Pertempuran sengit di hutan Daintree menjadi titik balik dalam perburuan harta karun misterius. Bernard dan timnya terjebak dalam wilayah musuh yang menyamar sebagai suku pedalaman. Pertarungan demi pertarungan membuat mereka harus memilih antara bertahan hidup atau menjadi korban dari permainan berbahaya ini.
Kini, badai sesungguhnya mulai datang. Musuh bukan lagi sekadar kelompok bersenjata biasa—tapi sebuah kekuatan tersembunyi yang bergerak di balik layar, mengintai setiap langkah Bernard dan sekutunya. Hujan, malam, dan hutan gelap menjadi saksi pertarungan antara nyawa dan ambisi.
Sementara Bernard berjuang sendirian dalam keadaan terluka, Garrick dan tim bergerak semakin dekat, menghadapi ancaman yang tak lagi sekadar bayangan. Di sisi lain, Pedro menyusup ke dalam lingkaran musuh besar—mendekati pusat rencana penyerangan terhadap Alexander dan kekuatan besar lainnya.
Apakah Bernard dan timnya akan berhasil keluar dari hutan maut itu? Atau justru badai dendam dan ambisi akan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BRAXX, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
Pedro menatap para pengawal yang sudah siap siaga untuk pergi ke hutan Daintree. Ia berusaha untuk mengirim pesan pada Xander, tetapi ia tidak memiliki kesempatan karena semakin ketatnya penjagaan. Pada akhirnya, ia hanya bisa memberikan pesan saat berhadap-hadapan dengan pasukan Xander dan keluarga Hillborn.
Pedro menatap Stryker yang tengah memberikan arahan pada para pengawal. Ia sudah memahami rencana penyerangan. Mau tak mau, ia harus berakting menyerang kawannya sendiri dari pertarungan. Saat itulah, ia akan mengirimkan pesan.
"Apa yang sedang kau pikirkan, Pedro?" tanya Shane dengan suara berbisik, "aku melihatmu seperti tengah melamun."
"Tidak ada." Pedro menjawab singkat.
Shane mendengus kesal, mengepalkan tangan erat-erat. Ia harus mengakui untuk kesekian kalinya jika Pedro adalah petarung yang tangguh. Akan tetapi, ia belum mengetahui bagaimana kualitas Pedro dalam memimpin pasukan. Ayahnya sudah mewanti-wantinya untuk mengawasi pria itu dengan sebaik mungkin dalam menjalankan misi ini.
"Pedro, waktunya kau bicara dengan pasukanmu," ujar Stryker.
Pedro berdiri sejajar dengan Stryker, menatap anggota-anggotanya. Ia merasa bersalah karena mengkhianati mereka, tetapi dalam misi ini ia tidak bisa mengedepankan emosi.
Shane menatap jengkel. Dari segala sisi, Pedro membuatnya sangat kesal.
"Ikuti semua perintahku," ucap Pedro.
Para pengawal mengangguk.
Stryker tertawa dan Shane berdecak kesal.
"Kau harus menghabisi orang-orang itu dan kembali dengan selamat, Pedro." Stryker menepuk bahu Pedro.
"Aku mengerti, Tuan." Pedro mengangguk.
Shane berbisik di telinga Stryker. "Kau harus mengatakan hal itu padaku, Ayah."
"Kau hanya perlu membuktikan kinerjamu, Shane." Stryker memberi tanda pada semuanya untuk segera berangkat.
Pedro dan Shane memasuki mobil, disusul oleh anggota yang lain. Rombongan mulai meninggalkan kediaman.
Perjalanan akan menempuh waktu cukup lama untuk sampai ke hutan Daintree. Mereka akan melalui jalur rahasia di negara Havreland.
Shane melirik Pedro beberapa kali, berdecak jengkel.
"Kau tidak akan mendapatkan apapun dengan terus mengutukku di dalam hatimu, Shane. Jika kau masih tidak terima dengan hasil pertandingan, kau bisa melakukan tanding ulang denganku kapan pun. Itu pun jika kau masih hidup."
"Brengsek! Kau baru saja menghinaku!"
"Kau memiliki banyak jalan, kemampuan dan kemauan. Hanya saja kau masih sering terbawa emosi. Jika kau terus belajar mengendalikan diri, kau akan bisa melampauiku dan ayahmu suatu saat nanti."
"Jangan berani menceramahiku, sialan! Kau pikir siapa dirimu?"
"Jangan membebaniku selama berada di hutan Daintree. Aku bukan penjaga bayi."
"Berhenti menghinaku! Aku bisa menjaga diriku sendiri!"
"Aku akan mengingat kata-katamu."
Rombongan memasuki pinggiran kota. Mereka tiba saat sore hari di perbatasan Havreland.
"Kita akan berangkat ketika pagi. Untuk sekarang, beberapa anggota akan pergi ke hutan untuk mengabarkan kedatangan kita sekaligus memeriksa keadaan," ujar Shane.
Pedro keluar dari mobil, memberi tanda pada setengah pasukan untuk beristirahat. Ia melirik Shane yang datang menghampirinya.
"Ketika sudah memasuki hutan, kita tidak akan mendapatkan sinyal." Shane mengawasi para anggota yang mendirikan beberapa tenda di mana sebagian yang lain menyebar untuk berjaga dan memeriksa keadaan.
Sementara itu, Xander, Govin, Mikael, dan Darren tengah berada di ruangan, melihat kondisi kediaman keluarga Hillborn, termasuk kondisi Tyson dan musuh yang masih disekap di sebuah ruangan.
Layar menunjukkan keadaan hutan yang sudah bebas dari penyusup. Beberapa pengawal terlihat berjaga di pinggiran hutan dan beberapa tempat lain.
"Larson dan Cortez masih belum bergerak. Mereka tidak bisa memasuki hutan karena ketatnya penjagaan. Aku memang sudah menduga jika Larson akan dilibatkan dalam masalah ini oleh Rebel. Akan tetapi, aku tidak menyangka akan secepat ini," ujar Xander seraya duduk di sofa di mana tatapannya tidak beralih dari layar yang kini menunjukkan keadaan pasukan Cortez dan Larson yang berada agak jauh hutan.
Xander tersenyum. "Rebel bukan orang yang mudah dibohongi. Dia bisa tahu dengan cepat jika ada yang berbeda dengan Larson dan Larvin. Dia bahkan menyiapkan pasukan untuk menghabisi tiruan Larvin."
"Morgan dan anggota keluarga Hillborn yang lain berusaha untuk mendapatkan informasi dari Tyson dan yang lain, tetapi mereka justru tidak mendapatkan informasi selain informasi yang sudah mereka dan kita ketahui. Tampaknya Tyson dan yang lain tidak mengetahui soal keluarga Hillborn," ucap Govin.
Xander menatap layar yang kini menampilkan keadaan pinggiran hutan, lalu berganti kembali dengan keadaan Larson, Cortez, dan pasukannya. "Tujuan utama Tyson dan pasukannya tampaknya untuk mengetahui keberadaan musuh tanpa melakukan penyerangan terlebih dahulu, terbukti dengan kurangnya persiapan mereka. Dengan keadaan sekarang, Cortez tidak akan melakukan penyerangan dalam waktu dekat meski sudah terbantu dengan adanya pasukan yang datang bersama Larson."
Xander mengamati Larson lekat-lekat. "Aku menduga jika Larson akan mulai mencurigai musuh memiliki hubungan denganku. Ini waktu yang tepat untuk menguji sejauh mana janji dan kesetiaannya padaku. Jika terjadi pertempuran, Larson adalah orang yang pertama kali harus ditumbangkan dan diamankan."
Layar kemudian beralih pada keadaan pasukan yang berada di hutan Daintree. Tampak Donald dan beberapa anggota pasukan tengah berbincang di dalam tenda, sedang pasukan lain berjaga di beberapa titik.
"Semua persiapan nyaris selesai, Tuan. Keadaan Bernard dan yang lain juga sudah membaik. Mereka siap untuk menjalankan misi," ucap Govin.
Darren mengembus napas panjang. Pria itu ingin menggantikan Bernard dalam misi ini, tetapi ia tahu bagaimana sifat keras ayahnya. "Aku dengan terpaksa harus tetap berada di sini."
"Halangan mereka selain musuh adalah anggota suku pedalaman yang berada di sekitar bebatuan. Mereka mungkin tidak terlalu berbahaya, tetapi kita tidak boleh sampai menyakiti mereka. Mereka harus dilindungi." Xander menoleh pada Govin. "Apa kau sudah mendapatkan informasi detail mengenai suku pedalaman itu, Govin?"
"Aku belum mendapatkan informasi mengenai suku pedalaman itu, Tuan. Informasi yang bisa kita peroleh adalah mereka kemungkinan suku pedalaman yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Dengan kata lain, mereka sudah ada ketika kerajaan di Vistoria masih berdiri. Sayangnya, bahasa mereka masih sulit dimengerti."
Xander termenung sesaat. "Jika mereka sudah ada sejak zaman kerajaan, seharusnya bahasa mereka tidak akan sesulit itu untuk dimengerti oleh kita di zaman sekarang. Ada beberapa kemungkinan yang bisa saja terjadi. Pertama, mereka kemungkinan suku pedalaman yang berasal dari tempat lain dan menetap di hutan Daintree. Kedua, mereka menggunakan bahasa baru untuk menyimpan rahasia mengenai barang-barang antik itu dari orang lain."
Xander menghembus nafas panjang. "Penduduk Vistoria, Havreland, Lytora, Solvenith, Caldora, dan beberapa negara lain menggunakan bahasa yang nyaris sama selama beberapa generasi. Terdapat beberapa suku yang berbahasa lain, tetapi bahasa mereka sudah bisa dipahami dan banyak dipelajari. Tapi, beberapa suku pedalaman yang jauh dari kemajuan zaman masih menggunakan bahasa yang sama sekali belum pernah didengar dan dikenal. Anehnya, dalam catatan mendiang Tuan Evan, dia tidak menuliskan mengenai suku pedalaman. Itu berarti mendiang Tuan Evan tidak bertemu dengan suku pedalaman itu."
Xander tersenyum meski ia harus berpikir keras untuk memecah persoalan ini.
"Kami akan berusaha untuk memecahkan masalah ini, Tuan."
"Aku mempercayakan padamu, Govin." Xander menoleh pada Mikael. "Govin, bagaimana dengan Miguel? Dia belum memberikan informasi sejak beberapa hari lalu."
"Miguel belum memberikan informasi terbaru, Tuan. Dia tampaknya masih belum mendapatkan kesempatan karena ketatnya penjagaan."
"Govin, kita beralih pada masalah Hugo dan Luka Vane." Xander menatap keadaan Royaltown dan beberapa kota lain yang tampak memanas seiring dengan maraknya demonstrasi.
Semakin seru..
Tiap episode perburuan harta karun membuat penasaran..
Bravo Thor.