Tiba tiba seorang laki laki datang meminta Arumi Bunga Cantika menjadi istrinya. Sebagai balas budi karena Arumi sudah mendapatkan kornea mata dari mendiang adiknya.
Arumi menolak karena sudah memiliki kekasih hati yang bernama Michael. Akan tetapi masalah timbul saat Armellya teman Arumi mengirim foto pengkhianatan Michael.
Orang tua Arumi pun menerima lamaran Ernastan Alfred Warren, kakak dari pendonor kornea mata Arumi.
Apakah Ernastan tulus mencintai Arumi atau ada motivasi lainnya? Apakah Arumi akan mendapatkan kebahagiaan dengan pernikahannya? Jika tidak bagaimana cara Arumi untuk meraih kebahagiaannya?
Yukkk guys kita ikuti kisah Arumi..🙏🙏🙏🙏🙏♥️♥️♥️♥️♥️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arias Binerkah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 10.
Tubuh Ernestan merasa lebih pa nas, akibat efek alko hol yang sudah masuk ke dalam lambungnya. Dengan cepat dia le pas jaket yang me nem pel di tu buh nya.
Dia lempar jaket kulit berwarna hitam itu dengan sembarang.
BRUUKK
Jaket itu jatuh di lantai yang dilewati oleh kaki Ernestan.
“Malam ini harus aku miliki kamu Arumi... “ ucap Ernestan dengan suara parau. Kedua tangannya kini me le pas tshirt berkerah yang masih dia pakai.
Sama perlakukan nya pada jaket tadi, kaos berkerah warna coklat muda itu juga dia lempar begitu saja dan jatuh di atas lantai.
Na fas Ernestan terus membu ru, apalagi melihat tu buh Arumi yang tergo lek di atas tempat tidur tanpa selimut, dan wajah cantik Arumi terlihat pasrah. Kedua mata Arumi terpejam rapat. Bi bir manis Arumi tampak tersenyum..
Ernestan terus melangkah dan berdiri di dekat kepala Arumi.
Jari jari Ernestan menyi bak kan anak anak rambut kepala yang sedikit menutupi wajah cantik Arumi... Tubuh Ernestan membungkuk dan dia dekat kan wajah nya pada wajah Arumi..
Na fas Ernestan terus membu ru, embusan na fas nya menyapu wajah cantik Arumi.. Bi bir manis Arumi begitu menggoda Ernestan malam ini.. Ingin dia segera me ra ub bi bir manis Arumi dengan bi bir nya.
Sedangkan Arumi yang terlelap, terbangun karena aroma alkohol yang begitu menyengat tercium di hidung nya.. Apalagi embusan na fas yang mengenai wajahnya.
Tanpa berpikir pikir secara reflek Arumi membuka kedua matanya. Dan betapa kagetnya Arumi di saat wajah Ernestan begitu dekat pada wajahnya. Bahkan bi bir Ernestan hanya berjarak beberapa mili meter saja..
Secara reflek pula kedua tangan Arumi mendorong muka Ernestan. Menjauhkan muka Ernestan itu sejauh mungkin dari wajah nya.
“Kak Ernestan mabok!” teriak Arumi sambil mendorong muka Ernestan.
“Hah! Kamu berani menampar aku ya!” ucap Ernestan sangat kesal dan kaget karena tiba tiba muka nya di dorong oleh Arumi sangat kuat. Karena ma buk dia omong asal saja mengatakan Arumi menampar dirinya, padahal hanya mendorong.
Ernestan yang sudah sangat ber naf suu itu langsung naik ke atas tempat tidur dan mengung kung tubuh Arumi yang belum sempat berdiri.
“Kamu mau alasan apa lagi Hah? Adik adik kamu yang ingin kamu ke loni, terus haid, sekarang apa lagi Hah?” ucap Ernestan sambil tersenyum menyeringai menatap wajah cantik Arumi yang kini tampak kaget dan bingung.
Arumi benar benar tidak menyangka saat masih tidur tiba tiba diserang oleh suaminya yang sedang ma buk. Baru kali ini Arumi menghadapi orang ma buk. Keluarga nya yang taat agama tidak pernah ma buk ma buk an. Bahkan Michael yang orang Eropa pun sejak menyatakan cinta nya pada Arumi tidak lagi menegak minuman beralko hol.
Wajah Ernestan kini mendekat lagi ke wajah Arumi.. Dia berusaha untuk mera up wajah itu cantik itu dengan bi bir nya.. Arumi terus menghindar dengan memalingkan wajahnya dari Ernestan.
“Tolooonngg.. toolllooong..” teriak Arumi sekuat mungkin.
“Berteriaklah kamu sekuat kuat nya. Tidak ada orang yang mendengar suara kamu!” ucap Ernestan dengan jari jarinya yang mulai sibuk berusaha membuka kan cing baju piyama Arumi.
“Seperti inikah bukti cinta kamu! Aku benci kamu!” teriak Arumi tangannya berusaha menggagalkan usaha Ernestan.
“Bukti cintaku Sayang, Aku akan memberi kamu ke nik matan dan kita menyatu.” Suara parau Ernestan, jari jarinya masih terus berusaha membuka kan cing baju piyama Arumi dan bi bir nya terus berusaha me ra up bi bir Arumi.
Kini tangan Arumi membiarkan tangan Ernestan. Akan tetapi kini tangannya mera ba ra ba kasur di tempat tidur itu.. Benar benar memori Arumi kembali ke masa kecil di saat dia mencari cari sesuatu di atas tempat tidur, di kala dia masih buta..
Tangan Arumi hanya mendapatkan bantal saja. Dia tarik bantal itu.. dan dia tempel ke muka Ernestan.
“Hah apa lagi yang kamu lakukan!” suara Ernestan, kini tangan Ernestan berusaha membuang bantal itu. Akan tetapi kedua tangan Arumi lebih cepat dan lebih kuat menangkupkan kedua ujung bantal di belakang kepala Ernestan
“Aku tidak akan mele pas bantal ini, biar saja kamu mati kehabisan udara!” Teriak Arumi yang memegang dengan kuat kuat kedua ujung bantal yang menyatu di belakang kepala Ernestan.
Lutut kanan Arumi pun bergerak gerak menghantam bagian inti Ernestan.
Lama kelamaan Ernestan tidak bisa bersuara dengan jelas. Mu lut nya hanya bisa bekah bekuh.. ( bahasa jawa). Dan burung nya terasa sakit karena lutut Arumi yang terus menyerang.
Ernestan yang sudah kekurangan oksigen dan cairan karena ma buk alko hol ditambah dise kap muka nya dengan bantal oleh Arumi. Semakin merasa lemas tubuh nya..
Dan akhirnya Ernestan tumbang, tubuh nya jatuh di atas tubuh Arumi.
Jantung Arumi berdebar debar, melihat tubuh Ernestan yang sudah terasa berat jatuh di atas tubuhnya..
“Haduh bagaimana kalau dia sungguh sungguh mati.” Gumam Arumi di dalam hati. Pelan pelan dia akan membuka bantal nya..
Namun Arumi tidak jadi membuka bantal itu.
“Jangan jangan dia hanya pura pura.. setelah aku buka, dia menyerang aku lagi..” gumam Arumi di dalam hati lagi.
“Tapi kalau dia mati..” gumam Arumi lagi dan pelan pelan dia buka bantal itu...
Tampak kepala Ernestan tetap diam di samping kepala Arumi. Jantung Arumi semakin berdebar debar kencang, dia sangat takut jika Ernestan mati di tangannya..
Dia gulingkan tubuh berat Ernestan yang berada di atas tubuhnya.. Lalu cepat cepat Arumi bangkit berdiri..
Arumi dengan tangan gemetar mengambil hand phone yang ada di atas nakas..
“Aku harus menghubungi siapa dulu? Sopir? Pelayan atau rumah sakit?” gumam Arumi karena begitu panik nya, khawatir dia sudah membu nuh Ernestan sampai bingung siapa dulu yang harus dia hubungi.
Dan tanpa sadar justru Arumi menghubungi kontak nama Chynthia.. Hati Arumi sedikit lega karena hand phone milik Chynthia masih aktif.
“Sudah tidur apa ya?” gumam Arumi karena tidak ada respon dari Chynthia.
Arumi mengulangi lagi panggilannya .. Dan sesaat kemudian..
“Hallo Mbak Arumi, ada apa, Chynthia sudah tidur?” Suara Bu Supri di balik hand phone milik Arumi.
“Bu Supri cepat ke sini. Kak Ernestan tadi ma buk, mau memaksa aku terus aku se kap dengan bantal dia malah .. tak tahu itu Bu dia pingsan apa mati.. cepat Bu Supri ke sini dan suruh pak sopir mengantar ke rumah sakit sekarang juga.. aku takut kalau dia mati Bu..” ucap Arumi dengan suara gemetar karena panik dan sangat takut jika dia sudah membu nuh suaminya.
“We lah da lah...” suara Bu Supri dan sambung panggilan suara pun berakhir.
Tidak lama kemudian terdengar suara banyak langkah kaki menaiki anak tangga menuju ke lantai dua.. Dan sesaat kemudian..
TOK
TOK
TOK
Suara ketukan pintu kamar terdengar bertubi tubi. Arumi yang masih gemetar pun cepat cepat melangkah menuju ke pintu..
Dan saat pintu di buka..
Jhon & Armeliya selamat atas di tangkapnya kalian berdua... Nikmatilah hadiah buat kalian menginap di 🏨 prodeo gratis buat kalian