NovelToon NovelToon
Gadis Manja Milik CEO Arogan

Gadis Manja Milik CEO Arogan

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / One Night Stand / CEO / Crazy Rich/Konglomerat / Nikah Kontrak / Konflik etika
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Diandra_Ayu

Lily, seorang mahasiswi berusia dua puluh tahun, tak pernah menyangka hidupnya akan berubah drastis hanya karena satu malam yang penuh jebakan. Ia dijebak oleh temannya sendiri hingga membuatnya terpaksa menikah dengan David Angkasa Bagaskara- seorang CEO muda, tampan, namun terkenal dingin dan arogan.

Bagi David, pernikahan itu hanyalah bentuk tanggung jawab dan penebusan atas nama keluarga. Bagi Lily, pernikahan itu adalah mimpi buruk yang tak pernah ia minta. Setiap hari, ia harus berhadapan dengan pria yang menatapnya seolah dirinya adalah kesalahan terbesar dalam hidupnya.

Namun, seiring berjalannya waktu, di balik sikap angkuh dan tatapan tajam David, Lily mulai menemukan sisi lain dari pria itu.
Apakah Lily mampu bertahan dalam rumah tangga tanpa cinta itu?
Ataukah perasaan mereka justru akan tumbuh seiring kebersamaan atau justru kandas karena ego masing-masing?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Diandra_Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kelinci Ganas

"Duuh, Mas David sepertinya marah besar. Tapi kan aku gak sengaja tadi."

Lily terus mondar-mandir, ia nampak gelisah karena David mengancam akan menghukumnya setelah ini. Perasaan Lily mulai tak enak. Sebenarnya hukuman apa yang akan ia terima?

Tak lama, pria itu pun keluar dari walk in closet kamarnya. Lily kira suaminya itu akan berpakaian setelah kejadian memalukan tadi, ternyata ia tetap mamakai handuk yang dililitkan di pinggang.

Wanita itu mencoba membuang pandangannya dari area yang sejak tadi mengganggu pikirannya. Sesuatu di balik handuk putih itu nampak menonjol. Tentu saja Lily tahu apa itu? Sesuatu yang ia sebut ulat besar.

"Mengapa kau membuang pandanganmu? Apa kau tidak suka melihatnya? Jangan sok lugu, kau sudah beberapa kali menikmati milikku!" sindir David yang membuat kedua pipi istrinya itu memerah bak kepiting rebus.

"Pakai ini! Hukumanmu, kau harus cosplay jadi kelinci malam ini!" titahnya seraya melemparkan kostum dewasa khusus untuk berhubungan badan agar pasangan memiliki fantasi terhadap lawannya.

Lily terbelalak. Matanya mengamati kostum seksi tanpa lengan berwarna merah muda. Kostum itu lebih mirip baju renang, hanya saja ada ekor berbulu di belakangnya. Kostum tersebut juga dilengkapi dengan bando berbulu lembut berwarna putih yang terlihat imut namun sangat menyeramkan jika mengingat apa yang akan pria itu perbuat padanya malam ini. Tentu saja Lily mulai paham hukuman apa yang dimaksud oleh suaminya itu?

"Pa–pake ini?" tanyanya ragu.

"Jangan banyak tanya. Cepat pakai sebelum aku kehabisan kesabaran dan berbuat kasar padamu!"

Takut jika David akan kalaf jika keinginannya tidak segera dilaksanakan, Lily pun bergegas menuju kamar mandi untuk mengganti pakaiannya dengan kostum menggelikan itu.

Wanita itu terus bergerutu. Hanya karena tak sengaja membuatnya terjatuh, pria itu dengan kejam menghukumnya seperti ini.

'Buat apa sih pakai ginian segala? Kalau mau minta jatah ya pasti aku kasih. Aku kan istrinya. Gak perlu lah cosplay cosplay segala. Menggelikan,' gumam wanita itu bergidik memperhatikan kostum di tangannya itu.

'Lagipula dari mana Mas David punya barang beginian? Ish, apa dia suka berfantasi liar? Dan apa ini bekas pacarnya?' Tiba-tiba saja Lily merasa jijik. Ia memperhatikan kostum itu serta mencium baunya.

Wanita itu bernafas lega saat melihat sebuah label di area kerah baju itu. 'Ternyata masih baru. Huhh, syukurlah! Ehm, apa Mas David sengaja membelikan ini untukku?'

Dok... Dok... Dok ...

"Lily? Cepat!!!" teriak David dari luar kamar mandi. Teriakannya membuyarkan lamunan wanita itu..

"I–iya, Mas. Sebentar lagi selesai!" ucap Lily lalu dengan cepat mengganti pakaiannya dengan kostum aneh tersebut.

Lily melongo menatap dirinya dari pantulan cermin kamar mandi. Ia berlenggak-lenggok dengan manja. Rambut yang diurai tadi kini ia kuncir dua di atas, memperlihatkan leher jenjangnya. Ia begitu lihai mengikat rambutnya sehingga nampak pas dengan bando kelinci itu.

"Ihhh, lucunya!!!" Lily yang awalnya jijik dan geli kini nampak bersemangat dan merasa dirinya sangat lucu. Ia sendiri gemas dengan penampilan anehnya ini.

Di dalam kamar mandi itu juga disediakan parfum dan makeup miliknya. Lily bisa mentouch up makeup di meja rias ataupun kamar mandi yang sangat luas itu.

Lily poleskan lip balm berwarna coral dengan rasa Cherry. Ia juga menyemprotkan parfum mahal yang sudah tersedia disana agar CEO berwatak dingin dan kejam itu merasa senang.

Wanita itu menghentikan langkahnya sejenak sebelum membuka pintu untuk menemui suaminya. "Ish, kok bisa-bisanya aku berdandan dan memakai wangi-wangian untuk melayani singa lapar yang akan menerkam kelinci ini? Mengapa aku jadi centil begini ya? Ah sudahlah, bukankah melayani suami itu dapat padahal. Ya, meskipun tak ada cinta diantara kita," ucapnya bermonolog sendiri sebelum akhirnya kelinci itu keluar dari kamar mandi hendak menemui singa yang buas.

David tengah duduk dengan kaki berselonjor di atas kasur. Ia bersandar pada headboard ranjang king size miliknya. Pria yang tengah sibuk dengan ponselnya itu tiba-tiba melirik ke arah Lily yang berjalan malu-malu menghampirinya.

Pria itu langsung tersenyum simpul. Senyum yang terlihat menyeramkan untuk Lily. Apalagi saat melihat penampilan David yang tidak berubah sejak tadi. Tidak dinginkah pria itu? Nggak bisakah dia pakai baju dulu? batinnya dalam hati.

Lily berdiri sambil mencoba menutupi bagian sensitif tubuhnya. Ia menunduk malu-malu saat David terus saja memperhatikannya dari ujung kaki hingga kepala.

"Kemarilah!" titah David tersenyum smirk pada istri kecilnya itu.

Tubuh Lily begitu mungil untuknya yang memiliki perawakan tinggi dan kekar itu. Namun kostum kelinci tersebut sangat cocok dengan karakter dan perawakan Lily. Jujur saja David merasa sangat gemas. Ia jadi lupa dengan kemarahannya tadi.

Lily berjalan ragu-ragu mendekat ke arah suaminya. Wanita itu merasa kikuk, apalagi David yang terus melihatnya dengan tatapan penuh nafsu. Sepertinya singa lapar itu akan segera menerkam saat ini juga.

Bayang-bayang pikiran kotor dan adegan kasar menghantuinya saat ini. Apakah David akan berfantasi liar seperti yang ia pernah lihat di majalah atau film dewasa? Seketika Lily menjadi sangat pucat karena ketakutan. Bagaimana jika dirinya sampai terluka akibat fantasi suaminya ini? Ia takut dipukul, dicambuk ataupun dilukai seperti para pria yang suka berfantasi aneh-aneh seperti dalam sebuah Film dewasa yang pernah ia tonton.

"Apa yang kamu pikirkan, Lily?" tanya David dengan suara lebih lembut namun tetap terdengar sangat menusuk. Apalagi tak ada senyuman manis, yang ada wajah datar dengan tatapan yang sulit diartikan.

"A–aku takut, Mas," jawab Lily dengan polosnya.

David terkekeh. Wajar saja karena ini pengalaman pertama Lily memakai kostum seperti itu. Pasti gadis itu berpikir aku akan macam-macam padanya,' tebaknya dalam hati.

"Aku hanya ingin melihatmu memakai itu. Apa yang kau pikirkan, Otak kotor?" tanya David yang membuat Lily seketika mendongak ke arahnya.

"Ma–maksudnya, Mas?" Lily benar-benar tak paham maksud dari perkataan suaminya itu.

"Kau pikir aku sedang menginginkanmu. Dasar ge'er. Kau pakai itu, aku hanya ingin melihatnya saja. Mungkin suatu saat aku menginginkannya," ucap David seraya kembali fokus pada benda pipih di tangannya.

"Ta–tapi, mengapa Mas tidak berpakaian? A–aku pikir kita mau...."

Kalimatnya terhenti saat David tiba-tiba menarik tangan wanita itu hingga Lily terjatuh ke atas kasur.

CEO sedingin es itu melemparkan ponsel dengan entengnya lalu matanya memicing, menatap Lily yang sepertinya sudah mulai terpancing masuk ke dalam perangkap sang singa.

"Kau menginginkannya, Heum?" tanya pria itu mengukung tubuh istrinya.

"Eh, eng–enggak, Mas. Aku cuma tanya saja. Kalau malam ini gak ngapa-ngapain, aku malah bersyu–, euhhhmmmhh...."

Kalimat wanita itu seketika terjeda karena dengan cepat David langsung mengunci bibir Lily yang sejak tadi terlihat sangat menggoda itu. Warna merah dengan kilapan minyak dari Lip balm itu membuat Lily terlihat sangat seksi. Mana mungkin David menyia-nyiakannya.

"Kau pikir aku tidak akan melakukan apapun pada dirimu yang sudah cosplay menjadi kelinci seksi ini, Heum? Lily, jangan harap kamu bisa istirahat malam ini. Ini adalah hukuman untukmu, gadis tengil!"

David dengan penuh gairah melumat bibir ranum itu kembali. Tangan nakalnya dengan beringas membelai setiap inci tubuh istri kecilnya tanpa terkecuali. Sebenarnya David tak bermaksud untuk berhubungan intim malam ini, apalagi saat dirinya begitu merindukan sosok sang kekasih hati, Veronica.

Namun Entah kenapa saat melihat Lily menggunakan dress berwarna peach dengan rambut yang terurai tadi, tiba-tiba saja hasratnya bergejolak. Persetan dengan perasaan rindu itu. Dia juga laki-laki normal yang menginginkan agar hasratnya bisa tersalurkan.

"Puaskan aku malam ini, Lily!" bisik David yang membuat buku kuduk gadis itu meremang.

Lily menelan salivanya, ia mencoba untuk mengontrol nafasnya yang masih terengah-engah akibat pagutan bibir suaminya yang membuat bibirnya ini kebas.

Jantungnya berdetak kencang saat pria itu menatapnya begitu intens. Lily mengangguk, ia tentu saja mengerti, terlepas pernikahan mereka karena terpaksa, namun ia harus melayani suaminya hingga pria itu merasa puas.

"Baiklah, Mas. Aku akan melayani dan memuaskanmu malam ini," ucap Lily dengan suaranya yang manja.

Meskipun masih ragu dan tidak punya pengalaman untuk memulai bercinta duluan, namun ia akan mencobanya. Berharap suaminya akan merasa puas. Syukur-syukur jika David bisa luluh padanya seperti nasihat bundanya waktu itu.

'Layani suamimu dengan tulus, Nak. Jangan membantahnya. Jika dia berbicara kasar atau moodnya sedang kurang baik, kau hanya perlu diam atau memberi perhatian padanya. Percayalah pada Bunda, sekeras-kerasnya batu pasti akan hancur juga,' nasihat sang bunda saat Lily pulang kemarin.

Lily bangkit lalu merubah posisinya. Kini dirinya yang mengambil alih permainan malam ini. Ia merangkak menuju David yang menunggu dengan tatapan yang masih terlihat sangat datar. Pria itu penasaran apa yang akan dilakukan oleh istrinya? Sejauh mana Lily bisa memuaskannya?

Wanita itu memejamkan matanya sejenak ketika ia sudah berhadapan dengan pria yang sikapnya mudah berubah itu. Ia membuka matanya perlahan lalu mendaratkan kecupan di bibir suaminya.

Perlahan lembut namun semakin lama lumatan itu menjadi sebuah ciuman yang ganas. David tersenyum menyeringai ketika mendapatkan sentuhan demi sentuhan yang diberikan oleh gadis yang menurutnya polos itu.

Sang kelinci kecil kini tengah bergerilya di tubuh suaminya yang terlihat sangat pasrah. Lebih tepatnya pura-pura pasrah karena ingin tahu sejauh mana wanita itu akan bertindak.

Dengan lidahnya ia menyapu dada bidang dengan cetakan roti sobek itu. Otot-otot yang terlihat begitu kekar, wanita mana yang tidak menginginkan?

Begitupun dengan Lily, meski hatinya kecewa karena pernikahan ini tanpa didasari rasa cinta, namun ada sebuah kebanggaan ketika ia melakukan penyatuan dengan pria yang begitu gagah itu. Dirinya tak pernah membayangkan sebelumnya jika keperawanannya akan terenggut oleh seorang David Angkasa, CEO berhati dingin yang digandrungi banyak wanita. Tapi sayang seribu sayang, yang dicintai pria itu hanya Veronica seorang.

"Aarrhhghhh.... ouchhhh!!!"

Erangannya terdengar tiba-tiba di keheningan malam ini. David tak menyangka jika Lily akan bermain di area sana. Dengan sedikit kaku, gadis itu menjilati, melumat dan mengulum pusaka milik suaminya yang ia sebut dengan ular besar.

"Aarrhhghhh...stop! Hentikan!" David meracau. Ia menggigit bibir bawahnya, merasa ada yang aneh yang tengah ia rasakan pada kejantanannya ini.

"Lily, stop!" Bukannya berhenti, Lily malah semakin beringas. Ia pikir suaminya sedang merasa keenakan.

"STOOOPPP, LILYYY!!!" bentak David yang membuat wanita itu terkejut. Barulah Lily melepaskan dirinya dari benda yang mulai ia sukai itu. Jujur saja ular besar itu membuatnya candu. Lily yang dulu polos kini sudah menikah dan sudah merasakan kenikmatan dunia meski dalam setiap permainan intim itu, ia belum merasakan sentuhan dengan cinta.

"Dasar, kau sudah mulai nakal ya! Tapi sepertinya kau masih harus banyak belajar. Jika seperti itu caramu, bisa-bisa milikku lecet kena gigimu yang tajam. Apa kau sengaja ingin memakannya?" sentak David yang membuat Lily merasa malu.

Pria itu beranjak dari kasur lalu melilit kembali pinggangnya dengan handuk yang sempat dilemparkan oleh Lily tadi. Wajahnya terlihat sangat tak bersahabat.

"Mas mau kemana?" tanya Lily dengan polosnya.

"Kau pikir aku mau melanjutkan jika caramu ganas seperti itu? Siapkan aku air hangat. Ular besar mu ini harus dikompres!" titahnya yang membuat Lily tercengang dan merasa tak enak hati.

'Apa aku seganas itu? Perasaan biasa saja. Aku gak menggigitnya kok,' gumam Lily yang terlihat sangat kikuk. Antara malu, tak enak hati dan kasihan pada suaminya.

Niat hati ingin memuaskan hasrat sang CEO, kini malah gagal total. Kelinci manis itu ternyata berubah menjadi seekor monster. David sudah tak berniat untuk melanjutkannya lagi malam ini.

***

Bersambung....

1
ahok wijaya
Gak kecewa! 👍
Diandra Ayu: makasih kak🥰
total 1 replies
Shinn Asuka
Gak bisa berhenti scroll halaman, ceritanya seru banget!
Diandra Ayu: Wah, makasih banyak kakak🥰🫰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!