Cinta masa kecil yang tiba tiba menjadi calon pengantin karena harus menjadi pengantin pengganti menguak beberapa fakta yang tersembunyi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NisaJm, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 4
Pagi pun tiba, Jenna yang baru saja terbangun dari tidur nya kini mulai membuka gorden di kamarnya, wanita itu membuka jendela lalu menatap ke arah matahari pagi ini, namun saat melihat kebawah seketika matanya terasa jernih.
Bagaimana tidak? Pemandangan dibawah tak lebih indah dari mimpinya kemarin malam, terlihat dibawah sana Zavey sedang olahraga tipis tipis menggunakan celana selutut dan kaos yang membentuk tubuh kekarnya.
“Wah bisa gila aku lama lama.”
Gumam Jenna tersenyum senang melihat pemandangan itu hingga tiba tiba Zavey menoleh ke arahnya membuat nya segera menunduk bersembunyi namun sial, kepalanya justru membentur meja.
“Akkhhh!!”
Pekik nya lalu sontak menutup mulutnya dengan telapak tangan nya, takut jika Zavey bisa mendengar suara nya nanti, setelah beberapa saat Jenna kembali mencoba mengintip keluar jendela namun Zavey sudah menghilang dari pandangan.
Jenna kemudian bercermin menatap wajahnya, keningnya membiru akibat terbentur meja dan jangan tanya bagaimana rasanya, tentu saja sakit, tak menghiraukan hal itu secara berlebihan, Jenna pun memilih untuk segera mandi lalu sarapan.
Sedangkan Zavey yang baru saja selesai olahraga pagi kini baru melewati Jenna, namun pria itu kemudian berhenti di depan kamar Jenna, ia mendekatkan telinga nya ke pintu berusaha untuk mendengarkan sesuatu dari dalam.
“Apa dia belum bangun?”
Gumam nya, Zavey kemudian segera melangkah menuju kamarnya, ia juga ingin membersihkan tubuhnya yang penuh dengan keringat.
Sedangkan di kediaman orang tua Jenna, Livy sedang memarahi beberapa orang yang ia kerjakan untuk mencari keberadaan Lysandra, namun merek belum juga menemukan informasi tentang Lysandra.
“Apa mencari keberadaan seseorang saja sulit bagi kalian?!!”
Pekik Livy kesal, Thomas yang bersiap siap akan berangkat ke kantor pun hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat sikap istrinya itu, jujur saja Thomas tak begitu khawatir, selain Lysandra itu pintar, Thomas juga tidak memblokir ATM yang ia berikan jadi Lysandra tentu akan baik baik saja.
Dan ia juga tidak masalah jika Jenna yang menjadi istri Zavey selama orang tua Zavey juga tidak mempermasalah kan hal itu lantaran perjodohan ini hanya untuk mempererat hubungan dua keluarga yang sudah lama terjalin.
“Mau kemana ma?”
Tanya Thomas begitu melihat istrinya melangkah keluar rumah, Livy menghentikan langkahnya lalu berbalik menatap suaminya.
“Kerumah Zavey.”
Ucapnya singkat lalu segera masui ke dalam mobil.
Sedangkan Jenna yang baru saja keluar dari kamar mandi meraih ponselnya yang sejak tadi terus saja berdering, matanya membulat begitu melihat balasan pesan dari Lysandra.
“Kakak tidak mau kembali, Kakak sudah bahagia disini bersama pacar kakak, dan kau juga harus bahagia dengan Zavey, jangan pernah hubungi kakak lagi jika mama tau maka kau akan dimarahi lagi.”
Isi pesan dari Lysandra yang membuat Jenna semakin bingung, Jenna mencoba menghubungi Lysandra namun sayang ponselnya sudah tidak bisa dihubungi, tak lama terdengar ketukan pintu membuat Jenna terkejut.
“Nona, ada mama nona datang ingin menemui nona.”
Ucap Surti, mendengar itu tentu saja Jenna terkejut, kenapa tiba tiba mamanya datang? Apa mamanya tau jika Lysandra menghubungi nya? Tapi bagaimana mungkin? Apa ponsel nya di sadap?
Jenna pun segera turun kebawah untuk menemui mamanya lantaran tak ingin membuat mamanya mengamuk jika telat semenit pun, terihat mamanya kini tengah duduk di sofa dengan kaki menyilang membuat Jenna merasa gugup.
“Ma?”
Gumam Jenna membuat Livy menoleh, Seperti biasa Livy menatap tajam Jenna dari ujung rambut sampai ujung kaki lalu menghampiri Jenna yang masih berdiri di anak tangga terakhir.
Livy kemudian memeriksa leher, bahu hingga wajah Jenna membuat Jenna merasa bingung dengan apa yang mamanya lakukan padanya.
“Kau tidak macam macam dengan Zavey kan?”
Tanya Livy, Jenna pun sontak menggelengkaj kepalanya lantaran memang tidak terjadi apa apa dengan nya dan Zavey, melihat jawaban Jenna, Livy pun percaya lantaran Jenna tidak mungkin berani berbohong dengan nya.
“Kau sudah menghubungi kakakmu? Apa kau dapat kabar darinya?”
Jenna terkejut mendengar pertanyaan sang mama, berarti mamanya tidak menyadap ponselnya kan? Dan tidak tahu jika Lysandra baru saja membalas pesan nya, Jenna kemudian menggelengkan kepalanya dan lagi lagi Livy percaya dengan jawaban Jenna.
“Dimana Zavey? Mama ingin bicara.”
Tanya Livy.
“Zavey dikamarnya.”
Jawab Jenna singkat hingga tak lama Zavey benar benar keluar dari kamarnya dengan pakaian rapi.
Melihat Zavey tentu saja Livy langsung mengubah raut waiahnya, wanita itu tersenyum lebar menghampiri Zavey yang baru saja turun tangga.
“Selamat pagi menantu mama,”
Ucapnya memeluk Zavey, Zavey hanya tersenyum lalu membalas sapaan mama mertuanya itu.
“Mama mau bertemu Jenna?”
Tanya Zavey, namun Livy menggelengkan kepalanya.
“Mama mau bertemu kamu, mama mau minta tolong untuk mencari keberadaan istri kamu yaitu Lysandra, kamu pasti punya banyak koneksi untuk menemukan nya bukan?”
Jelas Livy, Zavey hanya tersenyum tipis lalu menatap Jenna yang menunduk.
“Kamu masih belum siap?”
Tanya Zavey tiba tiba pada Jenna membuat Jenna kebingungan.
“Hmm?”
“Bukan kah hari ini kita akan pergi?”
Ucap Zavey seraya menaikkan kedua alisnya, matanya kemudian melirik ke samping dimana Livy berada membuat Jenna seketika mengerti.
“Ah iya, aku sudah mau siap siap tapi bik Surti bilang mama datang jadi…. Aku akan bersiap siap.”
Ucap Jenna dan hanya dibalas anggukan kepala oleh Zavey, sedangkan Jenna segera berlari menuju kamarnya tanpa menoleh ke mamanya sama sekali.
“Kalian mau kemana Zavey? Mau kerumah orang tuamu ya? Mama boleh ikut kan? Kebetulan mama juga mau ke sana.”
Ucap Livy sebenar nya tak ingin jika Zavey dan Jenna berdua.
“Mama mau kerumah mama dan papa?”
Tanya Zavey, Livy sontak menganggukkan kepala.
“Silahkan, tapi Zavey dan Jenna mau pergi ke tempat lain.”
Ucap Zavey tentu saja merubah raut wajah Livy.
“Kemana nak?”
Tanya Livy masih berusaha untuk mengetahui kemana Zavey dan Jenna akan pergi.
“Ah tapi Zavey tidak bisa memberitahu mama.”
Tolak Zavey.
“Apa harus dengan Jenna?”
“Iya, harus dengan Jenna.”
Ucap Zavey tersenyum membuat Livy tak bisa mengatakan apapun lagi, Livy pun memilih untuk tetap disana sampai Zavey dan Jenna benar benar berangkat jadi ia bisa mengikuti kemana mereka pergi.
Tak lama Jenna pun turun, Zavey yang tak ingin membuang waktu puj segera mengajak Jenna untuk pergi, namun sebelum itu Zavey menghubungi mama nya di depan Livy untuk memberitahu jika mama mertua nya akan datang membuat Livy mau tak mau harus ke rumah besan nya.
“Ah sial!!!”
Gumam Livy begitu meihat mobil yang Zavey dan Jenna kendarai mulai melaju meninggalkannya.
Sedangkan di dalam mobil, Zavey yang sedang menyetir kini ditatap oleh Jenna yang sejak tadi ingin bertanya hanya saja takut .
“Kenapa?”
Tanya Zavey menyadari jika Jenna terus menatap nya sejak mereka berada di dalam mobil.
“Kita mau kemana?”
Akhirnya Jenna berani bertanya, namun belum sempat menjawab tiba tiba ponsel Zavey berdering.
“Iya pa?”
“Kamu mau bawa Jenna kemana?”
Tanya Jayden pada putranya itu.
“Ke tempat papa, masih bisa di huni kan?”
Ucap Zavey membuat Jenna mengerutkan keningnya, tempat papa? Apa maksudnya?