Transmigrasi Istri Pemburu

Yuwen memberikan jejak kepemilikan di sekujur tubuh Yue, tidak ada satu inci pun yang terlewat. Yue senang, dia sangat merindukan sentuhan suaminya.

ukhhh

ahhh

ahh

Yue mengerang sepanjang malam, menikmati semua sentuhan dan tusukan cinta dari suaminya. Yue menatap suaminya dengan penuh kerinduan di mata sayunya, Yuwen menatap Yue dengan gairah yang membara.

urghhh

aarghh

Crattttt

Yuwen menggeram dan menyemprotkan lahar panas miliknya, Keduanya terengah setelah merasakan kenikmatan surga dunia. Mereka tersenyum bahagia dan penuh cinta, setelah membersihkan kekacauan, keduanya duduk dan bersandar di kepala ranjang. Siap membahas sesuatu yang penting dan rahasia.

“Cepat ceritakan siapa dirimu yang sebenarnya, semuanya dari awal sampai akhir.” Ucap Shen Yue mendesak.

“Dugaanmu benar, aku seorang pangeran. Aku adalah Pangeran ke Tiga di Kekaisaran ini, aku mendapatkan banyak ancaman pembunuhan dari Kakak dan adik-adikku. Diantara mereka semua, hanya aku yang tidak memiliki pendukung karena Ibuku hanya wanita biasa. Ibuku tiada setelah melahirkanku, dan aku hidup di Istana dingin. Aku mendapatkan serangan dari Putra Mahkota saat berusia 8 tahun, aku mendapatkan luka yang membuat wajahku cacat. Kaisar semakin membenciku, dia tidak ingin melihatku sama sekali. Aku hidup seperti orang mati di Istana dingin, sampai saat aku berusia 13 tahun, para mentri mendesak Kaisar agar mengirimku ke medan perang. Saat itu aku setuju dengan syarat, jika aku beehasil kembali dengan selamat, Izinkan aku hidup di luar Istana sebagai rakyat biasa.”

Yuwen mulai bercerita tentang kehidupan pahit yang dialaminya, Yue mendengarkan tanpa menyela. Penatap penun ke arah suaminya yang ternyata hanya kuat di luar, tapi hatinya rapuh.

“Aku hidup diambang kematian di tengah peperangan, ratusan luka aku dapatkan setiap hari. Tapi aku tetap bertahan hidup, aku ingin mendapatkan kebebasan yang di janjikan Kaisar padaku. Hingga pada saat aku berusia 20 tahun, aku berhasil kembali dari medan perang, Kakak tertuaku yang merupakan Putra Mahkota tidak senang karena aku mulai mendapatkan pendukung, lalu Kaisar juga mulai menunjukan ketertarikan padaku. Aku tidak peduli dengan ancaman Kakakku, aku tetap pergi ke tempat terpencil untuk hidup damai di sana, jauh dari intrik kekaisaran.”

Yuwen menatap Yue, melihat istrinya yang menangis mendengar kisah hidupnya. Yuwen tersenyum, menghapus air mata yang mengalir deras di wajah cantik Istrinya, Yuwen mencium kening Istrinya dengan sayang.

“Dua tahun aku hidup dengan nyaman sebagai pemburu, selama dua tahun itu aku juga tidak diam saja. Aku mulai membentuk sebuah Guild dan Pasukan rahasia, dengan bantuan beberapa teman yang aku percaya. Tidak ada yang tau jika Guild terbesar dan terkenal ini adalah milikku, karena semuanya di urus oleh orang kepercayaanku, bahkan aku tau semua gerak gerik musuh berkat Guild ini. Sekitar 7 bulan yang lalu, aku di panggil ke Istana karena Kaisar mengadakan pesta ulang tahun sekaligus Pernikahan Politik untuk Putra Mahkota. Aku datang sebagai bentuk rasa hormat, dan saat aku pulang aku di ikuti sekelompok pembunuh bayaran dan mata-mata alias Siren. Pasukan Guild berhasil mengecoh mereka, hingga akhirnya mereka semua tenggelam di laut saat mengejarku. Perahu mereka menabrak batu karang, pasukan Guild menyelamatkan Siren, karena menurut mereka mungkin ada informasi yang berguna.”

Yuwen melanjutkan ceritanya secara gamblang tanpa di tutup-tutupi. Yue mendengarkan dengan seksama, benar-benar kehidupan yang rumit dan penuh intrik. Pembunuhan yang di legalkan, benar-benar dunia yang mengerikan.

“Selama ini, yang mengurus Siren adalah anggota Guild, bukan aku. Aku selalu tidur di gua yang berada di gunung, hanya sesekali aku kembali membawa hasil buruan agar dia tidak mati kelaparan. Pertengkaran yang ada dalam ingatanmu itu bukan denganku, melainkan dengan anggota Guild, mereka memutuskan untuk meracuni Siren dan melapor padaku jika Siren telah mati. Aku kembali ke rumah hendak mengurus mayat Siren, tapi justru aku dikejutkan dengan Siren yang terlihat polos, bahkan dia membersihkan rumah. Benar, saat itulah kau tiba di dunia ini, aku bukan orang baik Yue.” Ucap Yuwen, menceritakan semua dari sudut pndangnya.

“Ohh, semuanya jadi masuk akal sekarang. Jadi pengikutmu mengira Siren sudah mati? dan mereka belum tau tentang diriku?.” Tanya Shen Yue.

“Tentu saja mereka tau, mereka selalu mengawasi atas perintahku. Mereka bertanya siapa wanita yang ada dirumah saat ini, aku mengatakan jika dia Istriku yang sesungguhnya namanya Shen Yue, mereka tidak banyak bertanya dan percaya.” Jawab Yuwen.

“Jadi. saat kau pergi kau menempatkan mata-mata di sekitar rumah?.” Tanya Shen Yue.

“Hanya ada dua mata-mata, tapi mereka tidak setiap hari disana. Dia hanya mengawasi setiap 1 minggu sekali, memastikan kau baik-baik saja. Siapa sangka kau malah pergi menyusulku, mereka belum melaporkan artinya mereka belum memeriksa.” Ucap Yuwen.

“Artinya mereka tidak kompeten.” Ucap Shen Yue.

“Selain mengawasimu, mereka juga mengawasi pergerakan musuh. Lagian di gunung itu sudah aman, tidak ada hewan buas.” Ujar Yuwen.

“Lalu apa alasanmu pergi saat itu? masalah apa yang sedang kau hadapi saat ini?.” Tanya Shen Yue.

“Ketua Guild yang merupakan orang kepercayaanku, mengirimkan surat darurat lewat burung elang. Putra Mahkota sedang mencaritahu keberadaanku, dan siapa pemilik dari Guild yang terkenal di pusat kota. Aku harus kembali untuk mengecohnya, Aku harus tetap menjadi Pangeran bodoh yang hanya bisa beladiri dan memegang pedang. Karena itu selama 3 bulan ini, aku terus diawasi dan berusaha bersikap tenang di Istana dingin.” Ucap Yuwen, jujur.

“Tapi kau pergi sekarang.” Ucap Shen Yue.

“Karena Putra Mahkota sudah yakin bahwa aku bodoh. Aku juga sudah bertemu dengannya dan mengatakan akan pergi dari Istana, dia hanya menertawakan dan merendahkanku. Aku tidak akan langsung kembali ke rumah, aku harus berdiam di Guild paling tidak selama 2 bulan. Agar para pengintai yang di kirim Putra Mahkota tidak bisa melacak keberadaanku.” Ucap Yuwen.

“Ohh jadi begitu, jadi apa yang akan kau lakukan sekarang?.” Tanya Shen Yue.

“Aku akan kembali ke rumah dua bulan lagi, kau tidak perlu pergi. Tetaplah disini bersamaku, tapi kau harus menyamar menjadi laki-laki.” Ucap Yuwen.

“Yah itu mudah. Jadi, aku punya suami seorang pangeran dan mengandung calon pangeran atau putri ya? hidup memang penun kejutan.” Ucap Shen Yue.

“Aku akan membawamu ke Istana saat waktunya tiba.” Ucap Yuwen.

“Kapan?.” Tanya Shen Yue.

“Cukup lama, banyak yang harus kita persiapkan.” Jawab Yuwen.

“Contohnya?.” Shen Yue penasaran.

“Pertama kekuatan, Pasukan dan pendukungku saat ini belum terlalu kuat. Aku harus membangun kekuatan yang lebih besar lagi untuk melawan Putra Mahkota. Lalu yang kedua, sebagai Istri Pangeran kau harus belajar tata krama Kekaisaran, peraturan apa yang harus kau hafalkan, baca tulis dan lain sebagainya. Kau pasti bisa melakukannya, kau kan wanita yang hebat.” Ucap Yuwen, menjelaskan.

“Apa kau ingin merebut Kursi Tahta?.” Tanya Shen Yue.

“Awalnya aku tidak tertarik, tapi setelah tahu sebentar lagi aku akan menjadi Ayah. Aku memutuskan untuk merebut Tahta dari Putra mahkota.” Jawab Yuwen.

“Kenapa?.” Bingung Shen Yue.

“Jika aku kalah dalam suksesi, maka kita semua akan mati dan hidup sebagai musuh Kaisar. Jika aku sendirian, aku bisa melarikan diri dan hidup berpindah-pindah. Tapi sekarang aku tidak sendirian, aku tidak ingin anakku hidup dalam ketakutan, aku akan memenangkan suksesi dan menjadikan anakku sebagai Pangeran atau Putri yang di hormati dan kau sebagai Permaisuri yang berdiri di sampingku.” Ucap Yuwen.

“Aku masih tidak mengerti, kenapa kita harus diburu padahal mereka sudah berhasil naik tahta.” Heran Shen Yue.

“Ada yang namanya Kudeta, aku atau suksesor lainnya yang kalah bisa melakukan kudeta untuk melengserkan Kaisar baru. Karena itu semua keturunan kecuali pewaris harus di bunuh.” Jelas Yuwen.

“Lalu jika kau jadi Kaisar, apa kau ingin anak anakmu saling membunuh hanya untuk kursi Tahta?! aku tidak butuh posisi permaisuri, jika anakku harus mati sia-sia lebih baik kami hidup di pelosok saja. Jauh dari Intrik Kekaisaran yang menyeramkan.” Ucap Shen Yue, tegas.

“Tentu saja aku tidak ingin, tapi posisi kita terhimpit. Jika kita menyerah, kita akan menjadi buronan seumur hidup. Tapi, jika kita melawan kita bisa mengubah peraturan yang ada dan memimpin wilayah sesuai yang kita inginkan.” Ucap Yuwen.

“Aku akan memberitahu satu hal padamu, jika kau ingin menjadi Kaisar yang di takuti. Dimana keputusanmu adalah mutlak tanpa ada bantahan dari para pejabat, maka kau harus memiliki kekuatan yang sangat besar. Kekuatanmu harus lebih besar dari pendukungmu, percuma jika kau naik tahta hanya karena dukungan orang lain. Karena jika kau membuat keputusan yang tidak cocok dengan mereka, mereka pasti akan melengserkanmu.” Ucap Shen Yue, berpikir kritis.

“Aku tau kau pintar, aku juga memiliki pemikiran yang sama. Karena itu bersabarlah, aku pasti akan membawamu ke Istana setelah kekuatanku cukup.” Ucap Yuwen.

“Aku tidak tamak akan kursi permaisuri, aku hanya ingin jadi Istrimu satu-satunya. Mau kau jadi Kaisar atau buronan, Istrimu tetap satu yaitu AKU.” Tegas Shen Yue.

“Pfttt, terimakasih.” Ucap Yuwen, merasa terharu.

Keduanya akhirnya memutuskan untuk saling percaya satu sama lain. Dimana mereka akan saling mendukung, tidak lagi berjalan masing-masing tapi mereka akan berjalan bersama-sama. Melewati rintangan yang sama, merayakan kemenangan bersama. Perjalanan mereka baru saja dimulai.