Milea arabella, biasa akrab di sapa dengan nama Lea adalah gadis yatim piatu setelah kematian kedua orang tua nya akibat kecelakaan tunggal beberapa tahun yg lalu sepulang dari luar kota, saat itu milea yg baru lulus SMA begitu syok mendengar kenyataan itu, apalagi dirinya harus menghidupi ketiga adik-adiknya.
Akan kah kebahagiaan menghampiri Milea dan ketiga adik-adiknya.?
ikuti terus kisah milea di cerita ini.
Happy reading 😘.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon astiana Cantika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 10 Kerumah kakek Rahman dan nenek sarimah
Setelah selesai mengangkut barang-barang, mereka semua pun masuk ke dalam mobil.
" Wah mobil nya bagus banget." Ucap Sasa sambil melihat-lihat dalam mobil.
" Iya kak, ini mobil kita.?" Ucap Zero.
" Iya, ini mobil kita, apa kalian sudah siap.?" Ucap Lea.
"Siap kak." Ucap adik-adiknya serempak.
"Ayo kita ke rumah kakek nenek." Ucap Lea dengan segera menyala kan mesin mobil nya.
Mobil mereka pun berjalan perlahan menuju ke kediaman kakek nenek nya.
"Nanti kalau kita sudah di kota, kita akan ke mall ya, untuk sekarang kita menemui kakek nenek dulu." Ucap Lea pada adik-adiknya.
"Mall,? Beneran kak, kita boleh ke mall.?" Ucap Sasa tidak percaya.
"Beneran adek, apapun untuk kalian." Ucap Lea tersenyum sambil sebelah tangan nya membelai rambut Sasa yg berada di samping kemudi.
"Horeeee kakak yg terbaik." Ucap Sasa bertepuk tangan sambil senyum-senyum.
Lea sungguh bahagia melihat senyum adik-adiknya.
"Kak, apa aku boleh belajar mengendarai mobil juga.?" celetuk Felix.
"Tentu saja boleh, tapi nanti ya sesudah kita tiba di rumah baru kita di kota." Ucap Lea.
"Memang nya kita sudah punya rumah baru kak.?" Ucap Felix.
"Ya, kakak sudah membeli rumah baru untuk kita di kota nanti." Ucap Lea.
"Asik kita punya rumah baru, biar kecil tidak apa-apa yg penting tidak ngontrak lagi, kasian kakak Harus membayar kontrakan tiap bulan." Ucap Sasa.
"Kecil apa nya, nama nya aja Mega mansion estate, entah sebesar apa mansion itu, ku harap mereka tak terkejut nanti ."
Batin Lea menghela nafas nya.
Lea sempat membaca dokumen sertifikat kepemilikan sebuah mansion di kota S sewaktu berada di ruang dimensi, yg awal nya Lea kira adalah rumah minimalis mungkin, tapi nama kediaman yg tertera di sertifikat tersebut adalah Mega mansion estate No 1 jalan anggrek seketika Lea waktu itu pun sempat terkejut, walau dirinya tidak memiliki handphone untuk sekedar mencari informasi, tapi diri nya sungguh tau kalau mansion pasti kediaman mewah.
Setelah menempuh perjalanan masuk kampung, akhirnya Lea dan adik-adiknya pun tiba di halaman rumah kakek nenek mereka.
Kakek nenek mereka yg kebetulan sedang berada di depan rumah sedang menjemur pinang dikejutkan dengan kedatangan sebuah mobil mewah yg tiba-tiba berhenti di depan rumah mereka.
Sasa yg tidak sabar pun turun dari mobil dengan di bantu Lea membuka pintu mobil.
"Kakeeeekkk, neneeeeekkk." Teriak Sasa kegirangan.
Kakek Rahman dan nenek sarimah yg melihat Sasa pun sontak berlari ke arah Sasa.
GREP
Sasa pun memeluk kakek dan nenek nya bergantian.
"Sasa cucu nenek." Ucap nenek sarimah menangis begitu pula kakek Rahman.
Lea, Felix dan zero pun keluar dari mobil dan melakukan hal yg sama yaitu memeluk kakek nenek mereka.
"Ya Allah cucu-cucu ku." Ucap kakek Rahman dengan suara bergetar.
"Iya kek, nek, maaf baru sekarang kami mengunjungi kakek dan nenek." Ucap Lea mengusap air mata nya.
"Tidak apa-apa sayang, yg penting kalian sudah mengunjungi kami ke sini." Ucap nenek sarimah.
"Iya betul apa kata nenek kalian, melihat kalian datang kemari saja sudah membuat kami bahagia." Ucap kakek Rahman.
Lea tersenyum simpul mendengar hal itu, dari dulu hanya nenek dan kakek sebelah ibu yg peduli pada mereka, sedangkan nenek juminten malah membuang mereka dan bahkan tidak di akui sebagai cucu.
Kakek mereka dari sebelah ayah nya sudah lama meninggal dunia, yg tersisa hanya nenek juminten.
Lea pun berjalan menuju mobil nya lalu membuka bagasi mobil untuk menurunkan semua barang-barang mereka, Felix dan Zero yg melihat kakak nya menurun kan barang pun seketika mendekati kakaknya dan membantu nya menurunkan dan mengangkat barang-barang tersebut.
"Mobil siapa itu sasa.?" Ucap nenek sarimah pada Sasa.
"Itu mobil kakak nek, kakak yg membeli mobil itu." Ucap Sasa.
"Sepertinya milea sudah sukses ya Bu." Ucap kakek Rahman.
"Iya pak, ibu juga berpikir begitu." Ucap nenek sarimah.
"Banyak sekali bawaan kalian Felix.?" Ucap kakek Rahman.
"Kami kan mau mengungsi kerumah kakek nenek hahaha." Ucap Zero terbahak-bahak dengan kelakarnya.
"Ada-ada saja kau zero." Ucap kakek Rahman ikutan tertawa.
" Tapi apa yg di bilang bang Zero benar kek, nek, kami sudah di usir dari kontrakan." Ucap polos Sasa.
Kakek Rahman yg tadi nya tertawa langsung terdiam begitu pula Nenek sarimah.
Kedua pasangan yg sudah senja itu pun menoleh pada Lea yg sedang membawa barang belanjaan mereka.
" Apa benar yg kau ucapkan Sasa.? Ucap nenek sarimah sedih.
"Iya nek, kemarin ibu kontrakan tiba-tiba datang dan mengusir kami, makanya kami ke sini membawa banyak barang-barang, apakah tidak apa-apa kami menumpang di rumah kakek dan nenek.?" Ucap Sasa mengerjapkan matanya.
"Ya Allah cucu-cucu ku, kenapa kehidupan kalian malang sekali nak, tentu saja Sasa, ini juga rumah kalian, karena kalian adalah cucu kakek dan nenek, hanya kalian yg kami punya setelah kepergian orangtua kalian." Ucap Nenek sarimah menteteskan air mata nya.
Kakek Rahman pun menatap sedih satu persatu wajah cucu nya terutama milea.
"Kasihan cucu tertua ku, betapa berat beban yg di pikulnya, menghidupi ketiga adik nya sendirian." Gumam kakek Rahman menatap wajah lelah milea.
"Kakek nenek, tadi kami sudah belanja di supermarket tepi jalan raya sana, aku mau memasak terlebih dahulu." Ucap Lea menenteng kotak belanjaan dengan enteng yg padahal sangat berat tersebut.
"Jangan Lea, kalian istirahat saja, biar nenek yg masak, kalian pasti lelah." Ucap nenek sarimah.
"Aku bahkan tidak merasakan lelah sama sekali nek, aku mau masak dulu." Ucap Lea melenggang masuk ke dalam rumah kakek nenek nya.
"Kakak kalian itu apa tidak ada capek-capek nya ya." Ucap nenek sarimah menggelengkan kepala nya heran.
"Kakek nenek, aku mau bantu kakak di dapur." Ucap Felix.
Akhirnya semua nya pun masuk ke dalam rumah sederhana milik Kakek Rahman dan nenek sarimah tersebut.
Lea yg berada di dapur pun dengan cekatan memasak makanan untuk mereka semua dengan bahan-bahan yg tadi di beli nya di supermarket.
Setelah beberapa saat berkutat di dapur, akhirnya masakan Lea pun sudah terhidang di ruang tengah rumah kakek nenek nya, tanpa berlama-lama lagi mereka semua pun makan bersama setelah sekian lama tidak makan bersama dengan kakek dan nenek nya tersebut.
Lea sungguh bersukur walaupun tanpa kedua orang tua nya, setidaknya masih ada kakek dan nenek nya tempat mereka semua pulang.
Bersambung.