NovelToon NovelToon
Fitnah Kejam Mantan Suami

Fitnah Kejam Mantan Suami

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Janda / Konflik etika / Selingkuh / Keluarga / Romansa
Popularitas:6.5k
Nilai: 5
Nama Author: Muliana95

Mengangkat derajat seseorang, dan menjadikanya suami, tidak menjamin Bunga akan di hargai.
Rangga, suami dari Bunga, merupakan anak dari sopir, yang bekerja di rumah orang tua angkatnya.
Dan kini, setelah hubungan rumah tangga mereka memasuki tujuh tahun, Rangga memutuskan untuk menceraikan Bunga, dengan alasan rindu akan tangisan seorang anak.

Tak hanya itu, tepat satu bulan, perceraian itu terjadi. Bunga mulai di teror dengan fitnat-fitnah kejam di balik alasan kenapa dia di ceraikan ...
Bagi kalian yang penasaran, yuk, ikuti kisah Bunga dan Rangga ❤️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muliana95, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bertemu

Besok, sebelum hari h. Sebuah mobil van mewah terlihat berhenti di depan rumah Bambang.

Lelaki yang sebelumnya udah di beritahu lewat ponsel oleh orang suruhan Andrian, telah bersiap-siap jauh-jauh hari, untuk menantikan hari yang bahagia ini.

Tak hanya Bambang saja di sana. Ke tiga anaknya yang lain juga berada di sana. Mereka memutuskan untuk ikut bersama. Guna melihat adik bungsu mereka.

Adik, hanya di dengar dari kisah-kisah, ataupun cerita dari ayah dan abang mereka.

"Kita harus nunggu mobil satu lagi, karena mobil ini gak muat, untuk menampung semuanya," ujar sopir kala mengetahui berapa orang yang ikut ke tempat tujuan.

Total, ada sekitar dua puluh dua orang yang ingin ikut menyaksikan pernikahan Bunga.

Termasuk, kakak dari Bambang. Perempuan yang dulu paling menentang tentang kehadiran Bunga di dunia ini.

Tak lupa, wanita itu juga mengajak anak menantunya untuk ikut serta. Mengungat, kapan lagi, bisa naik pesawat secara gratis.

Dan sekarang, dia juga malah penasaran tentang kehidupan Bunga. Perempuan yang tak pernah menyentuh apa itu, kemiskinan.

Iya, karena pada kenyataanya, uang satu miliyar yang di serahkan Andrian tidak cukup, bagi mereka yang mempunyai sifat-sifat tamak.

Dan selain penasaran tentang Bunga, perempuan itu juga penasaran tentang, bagaimana rasanya jalan-jalan ke kota, dan melihat rumah Bunga.

Apakah, sama seperti yang di benaknya. Rumah-rumah mewah, seperti yang di lihat di televisi.

Sekitar enam jam kemudian, mereka tiba di sebuah hotel bintang lima untuk mereka beristirahat. Dan di hotel itu juga, acara pernikahan Bunga yang di rayakan secara meriah.

Mengingat, Andrian seorang pengusaha mabel. Yang dimana, keluarga dan kolega-koleganya begitu banyak.

Bambang menatap hotel dengan tatapan penuh kekaguman. Begitu juga yang lainnya.

Ini pertama kalinya mereka memasuki hotel yang interiornya sangat mewah. Bahkan, lobinya saja, bisa menampung banyak orang.

Begitu namanya disebut. Resepsionis langsung bertanya pada Bambang, tentang berapa kamar yang inginkan. Karena sebelumnya Andrian telah berpesan pada mereka untuk melayani Bambang dan keluarga dengan sebaik mungkin.

"Dua aja," lirih Bambang.

Resepsionis mengernyit, karena jumlah orang yang berada di sofa tersebut, terlalu banyak untuk dua kamar.

"Satu laki-laki dan satu perempuan, sedangkan anak-anak, bisa tidur dengan emaknya masing-masing," papar Deni, anak pertama Bambang menjelaskan.

Resepsionis tersenyum, "Bisa sebutkan, berapa jumlah kartu keluarga? Karena pak Andrian dan bu Vivi telah berpesan pada kami untuk melayani kalian sebaik mungkin," ungkap perempuan itu dengan ramah.

"Tujuh, tapi kami cukup pesan dua kamar aja," sahut Deni keukeh dengan pendiriannya.

Sebelumnya mereka semua sudah sepakat untuk tidur bersama. Karena mereka tidak punya cukup uang, untuk di habiskan dalam semalam.

"Ini, kamar untuk kalian. Ada di lantai dua belas, dengan nomor kamar yang berurutan," resepsionis menyerahkan key cards pada Deni serta Bambang. "Dan semuanya gratis, karena pak Andrian udah membookingnya," jelas resepsionisnya lagi.

Deni menerima key cards yang di serahkan padanya. Petugas hotel juga ikut membawakan barang-barang mereka, ke lantai yang di tuju.

Tanpa mereka tahu, Bunga juga berada di lantai yang sama. Begitu juga dengan Andrian serta istrinya.

Tiba di lantai yang di maksud, masing-masing kepala keluarga di berikan satu kartu oleh Bambang, mereka masuk ke kamar sesuai nomor yang tertera disana.

Dan begitu sebagian orang masuk ke kamar masing-masing. Pengawal langsung memanggil Bambang, dia mengatakan jika kedatangannya telah di tunggu oleh Andrian.

Semula, Andrian memang hendak turun, menyambut langsung kedatangan Bambang. Namun, saat mengetahui jika banyak keluarga yang ikut, Andrian mengurungkan niatnya. Dia gak mau, kehadirannya malah membuat kehebohan.

Karena merasa gugup, Bambang mengajak Deni untuk ikut menemaninya.

Tentu saja, Deni mau. Karena inilah, momen yang di tunggu-tunggunya semenjak dua puluh delapan tahun yang lalu.

Tak di sangka, ternyata pengawal membawa Bambang dan Deni, ke kamar tepat di sebelah kamar yang di huni oleh Bambang.

Begitu pintu terbuka, Bambang dan Deni di persilahkan masuk ke dalam. Sedangkan, lelaki yang mengantarkan mereka, langsung kembali menutup kembali pintu itu. Meninggalkan mereka berdua disana.

"Pa, ma ..." seorang gadis yang baru saja selesai melakukan perawatan tubuhnya keluar masih dengan menggenakan kimono.

Dan tanpa sadar Bambang menjatuhkan air matanya. Dia tahu, itu Bunga. Bunga Adelia, anak bungsu, yang dilahirkan oleh almarhumah istrinya.

Wajah itu, wajah yang gak bisa di lupakan oleh Bambang, walaupun telah bertahun-tahun yang lalu.

Bunga, dia mewarisi semua kecantikan almarhumah istrinya. Bedanya, wajah Bunga tidak ada tahi lalat kecil, di sudut matanya.

Lainnya, dia persis seperti Reni.

Reni, saat pertama kali di lihatnya, yang sedang mengejar lembu, beberapa tahun yang lalu.

"Kalian," suara Bunga bergetar.

Bunga tahu itu keluarga kandungnya.

Apalagi, dua lelaki di hadapannya sedang menangis. Terbukti dengan isakan kecil yang terdengar.

"Ma, pa ..." panggil Bunga lagi.

Andrian dan Vivi sengaja menyuruh Bambang untuk ke kamar Bunga. Mereka ingin memberikan sedikit waktu untuk Bambang, melihat keadaan anaknya.

Dan sekarang, Andrian dan Vivi memilih untuk ke kamar mereka, yang berada di depan kamar Bunga.

"Bunga, Bunga Adelia ..." lirih Bambang, sembari maju selangkah.

Bunga pun, memilih mendekat. Karena sejak ia tahu, jika ia merupakan anak angkat. Dia telah mempersiapkan hal ini.

Bertemu dengan keluarga kandungnya.

Tapi, jujur. Ini terlalu menyesakkan. Dan inilah, saatnya dia akan menggali informasi sebanyak-banyaknya tentang alasan di balik, kenapa dia berada di tangan orang tua angkatnya.

Karena Andrian dan Vivi masih menutupi kebenaran tentang hal ini.

"Kenapa?" tanya Bunga lirih.

Bambang yang tadi, melangkah mendekati Bunga langsung menghentikan kakinya.

Pertanyaan Bunga, mengembalikan kesadarannya. Kesadaran betapa bodoh dan berdosanya dia sebagai orang tua.

"Apa salah ku?" tanya Bunga lagi.

Jangankan Bambang, Deni saja merasa bersalah dengan pertanyaan adiknya.

Seharusnya, dulu dia bisa mempertahankan Bunga. Seharusnya dia bisa menjadi pelindung untuk adik-adiknya. Tapi apa? Dia bahkan tidak bisa bertemu ataupun mendapatkan informasi apapun tentang Bunga.

"Maafkan ayah, maafkan lelaki tua, yang bodoh ini nak. Maafkan ayah," Bambang menjatuhkan tubuhnya. Dia berlutut memohon ampun pada Bunga.

Deni pun, ikut melakukan hal yang sama. Dia terisak, seraya merangkul ayahnya.

"Maafkan abang, maafkan abang yang tidak bisa mempertahankanmu nak, maafkan abang ..." mohon Deni, menangkup kedua tangannya.

"Katakan sejujurnya, kenapa? Kenapa kalian membuangku? Kenapa?" Bunga berteriak. Dia merasakan sesak di dadanya.

Padahal, sebelumnya dia sudah di wanti-wanti oleh Vivi dan Andrian, untuk tetap menghormati ayah kandungnya. Dan Vivi juga berulang kali menjelaskan, jika Bunga merupakan anak yang diambil secara sah. Bukan anak buangan, yang di ambil di panti asuhan, ataupun di temukan di jalanan.

Akan tetapi, nasehat Vivi menghilang begitu saja. Rasa emosi lebih dominan di hatinya.

1
☠🦋⃟‌⃟𝔸𝕥𝕙𝕖𝕟𝕒 ⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ
jgn2 nnt saat tau bunga di adopsi keluarga kya mrk mnt uang lagi pula ke bunganya🥺
Cemployn
mehhh, si bambang juga ga tegas bangett ngadepin keluarga si istri???? mehhh!! mehhh!!!! kepala rumah tangga macam apaa??!! mehhhhh rindu anak mehhhh
Cemployn
mental pengemis bingitsss🐖
Shin Himawari
astaga, malah diperas🥲
Shin Himawari
kok tega teganya siii, masih ada bapaknya keluarga yang lain malah mau titip panti asuhan
👑Chaotic Devil Queen👑
Udah biasa sih. Orang tua kan memang kebanyakan menganggap anaknya sebagai investasi masa tua 🗿
👑Chaotic Devil Queen👑
Bayi gak minta dilahirin sih padahal. Orang tuanya sendiri yang memutuskan mau punya anak. Jadi ya tanggung sendiri resikonya! Udah pada dewasa, kan? Makanya mikir, kidz 🗿
Iyikadin
Bagus nihh pemikiran suaminyaaa, panjang umur suami kaya begitu
Rezqhi Amalia
goodjob. Orang seperti mereka memang pantas digituin untuk menghindari kecurangan
Rezqhi Amalia
pemerasan namanya ini. Padahal Vivi yang membantunya. Andaikan Vivi tidak membantunya Reni tetap mati juga.
Rezqhi Amalia
Nangis kejer😭😭. Kasihan banget
Aksara_Dee
baik sekali Bu Vivi
Rezqhi Amalia
Namanya juga takdir, tidak ada yang tahu🥲
Rezqhi Amalia
Bayi itu tidak tahu apa-apa. Ya Allah 😭, sedih banget. Andaikan bayi itu bisa memilih pasti dia tidak ingin lahir dengan takdir yang begini😭
Aksara_Dee
pengen tempelin gosokan anget ke bibir rangga
Aksara_Dee
dipikir hamil kayak nyuruh sholat yak. sekarang disuruh lgsg isi
@dadan_kusuma89
Kasih, Bu! Kasih lima milyar sekalian😁. Mereka menganggap uang lebih berharga dari keluarga.
@dadan_kusuma89
Sungguh malang nasib Bunga yang tak tau apa-apa malah dianggap sebagai penyebab kematian Ibunya. Bawalah dia, Bu Vivi!
ηιтσ
beristirahat dalam damai
Oksy_K
surga untukmu mama Reni. terimakasih sudah melahirkan bunga yang cantik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!