NovelToon NovelToon
Cinta Di Kehidupan Berikutnya

Cinta Di Kehidupan Berikutnya

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / TimeTravel / Perjodohan / Balas Dendam / Mengubah Takdir / Rebirth For Love
Popularitas:9.6k
Nilai: 5
Nama Author: Nopani Dwi Ari

“Tuhan, bila masih ada kehidupan setelah kematian, aku hanya ingin satu hal: kesempatan kedua untuk mencintainya dengan benar, tanpa mengulang kesalahan yang sama...."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nopani Dwi Ari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab.33

Keesokan paginya, aroma masakan tercium memenuhi ruang makan. Daisy yang baru saja turun sambil menggendong Vio mengerutkan kening, karena biasanya Bi Minah sudah sibuk di dapur sejak subuh. Namun kali ini, yang berdiri di depan kompor justru Mia dengan celemek terikat di pinggang, wajahnya terlihat tenang seolah memang sudah terbiasa.

“Selamat pagi, Nona Daisy,” sapa Mia ramah sambil menoleh sekilas, lalu kembali menumis sayuran di wajan.

“Aku pikir, nggak ada salahnya bantu-bantu. Toh aku sudah pernah kerja di restoran.”

Daisy hanya menatapnya dingin, lalu duduk tanpa menanggapi lebih jauh.

Tak lama kemudian, Jasmin turun dari tangga. Aroma masakan itu langsung membuatnya menoleh penasaran.

“Wah, harum sekali. Bi Minah, kamu masak apa?”

Bi Minah yang juga sedang menyiapkan buah di meja menggeleng cepat. “Bukan saya, Nyonya. Itu,  Mia yang masak.”

“Mia?” Jasmin menghampiri dapur, menatap sekilas pada perempuan yang tersenyum sopan. “Coba sini, masakan apa ini?”

“Sayur asem sama ayam goreng, Nyonya. Resep sederhana, tapi semoga cocok di lidah,” jawab Mia penuh percaya diri.

Jasmin mengambil sedikit kuah dengan sendok, meniup pelan, lalu mencicipinya. Sesaat wajahnya terlihat datar, kemudian berubah jadi puas.

“Hmm… enak sekali. Pas banget rasanya. Kamu belajar dari mana?”

“Dulu waktu kuliah, saya sambil kerja paruh waktu di restoran, Nyonya,” balas Mia sambil menunduk, pura-pura malu. Daisy yang mendengar hanya memutar bola mata dengan malas.

Kuliah? Memang dia kuliah? batinnya sinis, sambil memperhatikan interaksi Ibunya dengan Mia.

Jasmin menepuk tangan Bi Minah pelan.

“Kalau masakannya begini, sayang kalau cuma jadi tamu. Lebih baik bantu-bantu di sini saja. Bukankah begitu, Minah?”

Bi Minah sempat melirik Daisy, lalu mengangguk pelan. “Iya, Nyonya…”

Daisy hanya diam, tapi jari-jarinya mengepal di pangkuan. Ia bisa melihat jelas kilatan kemenangan di mata Mia, meski perempuan itu pura-pura menunduk manis.

Mia tersenyum samar dalam hati. Langkah pertama berhasil.

Tak lama, Niklas dan Damian turun. Mereka sudah rapi dengan jas kerja masing-masing. Mia sempat terpana, bukan pada Damian, melainkan pada Niklas. Walau usianya sudah menginjak kepala empat, Niklas tetap terlihat karismatik—hampir sepadan dengan Damian.

“Kerja yang benar, fokus,” sindir Daisy dingin. Mia tertunduk cepat, langsung kembali ke masakan, pura-pura patuh.

Jasmin duduk di sisi Daisy dan langsung menyapa Vio yang sedang digendong Tyas.

“Damian, ingat janjimu,” kata Daisy tiba-tiba.

“Janji apa?” tanya Niklas heran.

“Itu, Dad. Untuk memulangkan Mia. Kemarin aku gak sengaja menabraknya,” jelas Damian.

Niklas mengangguk, tapi sebelum sempat bicara, Jasmin menyela, “Kenapa harus dipulangkan? Kerja saja di sini. Masakan Mia enak, loh!”

“Mom, aku gak setuju. Kita belum tahu siapa dia, dan asal usulnya,” potong Daisy dengan tatapan sinis pada Mia.

“Sudah, itu urusan nanti. Yang penting sekarang kita gak harus repot mencari pembantu baru,” tegas Jasmin, suaranya sulit dibantah.

“Daddy…” rengek Daisy, berharap dukungan dari Niklas.

Niklas hanya menghela napas panjang. “Huh! Daddy ikut kata Mommy-mu, Daisy.”

Damian menunduk, tak berani membantah. Diam-diam ia melirik istrinya yang menatap tajam padanya. Kenapa Daisy? Dia begitu waspada pada Mia…

Daisy memilih diam. Ia menyantap sarapan sederhana: roti dengan selai cokelat. Ia tak sudi menyentuh masakan Mia.

Di kehidupan lalu, kau meracuni makananku. Kau buat organ tubuhku mati perlahan. Namun, sebelum itu terjadi, kau dan Andreas mempercepat kematianku… gumamnya dalam hati, penuh dendam.

*

*

Sementara itu, di kediaman keluarga Sakti, meja makan pagi itu tak jauh berbeda: penuh ketegangan, tapi bukan karena orang baru—melainkan karena kebutuhan yang tak terpenuhi.

“Kalau siang ini gak ada, aku bisa dikeluarkan, Pa…” lirih Elena, menatap ayahnya dengan cemas.

“Papa akan usahakan. Kamu tenang, ya,” balas Sakti, suaranya pelan tapi sarat tekanan.

Brak! Fahri membanting sendok ke meja. “Dari kemarin sabar, sabar, sabar! Tapi uangnya gak pernah ada.” Pemuda itu bangkit dengan kasar dan meninggalkan meja makan.

Dia sudah lelah terus ditagih bagian TU sekolah.

“Mas…” panggil Laras ragu.

“Ada apa lagi?” tanya Sakti, jelas kesal.

“I-it… temanku nagih uang arisan emas,” cicit Laras dengan suara takut.

“Bisa gak kamu jual aja? Bayar arisan itu, sisanya buat sekolah anak-anak.”

“Enggak! Gak bisa, enak aja. Itu semua punya aku,” sahut Laras ketus. Ia berdiri dan langsung berlalu ke kamar, meninggalkan Sakti yang terdiam pasrah.

Sakti hanya bisa menghela napas panjang. Elena menunduk, menahan kecewa. Ia tahu betul perhiasan ibunya banyak, tapi tak ada satu gram pun yang rela dikeluarkan untuk kebutuhan rumah.

“Aku pergi,” pamit Elena pelan.

Sakti menatap punggung anak gadisnya. Seketika pikirannya melayang pada masa lalu, saat masih bersama Amora, mantan istrinya. Dulu, ia selalu pulang membawa mainan atau makanan untuk anak dan istrinya. Jabatan di kantor pun terus naik dengan cepat.

Namun, setelah dekat dengan Laras—office girl di perusahaan—semuanya berubah. Kariernya melorot, kinerjanya menurun, hingga akhirnya diturunkan jadi karyawan biasa. Itu semua terjadi tepat ketika Fahri lahir.

“Amora…” bisiknya lirih, penuh penyesalan.

Sakti berdiri mematung di depan rumah yang dulu pernah ia banggakan. Rumah yang dulu ia beli dengan jerih payah, namun kini sudah menjadi milik sah mantan istrinya. Ada sesak di dada, tapi ia memberanikan diri untuk mengangkat tangan, hendak mengetuk pintu.

Belum sempat jemarinya menyentuh kayu, pintu itu terbuka dari dalam. Sosok yang sangat ia kenal berdiri di sana.

“Kamu…” suara Amora tercekat. Jantungnya berdegup kencang, seolah puluhan tahun lalu kembali hadir dalam sekejap. Luka lama yang belum pernah benar-benar sembuh menusuk lagi.

“Amora…” ucap Sakti pelan, matanya tak lepas menatap wajah mantan istrinya yang masih terlihat cantik, bahkan lebih anggun dari terakhir kali ia melihatnya.

“Mau apa kamu ke sini?” tanya Amora dengan nada dingin bercampur marah.

Sakti membuka mulut, “Amora, aku—”

“Pergi!” suara tajam memotong kalimatnya.

Ivana muncul tiba-tiba, berdiri di samping ibunya dengan tatapan penuh bara.

“Ivana, Nak…” lirih Sakti.

“Mau apa kamu datang? Gak puas sudah menghancurkan hidup aku, sekarang mau ganggu Mama juga?” Ivana membentak tanpa ragu.

“Bukan begitu, Papa hanya ingin—”

“Ingin apa?” potong Ivana sinis. Ia mengeluarkan beberapa lembar uang dari dompetnya, lalu melemparkannya ke arah Sakti. “Ini kan yang kamu mau? Ambil saja! Setelah itu, pergi dari sini.”

Sakti memejamkan mata, hatinya tercekat. Sementara Amora terkejut melihat reaksi putrinya.

“Ivana, jangan, Sayang…” Amora mencoba menenangkan, memegang tangan anaknya.

“Tapi ini kenyataannya, Ma!” Ivana hampir berteriak. Suaranya melengking, membuat beberapa tetangga mulai melongok dari balik pagar. “Papa itu bukan ayah buat aku! Papa cuma orang asing yang datang dan bikin Mama menderita!”

“Cukup, Ivana…” Amora menarik putrinya ke pelukan, tapi tubuh Ivana masih bergetar penuh emosi.

Sakti berdiri terpaku. Tatapan Ivana yang tajam, penuh kebencian, menusuk hatinya lebih dalam daripada seribu kata hinaan. Bibirnya bergetar, tapi tak ada suara yang keluar.

Dengan langkah gontai, ia menunduk, menatap uang yang berserakan di tanah. Ada perih yang begitu dalam—lebih menyakitkan daripada kegagalan hidupnya sendiri.

Bersambung ....

1
Epi Widayanti
/Kiss/😍😍😍
Epi Widayanti
😍😍😍😍
Susma Wati
kasihan ivana, luka bathinnya harus ada yang mengobati, , karena anak broken home ulah ayahnya yang terjerat perselingkuhan, membuat anak sendiri menjadi korban nya, ivana isa kah kah bertemu seseorang yang bisa membuat ivana sadar akan obsesi nya terhadap damian, andreas sudah ketemu tuh calon pawangnya si bella
Mochi 🐣
lanjut
Susma Wati
si laras pelakor gak tahu diri mau meres ivana
Epi Widayanti
hempaskan ulat bulu itu Daisy
Epi Widayanti
/Heart//Heart//Heart/
Asa Asa
belom pernah hidup serumah sama mertua
Susma Wati
ivana terlalu terobsesi pada damian yang menghancurkan dirinya sendiri, akibat dari perbuatan ayahnya yang lebih pergi dengan pelakor, da si pelakor dengan tidak tahu diri ingin memeras ivana
Epi Widayanti
Lanjut 👍👍
Epi Widayanti
lanjut
Epi Widayanti
Lanjut, makin kepanasan tuh si Ivana /Joyful/
Nix Ajh
eh Andrean mokondo, harusnya Daisy yang marah ini malah kebalik, kamu yang marah
Asa Asa
jahat banget
Margaretha Indrayani
apa ya maksud daisy menerima elena kerja?
Nix Ajh
selalu ada kesempatan kedua, bahagia buat Damian, Daisy, dan Vio
Mochi 🐣
Kepedean
Susma Wati
banyak yang kayak ibu diana,
AriNovani
Komen guyss
Epi Widayanti
suka 💓💓
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!