Rahmat seorang ustadz yang mencari keberadaan Sarah mantan kekasihnya di waktu kecil yang tiba-tiba mengirimkan sebuah surat dan buku catatan bahwa ia minta tolong di selamatkan hidupnya sehingga membawanya menjadi guru di sebuah pesantren Raudlatul jamiah tapi ketika ia kesana wanita yang ia cari memiliki keadaan yang sehat sehingga membuatnya bingung apakah itu Sarah teman sekaligus mantan masa kecilnya atau orang lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rusnarose, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
beraksi
Malam itu semua santri berkumpul di aula sekolah, acaranya Begitu meriah ini bukan hanya mengaji bersama tapi ada juga banyak penampilan para anak murid dengan berbagai kegiatan ekstrakurikuler mereka seperti marawis,pencak silat dan kegiatan lainnya.
"apa kau melihat itu Dewi!!! ustadz Satrio sangat tampan bukan??"ucap Icha yang duduk di samping Dewi sambil senyum-senyum melihat ke arah panggung di sana ada para guru juga panitia penyelenggara yang terlihat.tapi Dewi yang melihatnya hanya tersenyum sinis ia melihatnya ,wajah munafik sangat kuat di balut ketampanan dan ilmu agama yang di salah gunakan batinnya.
"kenapa kau memandangi ustadz Satrio seperti itu?"ujar Dewi sedikit sinis yang sekilas melirik kearah Icha yang dari tadi senyum-senyum sendiri.
"bagaimana bisa kau tak melihat kesempurnaan itu Dewi? Aku bayangkan jika jadi ummi Sarah,ohhh pasti sangat bahagia punya suami tampan juga paham agama terlebih lagi dia kaya seperti ustadz Satrio "Icha langsung membayangkan jika ia bisa memiliki suami suatu saat nanti seperti ustadz Satrio.dewi hanya tertegun melihat Icha yang sedari tadi seperti mengeluh-eluhkan ustadz pimpinan pondok itu.
Dewi hanya menggelengkan kepalanya ke kiri dan kanan melihat kelakuan temannya itu seandainya ia bisa langsung jujur kalau ustadz yang di kagumi nya itu tak sesempurna itu, ternyata benar yang sempurna itu hanya Allah SWT saja , semua berperan dengan dosanya masing-masing ada yang tertutup dan ada yang secara terang-terangan.ah ia tak mau berpikir macam-macam yang ia harus pikirkan bagaimana bisa membebaskan temannya dari dari tempat terkutuk itu sebelum ia meninggalkan tempat ini.
"kau lihat Dewi !!!ada ustadz baru yang juga tak kalah tampan juga."ucap Icha yang menunjuk ke arah Rahmat yang duduk di bagian paling tepi di samping jupri.dewi yang mendengar itu langsung menoleh ke arah itu juga ternyata yang tunjuk oleh Icha adalah orang yang akan ia temui malam ini.
"itu orang yang akan kita temui malam ini Icha!!"ujar Dewi yang sedang menatap kearah Rahmat yang duduk di pojok tapi terlihat sangat bersinar.melihat sekeliling tempatnya duduk tak hanya mereka yang membicarakan tentang ustadz Rahmat tapi orang di sekitar juga membicarakan tentang ustadz baru itu.
"apa??? ustadz itu yang akan kita temui??"ujar Icha yang terbelalak mendengar ucapan Dewi barusan.dewi langsung menoleh dan menganggu kan kepalanya memberi tanda kalau itu benar.
"astaga Dewi, kenapa kau tak bilang sebelumnya kalau dia yang akan kita temui malam ini,!!"ujar Icha dengan ekspresi yang sangat serius.
"memangnya kenapa?"tanya Dewi jadi penasaran kenapa temannya itu bereaksi seperti itu.
"ya kalau kau bilang,!!ya seharusnya aku berdandan lebih cantik." Dewi yang mendengar itu langsung terdiam tanpa ekspresi sedangkan Icha malah tersenyum tengil menatap Dewi yang menunjukkan ekspresi datar dan hanya menghela nafas tanpa berkata sepatah pun.
Singkat cerita malam itu berjalan dengan hikmah yang mengisi tausiah malam ini di pimpin oleh ustadz Rahmat yang sontak menjadi buah bibir para santriwati yang ada di sana, selain ketampanannya yang terlihat sangat terang juga tausiah yang di sampaikan ustadz Rahmat mudah di pahami juga terdengar sangat indah dan bermakna.
"apa ummi lihat ustadz baru itu ? sepertinya ia cerdas ,tak salah aku menerimanya di sini!!"ucap Satrio yang duduk di samping wanita bercadar itu , sedangkan wanita itu hanya melirik ke arah suaminya yang tampak kagum pada ustadz baru yang bernama Rahmat itu.ia memperhatikan ustadz yang kini berdiri di forum itu yang sedang memberikan ceramah para santri dalam hatinya andai Satrio tau kalau pria yang sedang berdiri itu adalah ancaman berat baginya tak mungkin ia menerimanya disini ,ia juga heran kenapa suaminya itu tak melihat latar belakang orang baru itu padahal selama ini ia sangat ketat dalam menyeleksi orang baru di sini jika ada yang mencurigakan ia langsung mencari tau latar belakang orang itu.atau karena ia sangat kesulitan mencari orang baru yang lulus luar seperti ustadz Rahmat sehingga ia lengah kali ini.
"apa dia pria yang lulusan Kairo Mesir yang kau katakan tempo hari?"ujarnya basa-basi saja .
"iya benar sekali, aku melihat nilainya yang sangat bagus walaupun dulunya ia hanya bersekolah bukan lulusan pondok ia punya nilai dan prestasi yang luar biasa."ujarnya yang masih menatap ke arah Rahmat yang sedang berdiri.
ia melihat suaminya sedari tadi memandang ke arah Rahmat ia sengaja belum memberi tahu kalau ia pernah berpapasan dengan Rahmat dan pria itu mengungkit tentang Sarah padanya ia sengaja merahasiakan ini dulu ,sementara itu ia sudah menyuruh orang untuk mencari tau tentang identitas Rahmat yang sebenarnya.
***
Malam itu acara hampir bubar sebagian murid sudah kembali ke asrama dan sebagainya masih di sekitaran aula membereskan tempat acara tadi dan juga membatu bersih-bersih.
Dewi dan Icha yang sudah mempunyai rencana malam ini akan meluncurkan aksinya, mereka berdua berjalan ke arah belakang panggung secara diam-diam Dewi di depan sebagai memimpin di ikuti Icha yang berjalan sambil melihat-lihat sekitar.mereka berjalan membungkuk eh lebih tepatnya hanya Dewi yang berjalan membungkuk sedangkan Icha hanya sesekali.
"kau tau Dewi ,aku sangat senang.!!"bisik Icha dari belakang.
"kenapa kau senang?"ujar Dewi tanpa menoleh anak di belakangnya itu.
"karena kita akan menemui ustadz tampan."ucapnya sambil cekikikan di belakang.
Dewi langsung menoleh pada Icha seperti biasa ia tak berbicara hanya menunjukkan wajah datar yang nampaknya seperti sudah muak.
"aku juga bingung kenapa kau mau saja membawa mu"gumam Dewi pelan dan kembali melihat ke depan.
sesampainya di belakang panggung ternyata memang benar di sana ada para guru sedang berbincang di lihatnya ada juga ustadz Satrio dan rekan guru lainnya para pria .
"sepertinya kita belum bisa menemui sekarang,ada banyak guru yang lainnya."ujar Dewi yang melihat kearah Rahmat yang sedang berbincang dengan para guru dan ada beberapa murid yang sedang membantu bersih-bersih.
"bukankah itu ustadz pada malam itu?"ucap Icha setelah melihat dari dekat wajah ustadz Rahmat ternyata ia mengenali setelah di lihat dari dekat.
"ya benar,itu dia "
"kenapa kau tak langsung berbicara malam itu? kalau kau tau."tanya Icha yang penasaran.
"ahh ceritanya panjang jika di jelaskan lagi.lain kali akan ku ceritakan padamu."ucapnya yang tetap fokus melihat pergerakan ustadz Rahmat.
"jika kita berdiri terus di sini kita akan ketahuan"ucap Icha berbicara dari belakang badan Dewi yang masih membungkuk, mereka mengintip di dekat gorden panggung jadi bisa terlihat dengan jelas jika mereka mengintip jika ada yang melihat.
"kau benar sekali cha ,"Dewi melihat-lihat sekeliling teryata kolom bawah panggung cukup luas jadi mereka memutuskan untuk menunggu di situ jika tidak di perhatikan dari dekat tidak akan terlihat dengan jelas kalau ada mereka di bawah sana tapi mereka tetap bisa melihat ustadz Rahmat yang sedang bebersih dengan jelas dari sana jadi mereka bisa menunggu semua sepi baru berencana untuk keluar.
"Dewi bagaimana bisa kau mengenal ustadz Rahmat"ujar Icha yang kini duduk di samping Dewi .
"aku mengenalnya dari wanita tembok bernama Sarah"ucapnya datar memandang ke arah luar.
sekali lagi makasih kak yah udah di koreksi insyaallah akan di perbaiki lagi 🙏
tapi sekali lagi makasih yah udah di koreksi insyaallah di perbaiki 🙏
izin tanya..Itu Si Rahmat kuliah di Arab Saudi atau di Mesir?