Sejak kecil, Eyliana terbiasa dengan kesepian. Rumahnya bukan tempat bernaung, melainkan medan perang tanpa henti antara kedua orang tuanya. Kematian mereka tidak meninggalkan duka, justru tawa ironis yang melegakan. Berbekal warisan, ia merintis karier sebagai aktris, tetapi popularitas membawa tantangan baru—pengkhianatan, fitnah, dan obsesi gelap dari penggemar.
Saat sebuah tragedi merenggut nyawanya, Eyliana terbangun kembali. Bukan di dunianya, melainkan di dalam komik 'To Be Queen', sebagai Erika, si putri sempurna yang hidupnya penuh kebahagiaan. Ironisnya, kehidupan impian ini justru membuatnya cemas. Semua pencapaiannya sebagai Eyliana—kekayaan, koleksi, dan orang-orang terpercaya—kini lenyap tak berbekas. Eyliana harus beradaptasi di dunia yang serba sempurna ini, sambil bertanya-tanya, apakah kebahagiaan sejati benar-benar ada?
"Haruskah aku mengikuti alur cerita komik sebenarnya?" Pikir Eyliana yang berubah menjadi Erika Serriot
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Moonbellss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10 Kegiatan Baru
Kehidupan Baru Erika
Waktu sudah berputar satu bulan setelah Erika menulis semua kejadian yang dia ingat. Kini dia menunggu lima bulan sebelum undangan minum teh dari kaisar. Selama waktu itu, Erika menikmati hidupnya di kediaman keluarga Serriot. Di sela waktu luangnya, Erika membaca buku harian Erika ‘asli’ yang ada di kamarnya sebelum tidur. Tetapi buku harian itu hanyalah tulisan dirinya yang mengagumi kedua kakaknya. Dari kesimpulan buku harian tersebut, ternyata Erika ‘asli’ lebih dekat kepada Andreas, hingga hanya Andreaslah yang memanggil Erika dengan panggilan 'Eri'.
Erika sungguh menikmati satu bulan tersebut untuk bermain dan bersantai. Beberapa kali dia berlarian di kediaman dan bermain bersama pelayan kembarnya itu. Sir Richard yang selalu mengawasi Erika ke mana pun juga merasa senang melihat senyuman dan tawanya. Perasaan khawatir kedua kakak Erika menjadi memudar.
Entah kenapa, kediaman keluarga Serriot menjadi lebih ceria karena Erika mendekati semua orang termasuk para pekerja, pelayan, tukang kebun, dan koki sekaligus. Erika memang tidak memandang kasta, itu sebabnya dia menikmati semua interaksi di kediaman Serriot. Walaupun orang-orang awalnya memandang ragu dan canggung atas keramahan Erika, lama-lama mereka menjadi terbiasa. Erika memang terlihat sudah berperilaku biasa, tetapi Richard selalu memperhatikan semua gerak-geriknya karena terkadang ada perasaan khawatir muncul jika Erika melakukan hal gila seperti bunuh diri seperti dulu. Richard selalu melindungi apa pun yang terjadi, entah karena perintah Robert atau memang kemauan sendiri.
“Aku akan terus melindunginya, apa pun yang terjadi,” kata Richard pelan pada diri sendiri.
Tak lama setelah ucapan itu, Richard selalu mendapatkan beberapa kejadian yang sering membuatnya terkejut oleh kelakuan Erika.
Pertama: Saat Erika bermain di sungai belakang kediaman. Erika masuk ke dalam sungai dengan alasan airnya sejuk dan ingin merendam kakinya. Walaupun sudah dilarang oleh Sir Richard dan kedua pelayan kembarnya, tapi Erika tidak mendengar dan menyuruh kedua pelayan itu ikut masuk ke sungai untuk menemaninya bermain. Asha dan Rasha akhirnya juga ikut main air bersama Nona-nya itu. Mereka saling mencipratkan air satu sama lain, dan Richard hanya tersenyum melihat mereka yang tertawa. Erika yang terlalu asik bermain air seperti anak kecil hingga akhirnya dia terjatuh dan membuat Asha, Rasha, dan Sir Richard terkejut. Tapi Erika hanya tertawa karena pakaiannya basah. Asha dan Rasha melihat kejadian itu langsung membantu Erika berdiri. Sedangkan Richard melepas jubah seragam kesatrianya dan membalutkannya ke Erika.
“Ayo kembali, Nona. Anda bisa sakit jika begini,” kata Richard dengan tegas.
Kedua: Memetik buah di kebun samping. Sir Richard tidak menyangka Erika akan memetik buah sendiri, bukan menyuruh tukang kebun atau pelayan untuk membeli di pasar. Tapi Erika meminta Serwin yang sebagai penanggung jawab kebun, untuk mengajarkan memilih buah yang sudah siap dipanen. Erika memetik satu keranjang penuh dengan pakaian tukang kebun yang dia minta dibuatkan oleh Asha dan Rasha. Saat memetik beberapa buah, Erika menemukan ulat daun dan mengambilnya. Sir Richard yang melihat kelakuan Erika terkejut akan keberanian Erika yang memegang ulat.
“Lihat! Lihat! Ada ulat daun warnanya bagus,” ucap Erika sambil menunjukkan ulat di depan Richard.
“Ekh…” geram Richard yang sebenarnya jijik dengan ulat. Erika yang menyadari Richard takut hanya tertawa dan mendekatkan ke Sir Richard yang terus berusaha menghindar.
“HAHAHA ternyata Sir Richard takut ulat,” teriak Erika sambil mengejar Sir Richard yang lari darinya.
Ketiga: Erika mengadakan pesta tidur dengan Asha dan Rasha. Entah apa yang mereka lakukan di dalam kamar, mereka terlalu berisik untuk kata ‘tidur’.
“Sir, jangan masuk kamarku walaupun kami berteriak. Ini pesta khusus wanita. Kalau Sir masuk, aku tidak akan segan-segan akan mendandani Sir Richard jadi wanita cantik di kekaisaran ini lalu berkeliling di kediaman bersama selama seminggu,” kata Erika yang berhasil membuat Richard merinding hingga ujung kaki.
Dia tidak bisa membayangkan mengenakan pakaian layaknya wanita, berdandan ataupun menggunakan perhiasan. Sebenarnya masih banyak kejadian yang tak terduga, seperti saat ini yang dilakukan Erika. Entah kenapa Erika tiba-tiba masuk dapur dan meminta untuk diajarkan membuat cookies. Lalu, ingin berlomba menghias cookies dengan kedua pelayan kembarnya.
“Nona memang orang yang tidak bisa ditebak,” gumam Sir Richard sambil melihat Erika tertawa bersama koki dapur.
Erika yang menunjuk cookies buatan Asha yang tidak berbentuk menarik itu tidak berhenti tertawa. Tiba-tiba Erika melihat Richard memperhatikannya. Lalu Erika berjalan mendekati Richard dan menepuk pundaknya. Tak lama kemudian, Erika langsung memasukkan cookie yang dibuat bersama kepala koki ke mulut Richard.
“Coba ini, Sir. Enak kan? Buatan aku, loh,” kata Erika yang berhasil membuat fokus Sir Richard buyar.
“Ehem.. yaw enaw (ya, enak),” katanya sambil mengunyah cookie yang diberikan Erika secara paksa.
“Aku harus menyombongkan hasil jadi cookie-ku ke seluruh orang di sini,” kata Erika yang bersemangat. Ia bergegas mengambil keranjang besar dan memasukkan semua cookie buatannya.
***
Malam Hari di Ruang Kerja Robert Serriot
“Bagaimana keadaan Erika hari ini?” tanya Robert ke kesatria pribadi Erika. Sir Richard tidak pernah melupakan laporan harian untuk Robert atas pengawasan atau kegiatan yang dilakukan Erika.
“Hari ini Nona di dapur seharian untuk memasak cookies dan berlomba menghias bersama dua pelayan pribadinya. Setelah itu dia membagikan cookies ke semua pekerja di kediaman,” kata Richard sambil berdiri dengan posisi istirahat di tempat.
“Apa tidak ada kejadian aneh?” tanya Andreas yang juga ada di ruangan tersebut. Saat Richard ingin menjawab, terdengar suara ketukan pintu.
“Permisi, Tuan Muda Robert. Saya Rasha,” ucap Rasha dari balik pintu. Tak lama kemudian Robert mempersilahkan Rasha masuk.
“Ada hal yang saya harus laporkan. Hari ini ada pelayan yang bertanggung jawab membersihkan kamar Nona Erika. Lalu saat membersihkan kamar Nona, pelayan tersebut menemukan ini,” kata Rasha yang memperlihatkan sapu tangan di kedua tangannya dengan sedikit bergetar karena takut dan khawatir.
Robert menyuruh Rasha untuk mendekat dan memberikan sapu tangan itu. Robert, Andreas, dan Richard terkejut melihat sapu tangan tersebut. Robert menggenggam sapu tangan itu dengan kuat, Richard mengepalkan kedua tangannya dengan kesal, dan Andreas berjalan mendekati Richard dengan wajah marah.
“Sebenarnya bagaimana cara kau mengawasi Eri? Bagaimana kau tidak tahu kejadian ini?” kata Andreas. Sir Richard tidak berani menatap mata merah Andreas, langsung berlutut dan menundukkan kepalanya.
“Maafkan saya, Tuan Muda Andreas, atas kelalaian saya. Saya pantas menerima hukuman dari Tuan,” kata Sir Richard.
“Itu.. Saya juga minta maaf, Tuan. Sayalah yang sering berada paling dekat dengan Nona Erika tapi saya juga tidak menyadari hal itu. Saya juga pantas mendapatkan hukuman dari Tuan atas kelalaian saya,” kata Rasha yang sambil menundukkan kepala.
Robert menghela napas berat melihat suasana ruang kerjanya menjadi tegang gara-gara kehadiran Andreas. Tiba-tiba pintu ruang kerja Robert terbuka sedikit dan membuat semua menatap pintu tersebut.
“SIAPA YANG BERANI MASUK TANPA MENGETUK PINTU…” teriak Robert tapi berhenti setelah melihat kepala keluar sedikit dari balik pintu.
“Ekh.. Maafkan saya, Kak. Saya akan kembali nanti,” kata Erika pelan yang hendak keluar dan menutup pintu perlahan dengan keadaan sedih karena terkejut kakaknya yang biasanya baik bisa membentaknya. Erika juga menggunakan bahasa yang sopan untuk pertama kalinya.
“EH! Tidak, tidak. Erika, masuklah!” kata Robert sedikit panik dan berlari ke depan pintu, lalu membukanya.
Erika yang menatap Robert tersenyum dengan tatapan bingung. Erika menyadari bahwa kedatangannya tidak di waktu yang tepat. Yah, kesalahan Erika yang mengabaikan tata krama. Tapi kedua kakaknya tidak pernah melarang dirinya. Semenjak Erika masuk ke dunia komik, Erika tidak mengikuti tata krama kekaisaran yang seharusnya, seperti mengetuk pintu dan menunggu dipersilakan masuk sebelum berkunjung, atau larangan untuk berlari di kediaman, menggunakan bahasa formal kepada orang yang kastanya lebih tinggi, dan sebagainya. Erika benar-benar hidup sesukanya.
Kini Erika melangkah masuk ruang kerja Robert yang terlihat menegangkan.
“Saya hanya mau memberikan ini ke Kakak. Cookies buatan saya. Hmm.. saya dengar dari pelayan bahwa Kak Andreas juga ada di ruangan ini jadi sekalian berkunjung,” kata Erika yang menggunakan bahasa formal kepada kakaknya.
“Terima kasih, Erika,” kata Robert yang menerima keranjang berisi cookies dari tangan Erika.
Entah kenapa Erika lebih sering gugup bertemu kedua kakaknya. Tidak senyaman saat dia berbicara dengan semua pekerja di kediaman Serriot.
“Eri, ada hal yang harus kami bicarakan denganmu,” kata Andreas yang berjalan mendekati Erika.
Tatapan Andreas membuat Erika menelan ludahnya karena tegang. Robert melirik Richard dan Rasha, memberi isyarat untuk keluar dari ruangan. Tak lama kemudian Richard dan Rasha membungkukkan badan sebagai tanda hormat lalu pergi meninggalkan Ruang kerja Robert.
Bersambung...