, adalah club bebas, tidak memerlukan identitas untuk masuk ke sana. Sedangkan hotel tempat Anda menginap sangat private, mereka tidak memasang cctv di loby, maupun di koridor hotel, untuk menjaga privasi pengunjung mereka. Anak buah kita bahkan sudah menggeledah kamar tempat Anda menginap, untuk mencari jejak sidik jari atau apapun mengenai wanita itu. Tapi dengan pengunjung yang silih berganti menempati kamar itu selama ini, anak buah kita tidak mendapatkan apa-apa," papar Sandy.

Sean terlihat frustasi dengan penjelasan Sandy, ia menghela napas berat sambil mengusap wajahnya dengan kasar. Bagaimana tidak, dengan kekuasaan yang dimiliki keluarganya. Sean masih tidak dapat menemukan gadis yang sedang mengandung anaknya.

"Lalu apa yang bisa kita lakukan?" tanya Sean.

"Hanya Anda yang bisa memberi petunjuk, Tuan harus mengingat wajah gadis itu, atau setidaknya ciri-cirinya wajahnya, dan kita bisa menggunakan eagle eye untuk melacaknya," jawab Sandy.

"Apa yang kau ingat saat sedang mabuk parah?" Sean menaikkan sebelah alis matanya.

"Tidak ada, Tuan!" Sandy menundukkan kepalanya.

Sean mendengus kesal, mengingat wajah seseorang yang hanya bertemu satu kali, ditambah dalam kondisi mabuk, itu sangat sulit. Apalagi setiap harinya Sean selalu bersama wanita yang berbeda, mana bisa ia mengingat wajah satu wanita.

Yang Sean ingat wanita itu memiliki paras cantik, dan lekuk tubuh sangat indah, hanya itu saja.

Sean mengetukkan ujung jarinya di atas meja, ia tampak berpikir keras. Usahanya untuk menemukan wanita yang sedang mengandung anaknya, terhambat oleh jalan terjal, yang hampir tidak ada solusi.

"Tuan, tidak ada yang bisa kita lakukan, jika Anda tidak bisa mengingat wajah gadis itu. Tapi kita bisa menunggu, kekuasaan uncle Lucas di Milan sangat besar, kita bisa melakukan tes DNA pada setiap bayi yang lahir di Milan, pada bulan ke sembilan kehamilan wanita itu. Hanya itu jalan satu-satunya saat ini, sabar dan menunggu."

"Menunggu enam bulan lagi? Bagaimana kalau wanita itu ... Akkhh ...." Sean takut melajutkan perkataannya, ia takut itu jadi kenyataan.

Sean berdiri dari tempat duduknya, lalu berjalan ke arah pintu.

"Tuan, Anda mau kemana?" tanya Sandy.

"Aku mau pulang!"

"Tapi kita ada pertemuan dengan Shinning group, saat makan siang nanti!" ujar Sandy cepat.

"Kau atur ulang jadwalnya ...." pertintah Sean sebelum melangkah keluar, dari ruang kerjanya.

Sandy hanya berdecak kesal, melihat kelakuan seenaknya, anak bungsu dari keluarga Richard itu.

***

Sean tiba di mansionnya, ia langsung mencari keberadaan orang tuanya. Sean mendapati mereka sedang bersantai di ruang keluarga, Sean menghampiri orang tuanya, ia duduk di samping Brian.

Brian mengkerutkan dahinya, ini adalah sesuatu yang langka, sebelumnya Sean tidak pernah seperti ini, anak bungsunya itu memang lebih dekat dengan Lidya.

Mungkin karena Brian selalu bersikap tegas pada putranya, sementara Lidya terus memanjakannya. Sikap tegas Brian adalah hal wajar, Brian ingin putranya belajar tanggung jawab sejak dini, seperti dirinya.

Brian sudah mulai bekerja keras, saat umurnya masih 16-tahun, sementara keuletan Brian sepertinya tidak menurun pada putranya ini.

Selama ini Sean tidak pernah tahu-menahu soal perkerjaan, kerjaan Sean hanya bersenang-senang, keluar masuk club dengan para wanitanya.

Dalam hatinya Brian sangat senang melihat putranya yang baru saja datang, lalu tiba-tiba duduk di sampingnya. Sean adalah putra bungsunya, Brian sangat berharap suatu saat nanti, Sean menjadi pemimpin hebat sepertinya.

"Ayah!" sapa Sean pelan.

Brian hanya berdehem.

"Apa tidak ada yang bisa Ayah lakukan, untuk menemukan wanita itu?" tanya Sean dengan nada memelas.

Brian menghela napas kasar, tadi ia pikir anaknya itu, akan menyampaikan sesuatu tentang kemajuan perusahaan, hasil pertemuan dengan CEO shinning corp, misalnya. Tapi alih-alih bicara tentang pekerjaan. Sean malah mengadukan sesuatu yang terdengar kekanak-kanakan.

"Sean, kau tidak bisa mencari sesuatu, sementara kau sendiri tidak tahu apa yang kau cari," tegas Brian dengan nada penuh penekanan.

"Tapi ... Ayah! Bagaimana kalau gadis itu tidak menginginkan kehadiran putraku, cucumu! Aku tidak rela jika itu terjadi, dia darah dagingku!" Apa yang Sean khawatirkan akhirnya keluar juga dari mulutnya.

"Jika anak itu ditakdirkan untuk bertemu ayahnya, ibunya pasti akan membesarkan anak itu, percayakan pada takdirnya," tegas Brian.

"Ayah tidak mengerti apa yang aku rasakan, aku mengalami morning sick setiap hari, aku mengkhawatirkan calon anakku," keluh Sean.

Sean kesal karena ayahnya juga bisa memberikan solusi, ia pun beranjak ke kamar meninggalkan kedua orang tuanya, dengan wajah kecewa.

"Lihat anakmu itu, dia selalu membuat kita pusing dengan masalahnya, entah kapan anak itu akan berpikir dewasa," gerutu Brian kesal.

Lidya menghela napas pelan, lalu menggengam lembut tangan suaminya. Brian memang sering dibuat kesal dengan kelakuan Sean, tapi untunglah dia memiliki seorang istri yang selelu bisa menenangkan hatinya.

"Proses pendewasaan seseorang itu berbeda-beda Sayang! Tapi yakinlah, anak kita itu akan jadi seperti yang kau harapkan suatu saat nanti, bahkan melebihi harapanmu, percayalah!" ucap Lidya lembut.

***

"Ra, aku mau ngomong, ini penting!" Luna membuka pembicaraan, setelah mereka selesai makan malam.

"Apaan?" sahut Rara singkat.

Luna menghela napas dalam, ia ingin mengutarakan ini dengan hati-hati, agar bisa mengubah pendirian Rara.

"Tentang kandungan kamu,semoga ini bisa jadi pertimbangan buat kamu, sebelum terlambat, dan menjadi penyesalan buat kamu. Bayi itu nggak berdosa, Ra! Dia berhak hidup, dia anak kamu, darah daging kamu, masa kamu nggak kasihan sama dia. Dia nggak salah apa-apa, anak itu suci Ra! Saran aku, kamu jangan gugurin anak itu, kita bisa besarin dia. Seorang anak bisa hidup meski cuma punya seorang ibu, kasih sayang ibu, itu udah cukup Ra." Luna berusaha meyakinkan sahabatnya.

"Aku nggak bisa Lun! Apa kata orang nanti, dan saat anak ini sudah tumbuh besar, dia hanya akan jadi ejekan temannya." Rara menolak saran Luna, meski hati kecilnya sangat menyayangi janin yang sedang ia kandung.

Bersambung.

Terus dukung Author dengan like, vote dan komen ya!

Terima kasih!

1
dikmilss
Baru baca karya sebagus ini di tahun 2025/Sob/
Arida Susida
Luar biasa
himawatidewi satyawira
gaya kodok nyungsep hbs ditendang dr menara sutet bisa vit?
Latifatul Ainiyah
bukannya Rara di indo, seannya di Milan ya kalau pun urusan kerjaan kok keluarga nya jg di indo
rosalia puspita
Luar biasa
Maizuki Bintang
bgs
Queenchaca
Binggung sean kan yg awal dulu di club deketin rara dia masih sadar belum mabok masa sampe ngga inget sama sekali ke rara paling ngga wangi tubuh nya gitu ah pusing sendiri
Racan Ok
lanjut thort
Sanjaria Abubakar
jijik Thor sama sen cari cowok yang baik untuk rara
Sanjaria Abubakar
cocok Vita sama sen sama-sama setan
Deistya Nur
keren
Gina Savitri
Mungkin rara dan gerry satu sekolah sama julie juga dulunya 🤔
Ilham Risa: Hai kK, mampir yuk kak ke novel aku "Pembalasan Sang Narapidana" makasih kak🥰
total 1 replies
Gina Savitri
Mana mungkin vita menyesal hatinya udah di penuhi dendam, baru ketangkep kemarin aja mulut beracun nya maki2 anak buah papa brian
fancha
Luar biasa
minah
bagusss
mvraaa
bagu
Oktavia
cerita orang kaya bodoh ini. punya otak ga guna….. tipe kayak gini jd pemimpin….
Oktavia
aneh ya…. sdh pernah tidur bareng tpi ga kenal wajah.
Dewi Bayuningsih
bagua
Racan Ok
lanjut thort
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!