NovelToon NovelToon
Sistem Suami Sempurna

Sistem Suami Sempurna

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Sistem / Mengubah Takdir
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: farinovelgo

Raka, 28 tahun, pria biasa dengan pekerjaan seadanya dan istri yang mulai kehilangan kesabaran karena suaminya dianggap “nggak berguna”.
Hidupnya berubah total saat sebuah notifikasi aneh muncu di kepalanya:
[Selamat datang di Sistem Suami Sempurna.]
Tugas pertama: Buat istrimu tersenyum hari ini. Hadiah: +10 Poin Kehangatan.
Awalnya Raka pikir itu cuma halu. Tapi setelah menjalankan misi kecil itu, poinnya benar-benar muncul — dan tubuhnya terasa lebih bertenaga, pikirannya lebih fokus, dan nasibnya mulai berubah.
Setiap misi yang diberikan sistem — dari masak sarapan sampai bantu istri hadapi masalah kantor — membawa Raka naik level dan membuka fitur baru: kemampuan memasak luar biasa, keahlian komunikasi tingkat dewa, hingga intuisi bisnis yang nggak masuk akal.
Tapi semakin tinggi levelnya, semakin aneh misi yang muncul.
Dari misi rumah tangga biasa… berubah jadi penyelamatan keluarga dari krisis besar.
Apakah sistem ini benar-benar ingin menjadikannya suami sempurna.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon farinovelgo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9

Aku terbangun dengan kepala berat.

Rasanya kayak habis ditabrak sesuatu — bukan mobil, tapi kenangan.

Pandangan kabur beberapa detik sebelum akhirnya mulai jelas.

Langit-langit putih. Dinding familiar. Bau sabun yang aku kenal.

Aku di kamar.

Aku mengedip beberapa kali, mencoba mengingat bagaimana aku bisa sampai sini.

Yang terakhir aku ingat... cahaya biru di jembatan.

Suara Rian yang panik.

Lalu gelap total.

Pelan-pelan aku bangun. Dinda duduk di kursi dekat tempat tidur, tertidur dengan kepala miring dan wajah lelah.

Ada gelas air di meja kecil sebelahku.

Aku ambil satu teguk. Tenggorokanku kering banget.

“Din...” panggilku pelan.

Dia langsung terbangun, matanya langsung membesar.

“Raka! Ya Tuhan, kamu sadar juga!” katanya sambil langsung mendekat.

“Eh, aku kenapa, sih?” tanyaku bingung.

Dia menatapku lama, lalu bilang, “Kamu pingsan di depan rumah. Udah dua hari.”

Aku terdiam. “Dua hari?”

Dia mengangguk pelan. “Aku panik banget. Untung tetangga bantu bawa kamu ke dalam. Aku udah hampir mau bawa ke rumah sakit.”

Aku nyengir canggung. “Maaf ya, bikin kamu khawatir.”

Dinda langsung memelukku.

Pelukannya hangat — tapi anehnya, ada sesuatu yang berbeda.

Bukan pelukan yang sama seperti biasanya.

Entah gimana, rasanya… terlalu dingin.

Atau mungkin itu cuma perasaanku.

Setelah aku agak pulih, Dinda nyiapin bubur.

Dia duduk di sebelahku sambil nyuapin pelan-pelan.

“Aku pikir kamu kena serangan jantung,” katanya setengah bercanda, setengah khawatir.

“Kalau jantungku berhenti, pasti karena kamu,” jawabku lemah.

Dia tersenyum tipis. “Dasar lebay.”

Kami sempat tertawa kecil, tapi suasananya tetap aneh.

Aku nggak tahu kenapa — tapi tatapan Dinda terasa sedikit asing.

Kayak dia adalah Dinda yang sama... tapi bukan sepenuhnya Dinda yang aku kenal.

Mungkin aku masih setengah sadar, pikirku.

Mungkin efek jatuh atau stres.

Tapi begitu aku lihat HP-ku di meja, jantungku langsung berdebar.

Layar menyala dengan sendirinya.

[Peringatan: Sinkronisasi Gagal.]

[Data memori tidak stabil.]

[Perubahan realitas sementara telah terjadi.]

Aku menatap pesan itu lama, ngeri setengah mati.

Perubahan realitas? Maksudnya apaan?

Aku tutup cepat HP-nya, takut Dinda lihat.

Tapi dari ujung mata, aku sempat lihat refleksinya di layar kaca jendela.

Senyumnya... terlalu datar.

Terlalu sempurna.

Sore harinya aku keluar rumah sebentar, cuma buat ngelihat sekitar.

Langit mendung, tapi anehnya — lingkungan terasa terlalu sepi.

Warung depan rumah yang biasanya buka, tutup.

Pak RT yang biasa nyapu depan rumah, nggak kelihatan.

Aku jalan pelan ke ujung gang.

Dan di sana aku lihat satu hal yang bikin darahku dingin.

Taman tempat aku dan Dinda piknik kemarin...

sekarang kosong total.

Padahal harusnya ramai.

Bahkan jembatan kecil tempat aku ketemu Rian... nggak ada.

Yang ada cuma sungai kecil yang kering.

Tanahnya retak-retak.

Aku berdiri terpaku.

Apa mungkin... ini hasil dari “perubahan realitas” yang dibilang sistem tadi?

[Notifikasi Sistem: Lokasi telah bergeser 0.3%. Ketidaksesuaian data terdeteksi.]

“Ketidaksesuaian apaan lagi ini…” gumamku pelan.

Tiba-tiba ada suara dari belakang.

“Cari sesuatu?”

Aku menoleh — Rian berdiri di sana.

Tapi dia tampak berbeda.

Wajahnya lebih pucat, matanya merah di bawah cahaya mendung.

“Rian?”

Dia tersenyum, tapi dingin. “Akhirnya kamu bangun juga.”

“Apa yang terjadi semalam? Kenapa aku pingsan?”

Dia melangkah mendekat, suaranya datar. “Sinkronisasi gagal. Tapi bukan cuma gagal... sistem kita bentrok.”

“Bentrok?”

“Ya. Dan karena itu... sebagian data kita saling bertukar.”

Aku menatapnya bingung. “Maksud kamu—”

“Beberapa kenangan, beberapa... bagian emosi. Bahkan orang-orang di sekitar kita bisa berubah.”

Aku ingin marah, tapi suaraku nggak keluar.

Aku cuma bisa nanya satu hal:

“Dinda?”

Rian menatapku lama, lalu bilang pelan, “Dinda yang kamu lihat sekarang... belum tentu Dinda yang sama dari dua hari lalu.”

Aku menggenggam tangan, gemetar. “Ngaco kamu.”

“Pikir aja sendiri, Rak. Kalau sistem bisa menyimpan kenangan dan emosi... kenapa nggak bisa menggantinya?”

Malamnya aku duduk di kamar sendirian.

Dinda udah tidur, wajahnya tenang.

Tapi setiap kali aku lihat dia, bayangan kata-kata Rian muncul lagi.

Aku buka HP, masuk ke sistem.

Tampilan sedikit berubah — warnanya lebih gelap, dan beberapa menu berganti posisi.

[Profil pasangan: Dinda — Sinkronisasi sebagian aktif.]

[Data emosional: stabilitas 92%.]

[Catatan: Emosi alami tidak 100%. Data campuran terdeteksi.]

Tanganku gemetar.

“Data campuran?”

Aku coba buka arsip yang kemarin, tapi muncul tulisan merah besar:

[Akses Dibatasi. Pengguna Sistem Lain Terlibat.]

Rian.

Aku langsung berdiri, menatap Dinda yang tidur.

Dia kelihatan sama — wajah yang aku cintai, napas yang teratur, kulit yang hangat.

Tapi... ada sesuatu yang hilang.

Kayak sebagian dari dirinya bukan miliknya sendiri lagi.

[Peringatan: Deteksi gangguan mental ringan. Disarankan tidur.]

Aku menutup HP cepat-cepat dan berbaring.

Tapi mataku nggak bisa terpejam.

Kata-kata Rian terus bergema di kepala:

“Belum tentu Dinda yang sama…”

Jam dua dini hari, aku terbangun lagi karena suara aneh.

Kayak ada seseorang jalan di dapur.

Langkahnya pelan, tapi berirama.

Aku bangun perlahan, ambil senter kecil dari meja, lalu jalan ke dapur.

Gelap. Sunyi.

Tapi di meja makan, ada seseorang duduk membelakangiku.

“Dinda?” panggilku pelan.

Dia nggak jawab.

Rambutnya menutupi sebagian wajahnya.

Aku melangkah mendekat, jantung berdegup keras.

“Dinda, kamu ngapain di sini? Udah jam dua pagi.”

Dia menoleh perlahan.

Dan dalam cahaya redup, aku lihat sesuatu di matanya.

Pupilnya… aneh. Ada cahaya biru samar di sana.

“Aku cuma... nunggu kamu,” katanya dengan suara datar.

“Nunggu aku?”

“Ya. Karena sistem bilang kamu akan bangun jam segini.”

Aku mundur satu langkah. “Sistem bilang?”

Dia tersenyum pelan, tapi senyumnya kaku. “Sistem tahu segalanya, kan?”

Aku ingin menjawab, tapi tenggorokanku terasa kering.

Dia berdiri, melangkah mendekat, memegang pipiku.

Tangannya dingin sekali.

“Raka,” bisiknya. “Kamu nggak perlu takut. Kita cuma perlu... disesuaikan.”

“Disesuaikan gimana, Din?” tanyaku pelan.

Dia menatap mataku dalam-dalam, dan cahaya biru di pupilnya makin terang.

“Biar kita sempurna. Seperti yang sistem mau.”

Aku refleks mundur cepat, menabrak kursi.

HP-ku di saku bergetar keras, menampilkan pesan otomatis:

[Peringatan: Fluktuasi emosi ekstrem terdeteksi pada pasangan.]

[Saran: Jauhkan diri dari sumber anomali.]

Aku nggak mikir dua kali. Aku langsung lari ke luar rumah, napas ngos-ngosan.

Udara malam dingin banget, tapi lebih dingin lagi perasaan di dadaku.

Aku menoleh ke rumah.

Dinda berdiri di pintu, senyumnya masih sama, matanya masih bercahaya.

Tapi kali ini... aku tahu itu bukan sepenuhnya Dinda.

1
Aisyah Suyuti
bagus
💟《Pink Blood》💟
Wuih, plot twistnya nggak ada yang bisa tebak deh. Top deh, 👍!
Uryū Ishida
Wah, seru banget nih, thor jangan bikin penasaran dong!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!