NovelToon NovelToon
Menikahi Adik Sang Mafia

Menikahi Adik Sang Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Obsesi / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: Ericka Kano

Ivy Cecilia, seorang perawat yang bertugas di salah satu rumah sakit harus rela kehilangan sang suami dalam kecelakaan tunggal saat pulang dari rumah sakit. Pesan terakhir suaminya adalah jasadnya harus dikebumikan di tanah kelahirannya, Tondo, di negara Filipina. Demi rasa cintanya, Ivy pun menyanggupi. Dengan membawa dua anak mereka yang masih kecil, Ivy mengurus keberangkatannya membawa jenazah suaminya ke Filipina. Karena belum pernah bertemu sebelumnya, Ivi berniat tindak lama di sana. Selesai misa pemakaman Ivi akan kembali ke Indonesia.

Namun, yang menanti Ivy di sana bukanlah sesuatu yang mudah. Bukanlah pertemuan dengan keluarga mertua yang seperti biasa. Kegelapan, darah, amarah, dan jebakan paling menyiksa sepanjang hidupnya sudah menanti Ivy di Tondo, Filipina.

Apakah Ivy berhasil melalui itu semua dan kembali ke Indonesia?

ataukah Ivy terjebak di sana seumur hidupnya?

Ayo, temani Ivy berpetualang di negeri seberang, Filipina, melaksanakan pesan terakhir mendiang suami.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ericka Kano, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14 : Percobaan Pembunuhan Ivy

Damon membukakan pintu untuk Lukas. Lukas masuk dengan wajah pias.

"Apa perlu menambah personil untuk menjaga Madame selagi Anda keluar, Tuan?," tanya Damon sambil mulai menjalankan mobil

"Tidak perlu. Penjaga yang lalu sudah kau ganti?,"

"Sudah, Tuan. Aku mengambilnya dari pasukan khusus supaya tidak terjadi lagi kecolongan seperti kedatangan nona Carmen waktu itu,"

Lukas membisu beberapa saat. Damon pun tidak berani berkata apa-apa lagi melihat raut wajahnya dalam keadaan mood yang kurang baik.

"Damon,"

"Iya Tuan," Damon melihat wajah Tuannya dari spion.

"Apa yang akan kau lakukan kalau cintamu ditolak?,"

"Kalau dulu biasanya aku ke club malam. Bersenang-senang, minum-minum, pokoknya apa saja yang membuat hati ini lega dan melupakan penolakan itu,"

Lukas memandang jalanan yang dilalui.

Damon bertanya,

"Apa Tuan sudah mengungkapkan perasaan Tuan pada Madame?,"

"Belum,"

"Lalu bagaimana Tuan tahu kalau Madame menolak cinta Tuan? Lagipula wanita mana yang bisa menolak pesona seorang Lukas Vergara. Jika tuan mau, semua wanita di Tondo ini pun rela antri untuk tidur dengan Tuan," Damon tertawa

"Dia mengatakan kalau tidak mau menikah denganku,"

Tawa Damon terhenti.

"Maaf, Tuan,"

"Dia berpikir aku harus menikahi seorang gadis bukan janda seperti dirinya. Karena aku belum pernah menikah sebelumnya,"

Raut wajah pias itu datang lagi. Damon memilih diam tak menanggapi lagi.

**

Sementara Ivy selepas Lukas pergi menjadi gelisah. Dia mulai berperang dengan batinnya sendiri.

Secara personal, Lukas itu menarik. Dia belum pernah menikah. Pacaran pun hanya sekali itu pun sepertinya masih batas wajar dengan Carmen. Keluarganya termasuk kaum konglo di Tondo. Mereka punya banyak aset. Dia jago berkelahi. Mungkin dia juga setia seperti Rafael.

Mungkin ini terlalu dini. Apalagi kami berdua belum saling kenal. Aku tidak mau menyesal dan akhirnya gagal dalam pernikahan .Harus berapa kali menikah. Lagipula, untuk pria lajang seperti Lukas sudah seharusnya dia mendapat gadis bukan janda. Dia pasti akan menyesal seumur hidupnya menikahi janda.

Rafael, katakan ini hanya mimpi. Dan bangunkan aku kalau sudah tiba di Jakarta.

Ivy pun perlahan mulai masuk dalam alam tidur.

**

Lukas yang dalam keadaan kacau memilih mengikuti perkataan Damon. Pergi ke club malam. Dia jarang ke club. Kalaupun ke club biasanya untuk mengadakan pertemuan bisnis. Baru kali ini dia berkeinginan ke club untuk minum-minum. Lukas menggunakan kaos ketat hitam dan celana hitam slim fit. Dia juga mengenakan topi hitam dan kacamata hitam.

Lukas memandangi dirinya di kaca. Dia ragu-ragu untuk pergi. Hatinya ingin pergi ke rumah sakit menemani Ivy, namun penolakan Ivy menorehkan rasa sakit di hati Lukas.

Lukas melangkahkan kaki ke parkiran. Dia memutuskan untuk tidak memakai mobilnya. Dia menggunakan mobil yang lain. Dia tidak ingin keberadaannya terlalu mencolok di club nanti.

Lukas menjalankan mobil dengan tidak bersemangat. Dia teringat Ivy. Dorongan hatinya memaksa dia membelokan setir mobilnya ke rumah sakit. Dia ingin berbicara sekali lagi dengan Ivy. Mungkin masih bisa. Tapi bagaimana kalau ditolak lagi.

Lukas memarkirkan mobilnya di parkiran rumah sakit. Dia melepas kacamatanya. Saat hendak keluar, dia melihat mobil Carmen terparkir tepat di sampingnya. Carmen lagi. Lukas jadi malas berurusan dengan wanita itu. Akhirnya dia mengurungkan niatnya untuk turun. Lagipula, dia masih belum siap untuk mendengar penolakan Ivy.

Lukas memundurkan mobilnya dan keluar dari area parkir. Dia memilih menuju club.

Dalam perjalanan Lukas larut dalam bayangan Ivy. Dia masih tidak mengerti kenapa bisa terjebak dalam rasa cinta pada istri mendiang kakak nya.

Mobilnya masuk ke area parkir club. Ini belum terlalu larut. Masih jam 8 malam. Belum banyak yang datang. Lukas belum langsung masuk. Dia duduk diam di dalam mobil.

**

"Sepertinya ini adalah waktu yang tepat untuk menyusup. Jam makan malam sudah usai. Tidak ada perawat lagi yang akan masuk ke dalam. Menurut Joice, perawat akan datang di jam 10 nanti. Selesaikan lebih cepat," ucap Carmen kepada orang yang duduk di sampingnya.

"Baik,"

"Ingat, jangan meninggalkan jejak. Kita akan berhadapan dengan Vergara jika ini sampai ketahuan,"

Pria itu mengangguk. Dia menggunakan sarung tangannya dan keluar dari mobil.

Sepertinya pria ini adalah pembunuh terlatih. Untuk bisa mencapai ruang VIP mudah saja baginya. Dia merambat di dinding seperti cicak. Naik dari lantai satu ke lantai dua pun hal yang mudah baginya.

Dia sudah berada di jendela dekat ruang VIP. Dia juga melihat dua orang penjaga sedang berdiri di depan pintu kamar.

Dari balik salah satu jendela yang terbuka, pria itu melemparkan sesuatu yang mengenai leher penjaga tersebut. Tiba-tiba keduanya rebah. Pria itu membidik cctv supaya setiap gerakannya tidak terekam.

**

Lukas masih ragu untuk turun dari mobil. Suasana hatinya benar-benar kacau.

Tunggu. Tadi ada mobil Carmen. Kalau dia datang lagi dan mengganggu Ivy pasti Ivy akan sangat terganggu. Tapi kenapa dia datang di malam hari...

Lukas segera mengundurkan mobilnya, memutar mobilnya ke arah pintu keluar.

**

Pria itu berhasil melumpuhkan cctv dengan menggunakan permen karet yang ditempelkan di kamera nya. Dia memutar gagang pintu. Pintu terbuka. Dia melihat Ivy sedang tertidur. Pria itu memeriksa jangan sampai di ruangan itu juga ada cctv.

Selesai memastikan keadaan cukup aman untuk dia beraksi, dia mulai mendekati Ivy. Dia menggunakan kedua tangannya yang sudah menggunakan sarung untuk membekap mulut Ivy. Ivy terbangun. Antara setengah sadar karena baru bangun dan kaget, Ivy berusaha melawan. Tangannya merontah.

**

Lukas memarkirkan mobilnya begitu saja. Dia masih melihat mobil Carmen terparkir di sana. Perasaannya mulai tidak enak. Dia berlari ke dalam rumah sakit dan bertanya jika ada yang datang menjenguk Ivy, tapi perawat di bagian informasi menjawab tidak ada. Lukas berlari ke arah lift menuju ruang VIP.

**

Ivy berusaha mencakar wajah pria. Namun pria itu jauh lebih kuat dari Ivy. Dia membekap Ivy lebih kuat. Ivy tetap merontah akhirnya dia terjatuh selang infusnya terlepas. Dia mendorong dirinya menjauh dari tempat tidur. Tapi percuma saja. Kondisinya membuat Ivy susah bergerak. Pria itu kembali mendekati Ivy. Ivy hendak berteriak tapi dia lebih dulu membekap mulut Ivy lagi. Tepat di saat Ivy hampir kehabisan napas, suara tembakan terdengar.

Lukas tiba dan langsung menembaki pria itu mengenai punggungnya. Pria itu seketika berlari ke jendela dan melompat keluar lewat jendela. Lukas mengejarnya hingga ke jendela. Tapi pria itu sangat cepat. Dia menghilang.

"Ivy," Lukas mengangkat Ivy dan meletakkannya kembali ke tempat tidur. Lukas menekan tombol "help" di atas kepala Ivy.

Ivy kesulitan bernapas. Lukas menekan lagi tombol help.

Tidak lama dua orang perawat datang.

Mereka terkejut melihat keadaan kamar yang berantakan. Mereka segera melakukan pertolongan pada Ivy.

Lukas keluar menelpon Damon dan meminta tambahan pengawalan. Damon datang dan mengurus dua pengawal yang tadi dilumpuhkan pria misterius.

**

Ivy diberi penenang agar bisa istirahat. Nyonya Christina segera datang mengetahui kejadian itu. Sofia pun ikut datang. Semua hening dalam ruangan. Mereka tidak menyangka akan kecolongan seperti ini.

"Aku pikir kamu menjaganya, Lukas," suara Nyonya Christina rendah tapi penuh penekanan.

"Aku keluar sebentar tadi," jawab Lukas sambil memandangi wajah Ivy.

"Ibu, aku kasihan pada kak Ivy. Sejak datang ke Tondo selalu saja ada yang menimpa hidupnya. Dia sudah beberapa kali lolos percobaan pembunuhan," ujar Sofia.

"Pernikahan kalian harus segera dilaksanakan Lukas,"

"Apa? Pernikahan? Siapa yang akan menikah ibu?," seru Sofia

"Lukas dan Ivy,"

Mata Sofia berbinar.

"Akhirnya kak Ivy boleh tinggal lama di Tondo, yeayy,"

"Ini tidak mudah, Ibu,"

"Tidak mudah bagaimana? Apa yang tidak bisa dilakukan oleh keluarga Vergara,"

"Pernikahan bukan bisnis, Ibu. Pernikahan butuh cinta,"

"Cinta datang karena terbiasa Lukas. Kalian hanya belum lama bersama. Itu saja. Kalau dia memilih Rafael, berarti dia juga bisa memilihmu," Nyonya Christina ketus.

Lukas mengusap kasar wajahnya. Entah bagaimana dia harus menjelaskannya pada ibunya.

"Ivy memintaku untuk mengatakan pada ibu bahwa dia menolak pernikahan ini,"

"Heh, menolak? Dan kau menerima perkataan Ivy itu?," Lukas mengangguk, "Lemah," lanjut Nyonya Christina.

"Lalu aku harus apa Ibu? Aku harus memaksa nya?," suara Lukas mulai meninggi.

"Kakak, nanti kak Ivy bangun,"

"Lihat caramu. Bagaimana Ivy menyukaimu. Kamu kaku, kasar, suka membentak,"

Lukas mengepalkan tangannya ke udara.

"Besok harus ada kabar baik. Kalau tidak aku yang akan bertindak. Kalau perlu kalian aku nikahkan di ruangan ini," nyonya Christina segera beranjak dari tempat duduk.

"Kak, aku pulang ya," Sofia sempat pamit sebelum mengikuti ibunya yang sudah lebih dulu keluar.

"Murey, bawakan tequila ku ke rumah sakit sekarang,"

Lukas memutuskan minum tequila. Di duduk di sofa panjang di ruangan itu. Dia mulai menuang tequila dan meminumnya seteguk demi seteguk.

Belakangan ini banyak peristiwa yang terjadi. Dia menatap Ivy yang masih tertidur.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!