NovelToon NovelToon
Perjodohan Tidak Sesuai Naskah

Perjodohan Tidak Sesuai Naskah

Status: sedang berlangsung
Genre:Perjodohan / CEO / Crazy Rich/Konglomerat / Obsesi / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:806
Nilai: 5
Nama Author: Romanova

Yue menerima perjodohan itu dengan satu kata singkat. "Ya."

Bukan karena cinta, jauh dari itu. Dia hanya berpikir hidupnya akan seperti kisah di film atau novel yang sering dia tonton, klasik, klise, dan penuh drama. Seorang pria kaya raya yang dingin dan tak acuh, yang diam-diam mencintai wanita lain, dan hanya menikah karena tekanan keluarga. Lalu Yue akan menjalani hidup sebagai istri formal, tidak dicintai, tapi tetap hidup mewah. Simple.

Satu-satunya alasan Yue setuju hanyalah karena satu kata sakral, UANG. Dia realistis, bukan romantis. Tapi yang terjadi, sungguh berbeda.

Pria itu, Raymon Sanchez tidak sesuai skrip. Sejak hari pertama mereka bertemu, bukan tatapan datar yang dia terima, melainkan pandangan tajam seolah dia adalah teka-teki yang ingin dia pecahkan. Bukan sikap acuh, tapi perhatian yang menusuk hingga ke tulang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Romanova, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

10. Menikah Hah?

Dua minggu kemudian, seperti yang Raymon bilang, mereka benar-benar menikah.

Yue berdiri di altar dengan gaun putih elegan rancangan desainer terkenal, dikelilingi dekorasi bunga-bunga eksotis yang bahkan tak bisa dia sebutkan namanya.

Aula pernikahan itu begitu mewah, berkilau dengan lampu gantung kristal dan orkestra live yang memainkan musik klasik pelan. Tapi dari semua kemewahan itu, hanya satu hal yang mengganggu pikirannya.

Dia melongo.

Secara harfiah.

Tatapannya kosong menatap pria tampan di hadapannya. Raymon Sanchez, suaminya sekarang dengan setelan hitam khas mafia dan senyum kecil yang ya ampun, menyeramkan sekaligus memikat dalam satu waktu.

"Apa-apaan ini!? Ini gila benar-benar gila, seharusnya pria ini punya kekasih rahasia, dan astaga! Aku seharusnya tidak bilang ya saat perjodohan itu!"

Saat pendeta mengatakan.

"Dengan ini kalian resmi menjadi suami istri."

Yue bahkan tidak sempat menjawab "I do" Raymon lah yang menjawab cepat dan langsung mencium keningnya di depan semua orang.

Kilatan kamera menyala dari segala arah, para tamu tepuk tangan, dan orkestra memainkan nada penuh kemenangan.

Yue masih melongo, sambil dibisik oleh pria di sampingnya.

"Terlambat menyesal, sayang. Kau milikku sekarang."

Nada suaranya rendah, lembut dan gila. Yue cuma bisa menelan ludah dan tersenyum canggung ke para tamu.

Ini bukan adegan drama, ini hidup. Dan hidupnya sekarang adalah istri dari pria kaya, tampan, gila, dan terlalu mendominasi bernama Raymon Sanchez.

Setelah acara pernikahan yang megah dan terasa seperti mimpi buruk maupun mimpi indah yang berjalan bersamaan, Yue resmi menjadi Nyonya Sanchez, gelar yang masih terasa asing bahkan ketika semua orang memanggilnya begitu.

Sore itu, setelah gaun pengantin ditanggalkan dan make up mulai luntur, Yue dibawa ke sebuah penthous mewah di pusat kota.

Gedungnya menjulang tinggi, dan lift pribadi yang membawa mereka langsung ke lantai tertinggi seolah membisikkan satu hal, inilah dunia yang tak semua orang bisa masuki.

Pintu terbuka dengan bunyi klik, dan pemandangan yang menyambut Yue membuat napasnya tercekat.

Interior modern bernuansa hitam-putih, langit-langit tinggi, jendela kaca besar yang menampilkan panorama kota yang berkilau oleh lampu-lampu malam.

"Ini... tempat tinggalmu?" tanyanya, meski sudah bisa menebak jawabannya.

Raymon hanya meliriknya sekilas sambil melepas jasnya.

"Tempat tinggal kita mulai hari ini."

Yue berdiri kaku di dekat pintu, sepatu haknya sudah dilepas, tapi tubuhnya tetap tegang.

Sofa di tengah ruangan tampak terlalu mahal untuk diduduki dengan sembarangan, ya meskipun dia juga kaya tapi pria ini lebih-lebih kaya daripada dia!

Bahkan aroma ruangan ini seperti milik pria yang misterius dan berbahaya, maskulin, dingin, dan mahal.

"Aku tidak bisa tidur di tempat seperti ini, rasanya seperti mau diaudit setiap gerakan." gumam Yue sambil menatap chandelier kristal di langit-langit.

Padahal hanya alasan, karena apartemen miliknya juga tak kalah mewahnya. Dia takut loh, tidur berdua, dengan seorang pria. Ha!

Raymon tersenyum tipis dari dapur terbuka, sambil menuang segelas anggur.

"Kau akan terbiasa. Semua fasilitas di sini milikmu juga, termasuk kamarku."

Yue nyaris tersedak udara. "Eh?"

Raymon berjalan mendekat dan meletakkan gelas anggur di meja kecil di sebelahnya.

"Kita sudah menikah, tentu saja kau tidur bersamaku."

Yue mundur satu langkah. "Apa tak ada kamar tamu?" tanyanya.

Raymon mengangkat alis. "Ada, tapi kosong."

Yue mendecak pelan dan menatap ke arah jendela. Malam itu langit tampak kelabu, seperti hatinya yang masih bingung antara mau kabur, pasrah, atau bertahan dan menikmati kemewahan ini sambil tetap waspada.

Karena satu hal yang Yue tahu pasti, pria itu bukan suami biasa.

Yue berdiri membeku di tengah ruangan penthous itu, memeluk lengannya sendiri, sementara pikirannya berputar cepat seperti pusaran badai.

"Haduh... apa yang harus aku lakukan sekarang!" gumamnya pelan.

Dia melirik ke arah kamar tidur utama, pintu terbuka sedikit, cukup untuk membuat imajinasinya berlari liar.

Tempat tidur besar dengan sprei navy, bersih dan lampu temaram seolah memanggil-manggil, tapi bukan dalam cara yang menenangkan.

"Bagaimana kalau, pria itu minta jatah malam pertama?" batinnya panik.

Wajah Yue memerah sendiri membayangkan semua skenario yang biasa dia baca di novel, sang pengantin pria yang memeluk dari belakang, membisikkan sesuatu di telinga, menuntut haknya sebagai suami.

Yue menggeleng keras-keras.

"Tidak! Tidak! Ini bukan novel, ini nyata!" bisiknya sambil bolak-balik di depan sofa.

Tiba-tiba langkah kaki terdengar mendekat dari balik lorong. Yue sontak lompat ke belakang sofa, wajahnya panik.

Raymon muncul, sudah mengenakan baju tidur satin berwarna hitam. Santai, dan wangi parfum mahalnya memenuhi udara.

"Apa kau sudah siap tidur?" tanyanya sambil menyandarkan tubuh di tembok dekat pintu kamar.

Yue menegang. "Aku, aku mau mandi dulu!" jawabnya cepat.

Dia langsung lari ke kamar mandi tanpa menunggu jawaban. Di dalam kamar mandi, Yue menatap pantulan dirinya yang kacau di cermin.

"Aku butuh strategi. Kalau dia mendekat, aku pura-pura ketiduran. Kalau dia maksa, aku pura-pura sakit. Kalau dia tetap nekat, Yue menatap sikat gigi di tangannya.

"Kupukul pakai ini!"

Tapi jauh di dalam hatinya, ada bagian kecil dari dirinya yang berkata pelan.

"Kalau dia cium aku, gimana?"

"Kalau ternyata lembut, gimana?"

Yue menutup wajahnya dengan tangan.

"GILA!"

Satu hal yang pasti, malam ini tidak akan seperti malam biasa.

Karena apapun yang terjadi, Yue tahu dia sudah terjebak dalam hidup seorang Raymon, pria yang tidak tahu artinya biasa-biasa saja.

Raymon berdiri diam, bersandar ringan di dinding dekat kamar mandi.

Tatapannya lekat ke arah pintu yang tertutup, samar-samar dia bisa mendengar suara gemericik air, dan senyum miring muncul di wajahnya tenang, penuh percaya diri, dan sedikit berbahaya.

Dengan gerakan pelan, dia meletakkan segelas jus jeruk dingin di atas nakas di samping tempat tidur. Embun masih mengalir di sisi gelas, menciptakan lingkaran kecil di permukaan kayu.

Lalu dia duduk di sisi ranjang, menyilangkan kaki sambil menyandarkan tubuh ke belakang, seperti seseorang yang sudah tahu dirinya menang.

"Yue Lanhart." gumamnya pelan, penuh nada hiburan. "Kau lucu sekali saat ketakutan, sayang."

Dia menatap ke arah kamar mandi lagi, alisnya terangkat sedikit. Raymon tersenyum lebih lebar, kali ini dengan sorot mata yang mengandung rencana.

"Sayangku kau terlalu imut untuk aku lewatkan malam ini."

Tangannya mengambil remote dan menyalakan musik jazz pelan yang memenuhi ruangan dengan suasana hangat namun menggoda.

Yue berdiri di dalam kamar mandi, menatap handuk yang melilit tubuhnya dengan ekspresi datar dan sedikit panik.

"Sial." gumamnya pelan, menatap ke arah pintu.

"Aku lupa bawa jubah mandi."

Air masih menetes dari ujung rambutnya, kulitnya masih hangat akibat uap dari air hangat yang baru saja dia gunakan. Tapi sekarang, bukan suhu tubuhnya yang membuat wajahnya memerah.

Melainkan kenyataan bahwa, satu-satunya hal yang menghalanginya dari kehancuran martabat hanyalah selembar handuk. Dan lebih buruk lagi, Raymon ada di luar.

Dia terdiam sesaat, mempertimbangkan dua pilihan.

Memanggil Raymon untuk meminta tolong mengambilkan jubahnya atau membungkus diri sebisa mungkin lalu berlari keluar dengan kecepatan kilat, berdoa tidak bertabrakan dengannya.

Yue menatap gagang pintu.

"Oke... rencana kedua."

Namun saat dia hendak membuka pintu, suara langkah kaki terdengar mendekat.

"Yue." suara berat Raymon terdengar. "Kau butuh bantuan?"

Mata Yue membelalak.

"Jangan dekat-dekat, Raymon! Aku bersenjata!"

Dari balik pintu, terdengar tawa pelan pria itu.

"Dengan apa? Shower puff?"

Yue menggigit bibir, menahan malu dan amarah.

"Tuhan... ambil aku saja sekarang."

Dari balik pintu, suara Raymon terdengar begitu tenang dan dalam, membuat jantung Yue berdetak tak karuan.

"Aku hanya mengantarkan jubah mandimu, sayang."

Yue menatap pintu dengan curiga. Kata sayang itu kenapa terdengar seperti peringatan? Atau mungkin ancaman? Atau yang paling parah godaan yang disengaja?

"Letakkan saja di depan pintu." serunya dengan suara yang dia harap terdengar tegas, tapi malah terdengar seperti kucing basah.

Raymon tidak menjawab. Tapi suara gesekan kain halus terdengar, seperti sesuatu diletakkan perlahan di atas kenop pintu.

"Sudah kuletakkan. Tapi kalau kau tidak mengambilnya dalam tiga detik, mungkin aku yang akan membawanya langsung masuk."

Yue mencengkeram handuknya lebih erat.

"Jangan bercanda, Raymon!"

"Satu."

"Astaga, pria ini serius!" gumam Yue panik.

"Dua."

Dengan kecepatan luar biasa, Yue membuka pintu sedikit, mengulurkan tangan dan menarik jubah mandi itu secepat kilat, lalu menutup pintunya kembali dengan bunyi "duk!" keras.

Sunyi, lalu tawa pelan pria itu terdengar di balik pintu.

"Lucu sekali, istriku."

"Sialan." bisik Yue sambil mengenakan jubah mandinya, pipinya merah padam.

"Ini pasti masuk skenario film dewasa yang terselubung!" lanjutnya.

Tbc

1
Syaquilla Mbull
author aku suka
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!