NovelToon NovelToon
Kaisar: Dewa Immortal

Kaisar: Dewa Immortal

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Fantasi Timur / Kisah cinta masa kecil / Kelahiran kembali menjadi kuat / Epik Petualangan / Romansa
Popularitas:7.5k
Nilai: 5
Nama Author: Sang_Imajinasi

Langit senja berwarna jingga keemasan, perlahan memudar menjadi ungu lembut. Burung-burung kembali ke sarang, sementara kabut tipis turun dari gunung di kejauhan, menyelimuti desa kecil bernama Qinghe. Di ujung jalan berdebu, seorang anak laki-laki berusia dua belas tahun berjalan tertatih, memanggul seikat kayu bakar yang nyaris dua kali lebih besar dari tubuhnya.

Bajunya lusuh penuh tambalan, rambut hitamnya kusut, dan wajahnya dipenuhi keringat. Namun, di balik penampilan sederhananya, sepasang mata hitam berkilau seolah menyimpan sesuatu yang lebih besar daripada tubuh kurusnya.

“Xiao Feng! Jangan lamban, nanti api dapur padam!” teriak seorang wanita tua dari rumah reyot di pinggir desa. Suaranya serak tapi penuh kasih. Dialah Nenek Lan, satu-satunya keluarga yang tersisa bagi bocah itu.

Xiao Feng menyeringai meski peluh bercucuran.
“Ya, Nenek! Sedikit lagi! Kayu ini lebih keras kepala dari banteng gunung, tapi aku akan menaklukkannya!”

Nenek Lan hanya mendengus.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sang_Imajinasi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10 – Jejak Pertama di Dunia Luar

Langit siang itu biru terang tanpa awan. Jalan tanah membentang panjang di depan, melewati hutan hijau yang berdesir tertiup angin. Burung-burung beterbangan, suaranya riuh, seakan menyambut langkah pertama Xiao Feng di luar desa.

Namun, bagi Xiao Feng, dunia di luar desa Qinghe terasa seperti lembaran kosong yang menakutkan. Ia berjalan dengan langkah ragu, tas kain kecil di punggung, batu giok tergantung di leher, dan pisau sederhana terselip di pinggang.

“Aku benar-benar sudah meninggalkan desa…” pikirnya.

Rasanya aneh, campuran antara kebebasan dan kesepian. Tidak ada lagi tatapan orang-orang desa, tidak ada lagi suara gurunya, hanya hutan luas dan jalan panjang yang menanti.

Setelah beberapa jam berjalan, ia memasuki hutan lebat. Pohon-pohon menjulang tinggi, rantingnya menutup cahaya matahari hingga jalan setapak terasa remang. Suara serangga dan binatang liar menggema, membuat bulu kuduknya meremang.

Xiao Feng memegang pisau kecilnya erat-erat. “Guru bilang, dunia luar bukan tempat aman. Bahkan seekor kelinci bisa jadi pemangsa jika sudah berubah menjadi beast.”

Ia menajamkan telinganya. Dari kejauhan, terdengar gemerisik dedaunan. Xiao Feng menahan napas, tubuhnya kaku. Dari balik semak, seekor kelinci besar muncul, bulunya abu-abu, matanya merah menyala. Taringnya panjang, jelas bukan kelinci biasa.

“Spirit Beast tingkat rendah…” gumam Xiao Feng, teringat ajaran Wu Zhen.

Kelinci itu melompat ke arahnya dengan kecepatan tak terduga. Xiao Feng terkejut, namun instingnya bergerak. Ia mengalirkan Qi ke kakinya, melompat ke samping, lalu mengayunkan pisaunya. Pisau itu mengenai bahu kelinci, tapi hanya menimbulkan luka dangkal.

Binatang itu meraung marah, menyerang lagi. Xiao Feng mundur sambil menyalurkan Qi ke tangannya. Nyala api samar muncul, menyaluti pisaunya. Dengan teriakan keras, ia menebas kepala kelinci itu.

Binatang itu jatuh, tubuhnya mengejang sebelum akhirnya diam. Napas Xiao Feng terengah-engah, keringat mengalir deras.

Ia menatap mayat kelinci itu. “Ini… baru awal. Jika aku tak hati-hati, aku bisa mati kapan saja.”

Dari kejauhan, dua pria berpakaian hitam memperhatikan pertarungan itu. Mereka adalah bayangan yang sejak awal mengikuti Xiao Feng dari desa.

“Hmph, anak ini benar-benar punya bakat. Lihat, dia bahkan bisa mengeluarkan api dari Qi tipisnya.”

“Ya, tapi dia masih hijau. Jika kita menyerangnya sekarang, dia tak akan bisa melawan.”

Pria pertama menggeleng. “Belum. Kita harus tahu lebih banyak dulu. Batu giok itu pasti bukan barang biasa. Biarkan dia tumbuh sedikit, lalu kita rampas semuanya sekaligus.”

Keduanya menyeringai, lalu menghilang di balik pepohonan, meninggalkan aura dingin di udara.

Saat senja, Xiao Feng tiba di jalan kecil yang mengarah ke sebuah kota kecil. Dari kejauhan, ia bisa melihat dinding sederhana dari kayu dan batu, serta bendera berwarna merah dengan simbol naga kecil berkibar di gerbang.

“Jadi ini… dunia luar,” gumamnya.

Di depan gerbang kota, banyak orang berlalu-lalang. Ada pedagang yang membawa kereta penuh barang, pengelana dengan pedang di pinggang, bahkan beberapa kultivator muda dengan pakaian khas sekte kecil. Mereka tertawa, berbicara dengan penuh percaya diri, seakan dunia ini milik mereka.

Xiao Feng merasa kecil di tengah keramaian itu. Jantungnya berdegup cepat, matanya berputar ke segala arah.

“Aku… benar-benar orang asing di sini. Jika aku tak hati-hati, aku akan terhanyut dan dihancurkan.”

Namun, sebelum ia bisa masuk, seorang gadis muda tiba-tiba menabraknya. Tubuh mungilnya jatuh ke tanah, kantong kain yang dibawanya terjatuh dan isinya—buah merah kecil—terhambur di jalan.

“Aduh!” Gadis itu mengaduh, lalu buru-buru mengumpulkan buah-buahnya.

Xiao Feng berjongkok, membantu mengambilnya. “Kau baik-baik saja?”

Gadis itu menoleh, matanya besar dan berkilau, wajahnya kotor namun manis. “I-ya, terima kasih!”

Saat melihat Xiao Feng, ia menatap aneh. “Kau… dari desa? Pakaianmu lusuh sekali. Baru pertama kali ke kota, ya?”

Xiao Feng tersenyum kaku. “Heh, ketahuan, ya.”

Gadis itu tertawa kecil, polos. “Namaku Ling’er. Kalau kau mau masuk kota, hati-hati. Ada banyak orang jahat yang suka memanfaatkan pendatang baru.”

Ucapan itu membuat Xiao Feng teringat kata-kata gurunya. Ia menatap gadis itu dalam-dalam, lalu mengangguk. “Terima kasih atas peringatannya. Aku akan berhati-hati.”

Malam itu, Xiao Feng berhasil masuk ke kota kecil yang bernama Hongya. Suasana ramai—lampion-lampion tergantung di sepanjang jalan, pedagang masih berteriak menawarkan makanan, minuman, dan peralatan.

Bagi Xiao Feng, semuanya terasa asing tapi menakjubkan. Bau daging panggang memenuhi hidungnya, suara musik dari pengamen terdengar, dan cahaya lampu membuat suasana jauh berbeda dari desa.

Namun, kantong peraknya tipis. Ia hanya bisa membeli semangkuk bubur sederhana. Sambil makan di pinggir jalan, ia menatap keramaian dengan mata penuh rasa ingin tahu.

“Dunia ini… jauh lebih besar dari yang kubayangkan. Dan aku… hanya setetes kecil di dalamnya.”

Sementara Xiao Feng mencoba menikmati malam pertamanya, dua pria berpakaian hitam tadi masuk ke kota dengan langkah tenang. Mereka duduk di kedai teh, mengawasi dari kejauhan.

“Dia tidak tahu sama sekali kalau sedang diawasi.”

“Bagus. Biarkan dia merasa aman. Saat waktunya tiba, kita akan mengambil batu giok itu… dan mungkin, nyawanya.”

Mereka tersenyum dingin, menunggu dengan sabar.

Di kamar penginapan kecil yang ia sewa dengan sisa perak, Xiao Feng duduk di ranjang kayu keras, batu giok tergantung di lehernya. Ia memandanginya lama.

“Ayah… Ibu… Guru… aku sudah di sini. Dunia luar memang luas dan menakutkan, tapi aku tidak akan menyerah. Jika aku runtuh di sini, maka semua perjuangan kalian sia-sia. Aku harus maju. Aku harus menjadi kuat.”

Tangannya mengepal, api kecil di dalam tubuhnya berdenyut, seakan menjawab tekad barunya.

Di luar jendela, lampion kota bergoyang diterpa angin malam, sementara di kejauhan, bayangan dua pria misterius masih mengintai.

1
Nanik S
Lanjutkan dan Gas Poool
Nanik S
Warisan Darah... apakah Xiao Feng bisa menyelamatkan Ling er
Nanik S
Lanjutkan
Nanik S
Bikin cerita lebih hidup Tor
Nanik S
GO Liang ternyata punya niat jahat
Nanik S
Benarkah Ling er bukan manusia
Nanik S
siapa sebenarnya Ling er
Nanik S
Cengeng sekali Lin er
Nanik S
Gagal membuat pil pertama 🤣🤣🤣
Nanik S
Kapan selesai petirnya
Nanik S
Lanjutkan
Nanik S
Harusnya Mcnya Masuk Gua sendiri
Nanik S
Ceritanya kurang hidup dan hanya berkutat didesa saja
Nanik S
Oewaris Naga...
Nanik S
Ling er harusnya tdk mengekor... biar tidak jadi sasaran
Nanik S
Harusnya Xiao Feng secepatnya pergi dari penginapan
Nanik S
Maaantaaap
Nanik S
kenapa Shen Lao tidak membawa Xiao Feng pergi
Nanik S
NEXT
Nanik S
Orang2 sekte tidak malu mengeroyok anak kevil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!